BandungBergerak.id - Antara bulan April hingga Mei, tercatat tiga kali mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa damai di Kota Bandung. Di sela kuliahnya di sejumlah kampus di Bandung, mereka turun ke jalan untuk bersikap terhadap sejumlah isu dan persitiwa terkait Papua, pulau di timur Indonesia yang selalu bergejolak.

Pada 7 April 2021, mahasiswa Papua di Bandung menuntut hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat West Papua. Tuntutan tersebut ditulis pada spanduk dan poster yang dibentangkan di halaman Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung.

Berikutnya, 1 Mei 2021, mahasiswa Papua yang kuliah di Bandung kembali menyampaikan aspirasinya. Kali ini, seorang mahasiswa Papua memakai pakaian tradisional koteka. Dia bergabung bersama puluhan mahasiswa lainnya yang menggelar demonstrasi di jalanan sekitar Musium Konferensi Asia Afrika. Aksi ini menuntut kemerdekaan bagi Papua Barat.

Mereka juga memprotes penetapan tentara Organisasi Papua Merdeka sebagai teroris oleh pemerintah. Sementara sejumlah aktivis HAM menilai lebel teroris dikhawatirkan berbuntut operasi militer besar-besaran di Papua.

Sejumlah kalangan menilai penerapan HAM dan pengusutan pelanggaran HAM masa lalu di Papua akan semakin kabur.

Tanggal 1 Mei bagi warga papua menjadi titi mangsa yang dimaknai berbeda. Bagi mahasiswa Papua, 1 Mei adalah hari aneksasi NKRI mencaplok Papua Barat. Sementara pemerintah mengklaim 1 sebagai hari intergrasi Papua Barat masuk NKRI.

Mahasiswa dan warga Papua kembali turun ke jalan di Kota Bandung, 21 Mei 2021. Mereka kembali menyerukan kemerdekaan West Papua dan meminta Indonesia menarik militernya dari Papua.

Bahkan baru-baru ini, Indonesia dinilai mengalami kemunduran dalam diplomasi HAM internasional saat menolak dengan melakukan "no vote" untuk Resolusi Responsibility to Protect (R2P) and the Prevention of Genocide, War Crime, Ethnic Cleansing, and Crimes Against Humanity, menjadi agenda tahunan di Sidang Umum PBB.

Mahasiswa Papua di Bandung ke depan tampaknya masih akan terus melakukan aksi demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka, di tengah peliknya masalah di kampung halaman mereka.

Teks dan Foto: Prima Mulia

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//