Keriaan Fotografi di Kampung Braga
Di Kampung Braga, sebuah pameran foto menjelma perayaan keriaan fotografi. Seni semestinya inklusif, akrab dengan denyut keseharian warga.
Di Kampung Braga, sebuah pameran foto menjelma perayaan keriaan fotografi. Seni semestinya inklusif, akrab dengan denyut keseharian warga.
BandungBergerak.id - “Kemarin paman datang, pamanku dari desa… Dibawakannya rambutan, pisang, dan sayur-mayur segala rupa….”
Lagu "Paman Datang" yang dinyanyikan dengan penuh semangat dan kompak oleh anak-anak yang menyebut diri mereka sebagai ‘Sumur Bunga-Bunga Cinta’ segera menyedot perhatian semua orang yang datang. Iringan gitar Yuddhaswara menambah keriaan di Kampung Braga, Sabtu 4 November 2023 siang itu. Begitulah sebuah pameran foto tak biasa,, yang merupakan bagian dari perayaan Bandung Photography Month, dibuka.
Kampung Braga RW 03 merupakan venue ke-6 Bandung Photography Month 2023. Mengusung tema ‘Kembang, Asia-Afrika, dan Ruangnya’, pameran foto yang menyatu dengan denyut aktivitas warga di gang-gang kecil ini menampilkan karya kawan-kawan Glosarium, Spektrum, Raws Attack Cl Ass, dan beberapa seniman lain yang masing-masing memiliki ciri khas. Bersanding dengan karya para seniman itu, turut dipamerkan antotype karya anak-anak Kampung Braga.
Glosarium mengusung tema “Emosi Terhadap Kota” dalam karyanya. Sebuah kota atau tempat-tempat tertentu senyatanya memiliki kemampuan untuk menjadi cermin emosi setiap individu. Sementara Spektrum mengisahkan secara visual bagaimana bunga mampu menggambarkan berbagai macam bentuk emosi dan Raws Attack Cl Ass dengan tema “1 Kilo dari Cikapundung” menampilkan foto beragam lokasi di sekitar Cikapundung.
Rintik hujan yang sesekali datang dan pergi sore itu tidak mengurung rasa penasaran saya untuk pergi berkeliling kampung melihat karya-karya fotografi yang ditampilkan. Di antara sekian karya yang dipamerkan di sepanjang Kampung Braga RW 03, terdapat satu karya fotografi yang menarik perhatian saya ketika saya berkeliling.
Di sebuah gang selebar kurang dari dua meter, karya Saniyah Pertiwi (25), bagian dari Raws Attack Cl Ass, terpajang di dinding. Berjudul “Pulang Bandung”, karya foto itu menampilkan hal-hal kecil yang dulunya tidak begitu diperhatikan dan justru mulai menarik perhatian ketika dia merantau ke luar Bandung. Banyak perubahan, dan juga kehilangan, yang dirasakan Saniyah setiba kembali di Bandung: zebra cross yang mulai luntur dan gapura gang yang tampilannya tidak lagi sempurna.
Celah-celah kekosongan di jalanan itu memberikan perasaan resah tersendiri bagi Saniyah. Dalam karya fotonya, dia menambal celah-celah pada tiap-tiap objek dengan objek lainnya yang serupa dengan kondisi yang lebih baik.
“Dari yang ditempel-tempel ini maksudnya memetaforakan harapanku dari yang rusak-rusak itu,” ucap Saniyah.
Antusiasme menikmati pameran foto tak biasa ini dirasakan oleh Vira (19 tahun) dan Thiah (19 tahun). Ini kali pertama keduanya menungunjungi kegiatan yang menjadi bagian dari Bandung Photography Month 2023 yang berlangsung sejak 16 Oktober dan akan berlangsung hingga 16 November mendatang. Digelar di perkampungan warga, pameran ini unik.
Di Kampung Braga, tidak hanya keindahan fotografi yang bisa dinikmati, tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang cara emosi diungkapkan lewat karya foto. Di Kampung Braga, fotografi menjadi sebuah keriaan yang inklusif. Ia bisa diapresiasi dan didiskusikan oleh semua kalangan secara dekat, secara akrab.
*Kawan-kawan yang baik bisa membaca lebih lanjut tulisan-tulisan Fitri Amanda, atau Cerita Foto BandungBergerak.id lainnya
COMMENTS