• Foto
  • Ketika Tanah Cigombong Bergerak dan Terbelah

Ketika Tanah Cigombong Bergerak dan Terbelah

Warga di Kampung Cigombong, Kabupaten Bandung Barat mengungsi karena tanah mereka bergerak dan amblas 1-2 meter. Anak-anak sekolah pindah ke sekolah tetangga.

Fotografer Prima Mulia8 Maret 2024

BandungBergerak.idSejumlah petugas BPBD Kabupaten Bandung Barat dan staf guru SDN Babakan Talang tampak menjulang hampir 3 meter di atas sisa halaman sekolah yang amblas. Tanah ini mengalami retak memanjang seperti jurang kecil dari sekolahan sampai ke ujung jalan kampung yang putus akibat bencana alam gerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, 4 Maret 2024. Gedung kelasnya roboh semua dan hanya menyisakan sedikit sisa konstruksi beton yang masih menggantung.

Sebagian besar gedung sekolah runtuh, beberapa gedung kelas di area bagian bawah sekolah juga rusak berat, paving block di halamannya terangkat tak beraturan seperti puzzle, bak terkena gempa bumi kuat. Gedung-gedung kelas dindingnya retak dan bolong, tiang-tiang betonnya malah runtuh semua, gentingnya sudah dipereteli. Semua bahan bangunan yang masih utuh sudah diselamatkan dulu, lumayan bisa dipakai lagi jika sekolah dibangun kembali. Entah kapan.

Aktivitas belajar mengajar sempat terhenti, pihak sekolah akhirnya memindahkan kegiatan belajar dengan menumpang di MTs Nurul Ikhlas sejak sepekan terakhir. Madrasah ini masih berada di Desa Cibedug, jaraknya hanya 5 menit berkendara dari Kampung Cigombong.

"Sudah sepekan kita bersekolah di sini," kata Weni (30 tahun), kepada BandungBergerak.id.

SDN Babakan Talang dulunya satu komplek dengan MTs Nurul Ikhlas sebelum dipindahkan ke Cigombong yang gedungnya sekarang sudah runtuh. “Itu bekas bangunan SD-nya masih ada,” tambah Weni, sambil menunjuk bangunan bekas sekolah yang kini dibiarkan kosong.

Letak bekas sekolah itu berdekatan dengan talang distribusi air zaman Hindia Belanda (semacam aquaduct) yang masih berfungsi sampai sekarang. Makanya sekolah itu dinamai SDN Babakan Talang (tempat air).

Weni lantas mengajak murid-muridnya ke kelas. Ia adalah guru kelas 3 SDN Babakan Talang. Sebanyak 90 murid sekolah dasar itu bergantian belajar dengan santri madrasah. Pagi sampai tengah hari jadwal bersekolah murid SD, dan saat siang hari sampai sore jadwal santri madrasah tsanawiyah (setingkat SMP).

Gerakan tanah yang melanda Kampung Cigombong memiliki tipe terus merambat, ada yang kasat mata ada yang tidak. Tapi dampaknya setiap hari selalu berubah, mulai dari retakan yang terus memanjang dan timbulnya retakan-retakan baru.

Rumah-rumah miring, roboh, rusak berat, sampai yang konstruksinya menggantung karena permukaan tanah fondasinya amblas. Kita harus berhati-hati masuk kampung ini. Jalan kampung mengalami belahan dengan kedalaman sekitar 1 meter, lalu naik ke sisa konstruksi jalan yang sudah terlihat retak-retak cukup dalam.

Dua rumah terlihat menggantung, sebagian bangunannya hancur, halamannya sudah hilang oleh amblasan tanah. Saat menyusuri kampung suasananya seperti kampung mati. Garis polisi terlihat di beberapa akses jalan masuk, beberapa poster larangan masuk kampung juga dipasang oleh petugas di beberapa sudut.

Beberapa warga kampung masih terlihat lalu-lalang memeriksa situasi. Selain itu mereka juga mengantar para petugas BPBD dan petugas pemerintah daerah setempat melakukan pemeriksaan (assessment). Banyak rumah yang tetap utuh bangunannya tapi jalan dan halaman di sekitarnya mulai dihiasi retakan-retakan tanah. Area di Kampung Cigombong yang terdampak langsung maupun tidak langsung saat ini ditetapkan sebagai zona merah bencana tanah bergerak.

Mengungsi

Seluruh penduduk sudah diungsikan ke gedung kosong dibelakang Islamic Center Kecamatan Rongga. Jaraknya sekitar 7 menit berkendara sepeda motor dari Kampung Cigombong. "Jumlah pengungsi mungkin masih bisa berubah, karena assessment juga masih terus dilakukan," kata Dwi, petugas Tagana Kabupaten Bandung Barat di posko pengungsian.

"Per 4 Maret 2024 sampai pukul 12 siang kami mendata 167 warga desa mengungsi di Islamic Center Kecamatan Rongga,” kata Dewi.

Tak semua warga tinggal di pengungsian. Sebagian warga menumpang di rumah kerabat atau keluarga setelah BPBD Kabupaten Bandung Barat memutuskan desa terdampak bencana harus dikosongkan termasuk rumah-rumah di area yang ikut terancam bahaya pergerakan tanah.

Euis, warga Kampung Cigombong berusia 50 tahun, sedang beres-beres rumah sebelum pergi mengungsi ke Islamic Center. Tidak mungkin semua barang di rumanya dibawa ke pengungsian. Rumahnya masih utuh tanpa kerusakan tapi tanah di halamannya mulai terlihat ada retakan-retakan.

"Kalau bapak-bapaknya mah (kaum pria) berjaga di kampung di akses jalan masuk. Kan rumah-rumah sudah kosong semua, masih banyak perabotan besar yang tidak mungkin dibawa ngungsi," kata Euis.

Yayat (30 tahun), warga lainnya yang sudah dua minggu mengungsi. Rumahnya dan rumah saudaranya terkena pergerakan tanah. “Sekarang saya lihat-lihat saja kondisi rumah,” katanya. 

Menurut Yayat, sumber mata pencaharian warga hampir semuanya ada di luar kampung, entah itu pegawai atau petani. Kecuali warga yang memiliki warung di dalam kampung tentu akan berdampak.

Lain lagi cerita anak-anak SDN Babakan Talang yang sekolah dan tempat tinggalnya harus pindah ke pengungsian. Seperti cerita Qaylla, siswi SDN Babakan Talang kelas empat berusia 10 tahun, dan Api, siswa kelas tiga berusia 9 tahun. Keduanya mengaku senang tinggal di posko pengungsian.

"Enak banyak makanan dan cemilan. Kita dapat makan tiga kali pagi siang sore, suka dapat hadiah juga," kata Qaylla. Menurut Qaylla, teman-teman sekolahnya banyak yang mengungsi. “Tapi tidurnya nggak seenak di rumah.”

"Iya beneran, banyak yang suka bawa hadiah dan makanan di pengungsian, yang senang aja," timpal Api. Setelah mengganti seragam sekolahnya, Api bersama beberapa temannya menghambur keluar posko pengungsi sambil membawa bola plastik baru yang dibagikan relawan.

Warga Kampung Cigombong menerima bantuan paket sembako di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, 4 Maret 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Rekomendasi Badan Geologi

BPBD Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Bandung Barat melaporkan kejadian bencana alam gerakan tanah ini pada 21 Februari 2024. Diikuti dengan assessment ke lapangan serta penutupan kegiatan belajar di SDN Babakan Talang, menyalurkan bantuan pangan, dan pengaktifan status tanggap darurat selama 12 hari ke depan. Gerakan tanah ini menurut keterangan warga sudah mulai terlihat pada 18 Februari 2024 pascahujan lebat dalam waktu lama.

Badan Geologi Kementerian ESDM Republik Indonesia mengeluarkan surat tanggapan terkait bencana gerakan tanah di Kampung Cigombong. Diperkirakan tipe gerakan berupa rayapan atau gerakan tanah tipe lambat. Cirinya ditemukan adanya retakan, nendatan, dan amblasan pada permukaan tanah.

Berdasarkan analisis dari data sekunder yang tersedia di Badan Geologi, secara umum lokasi bencana merupakan perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng landau sampai curam. Ketinggian lokasi gerakan tanah berada di 990 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, PVMBG) bulan Februari 2024, Kecamatan Rongga termasuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi. Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Di zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sudah menyiapkan langkah relokasi untuk warga Kampung Cigombong jika memang kampungnya sudah tak layak huni lagi. Sebanyak unit rumah dilaporkan rusak berat, satu sekolah rusak berat dan roboh, satu posyandu rusak, dan 40-an rumah tak layak huni karena potensi bahaya gerakan tanah, serta jalan kampung yang belah dan amblas dengan kedalaman dua sampai empat meter.

Badan Geologi merekomendasikan, warga diungsikan ke tempat lebih aman karena ada potensi gerakan tanah dan longsoran susulan. Warga, aparat, dan tim evakuasi yang bertugas harus mengantisipasi potensi longsor susulan dan aliran bahan rombakan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta material longsoran di kaki gunung masih banyak terutama jika turun hujan.

Apabila gerakan tanah terus berkembang maka banguna yang rusak atau terancam perlu direlokasi ke lokasi yang aman. Saluran air di permukaan segera dibenahi agar lebih kedap air dan mampu menampung air jika debit air meningkat saat hujan.

Tidak melakukan pengembangan permukiman pada area terdampak gerakan tanah. Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng seperti pemotongan lereng, tidak mencetak kolam baru di area longsoran untuk mengurangi penjenuhan lereng, dan tidak melakukan penebangan pohon-pohon besar sembarangan.

Jika muncul retakan di sekitar lereng tersebut agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah serta mengalirkan air menjauh dari retakan. Miningkatkan sosialisasi pada masyarakat agar lebih mengenal dan memahami gerakan tanah. Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari aparat pemerintah setempat dan BPBD.

Dari laman lookerstudio.google.com diketahui peta Kawasan Rawan Bencana (KRB ) Kabupaten Bandung Barat tahun 2024 habis masa berlaku/tidak aktif sejak tahun 2021. Sedangkan Rencana Penanggulan Bencana (RPB) Kabupaten Bandung Barat tahun 2024 juga habis masa berlaku/tidak aktif sejak tahun 2022.

*Foto dan Teks: Prima Mulia

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//