Lubang-lubang Celaka Cicalengka Majalaya
Jalur Cicalengka Majalaya mengalami kerusakan cukup parah. Musim hujan membuat lubang-lubang di tengah jalan terendam air dan membahayakan pengguna jalan.
Jalur Cicalengka Majalaya mengalami kerusakan cukup parah. Musim hujan membuat lubang-lubang di tengah jalan terendam air dan membahayakan pengguna jalan.
BandungBergerak.id - Ratusan lubang menghiasi jalan raya Cicalengka Majalaya, Kabupaten Bandung. Kondisi ini diperparah saat musim hujan tiba. Lubang-lubang tertutup air. Sungguh berbahaya bagi pengguna jalan.
Mobilitas kendaraan di jalan Cicalengka Majalaya cukup padat. Selain menjadi penghubung jalan kabupaten, jalan ini menjadi akses utama kendaraan bermuatan besar seperti truk dan tronton. Hal ini mengakibatkan jalanan yang sudah rusak menjadi tambah parah karena dilintasi kendaraan dengan tonase tinggi.
Pemerintah sudah beberapa kali menambal jalanan rusak Cicalengka Majalaya. Akan tetapi kondisi tambalan yang seadanya membuat jalanan yang ditambal hanya bisa bertahan beberapa bulan saja untuk kemudian rusak kembali.
“Rusaknya sudah lama a. Walaupun sudah ditambal berkali-kali juga tetap aja rusak lagi dua-tiga bulan juga,” kata Ade, anggota karang taruna setempat.
Banyaknya lubang membuat para pengendara harus lebih berhati-hati. Mereka lebih memelih melipir sedikit ke kiri atau mengambil jalur di sebelahnya yang tidak terdapat lubang.
Tidak sedikit pengendara yang jatuh ketika melintasi jalan ini. Toni yang kesehariannya menjual air mineral kepada supir kendaraan besar (truk) sering melihat kendaraan yang terjauh, terutama pengendara perempuan yang mengemudikan sepeda motor.
Di musim hujan, bukan hanya lubang yang menjadi halangan bagi pengendara. Banjir menjadi rintangan selanjutnya. Ada empat titik banjir yang terdapat di sepanjang enam kilometer dari Cicalengka menuju Majalaya (Kolam Renang Cigentur).
Dari keempat titik banjir ini, hanya pertigaan Cikancung Cijapati saja yang sedari dulu memang sudah langganan banjir. Tiga titik banjir lainnya merupakan fenomena baru yang disebabkan karena mengecilnya drainase dan dihilangkannya penampungan air imbas pembangunan pabrik yang marak lima tahun belakangan di jalur ini.
“Banjir di sini mah sudah sering a. Dulu mah emang gak banjir. Ya semenjak ada pabrik sih jadi banjir gini teh. Dulu kan si saluran teh ada penampungan yang gede. Nah pas pabrik dibangun jadi hilang penampungannya teh. Dulu sih sempet protes terus kata pihak sananya iya nanti bakal dibangun lagi, tapi sampai sekarang gak ada,” jawaban seorang warga lokal yang ketika diwawancarai sedang sibuk menawari jasa dorong ke para pengendara motor untuk melewati banjir.
Beberapa kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang nekat menerobos banjir pun mengalami mogok di tengah-tengah genangan air. Banjir kian memperparah kondisi jalan rusak ini.
*Foto dan Teks: Ryamizar Hutasuhut
COMMENTS