Satu Jam Hormat untuk Palestina
Dua orang seniman Bandung, Gatot Gunawan dan Wanggi Hoed, melakukan aksi satu jam hormat untuk Palestina sepanjang bulan Juni hingga awal Juli 2024.
Dua orang seniman Bandung, Gatot Gunawan dan Wanggi Hoed, melakukan aksi satu jam hormat untuk Palestina sepanjang bulan Juni hingga awal Juli 2024.
BandungBergerak.id - Dua seniman Gatot Gunawan (28 tahun) dan Wanggi Hoed (35 tahun) menggagas aksi satu jam hormat untuk Palestina dan aksi seni jalan kaki sepanjang Juni 2024. Gatot dari komunitas Mataholang dan Wanggi, seniman pantomim, bisa dinilang paling intens menyuarakan aksi Palestina di Kota Bandung, bahkan mungkin di Indonesia. Mereka mengusung Bandung Spirit for Palestine.
Entah sudah berapa kali mengikuti pergerakan mereka, Wanggi bahkan sejak sudah tertangkap kamera sejak April 2024, secara berkala tapi selalu ada setiap pekan. Gatot memulainya pada awal bulan Juni, setiap hari!
Diawali dengan iringan dua penari pada 5 Juni 2024, setelah itu setiap sore hari ia berdiri di atas monument Solidaritas Asia Afrika sambil membawa bendera Indonesia dan Palestina memberi hormat ke arah Gedung Merdeka dan gedung Swarha. Wanggi ikut mengawal dan mengawasi aksi rekannya itu.
Tanggal 21 Juni 2024 Gatot bersama Wanggi berkolaborasi, aksi dimulai dari tugu Dasasila berjalan ke Gedung Merdeka dan finish di monumen Solidaritas Asia Afrika. Wanggi memakai pakaian seperti dokter bedah dengan lilitan kefiyeh, Gatot tampil dengan ciri khasnya, berpenampilan seperti Presiden Sukarno. Mereka juga menutup monumen bola dunia dengan kain hitam.
Gatot menyuarakan pemikiran Bung Karno yang masih sangat relevan sampai saat ini: kemerdekaan Palestina. Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Bung Karno dengan tegas menyatakan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina di Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung. Israel tak diundang ke Konferensi Asia Afrika 1955 terkait kolonialisme dan imperialisme di Palestina. Bung Karno juga kembali menegaskan pandangannya di depan Majelis Umum PBB tahun 1960, bahwa Israel adalah negara illegal, dan dunia harus mengakui hak-hak rakyat Palestina.
Tanggal 24 Juni 2024, Gatot dengan dandanan si bung, mendaki monumen di sekitar Palestine Walk itu. Dengan iringan suara musik kebangsaan dari megaphone, ia memulai ritual satu jam hormat untuk Palestina. Beberapa orang petugas Satpol PP mendekat dan menanyakan kenapa monumen ditempeli spanduk besar dengan tulisan stop genosida dan bebaskan Palestina. Wanggi memberi penjelasan tentang aksi mereka, dan petugas pun berlalu, hanya mengawasi dari jauh saja. Aksi berakhir jelang kumandang azan maghrib dari menara Masjid Agung.
"Isu-isu Palestina yang nggak pernah selesai. Ingat pesan Bung Karno selama Palestina belum merdeka bangsa Indonesia akan terus ikut memperjuangkan sampai kemerdekaan Palestina tercapai, aksi ini untuk memperjuangkan suara-suara dari rakyat Palestina sendiri," kata Angeline Azhar (23 tahun), mahasiswi pascasarjana ISBI Bandung, yang ikut mendukung aksi.
"Aksi ini sebagai sikap kami terhadap kondisi di Palestina saat ini yang dihubungkan dengan statement-statement Bung Karno dulu yang masih relevan sampai saat ini. Sekarang kan imperialisme muncul dalam bentuk-bentuk baru, kita harus terus menyuarakan itu," kata Gatot.
Semakin sore semakin banyak warga dan wisatawan yang berjalan melintas kawasan sekitar Palestine Walk dan monument Solidaritas Asia Afrika. Mereka ikut berfoto sambil memegang poster dan mengangkat bendera Palestina. Banyak juga yang mengambil video untuk diunggah di media sosial mereka.
"Saya pikir tadi patung tapi pas gerak benderanya eh bukan patung ternyata orang. Kreatif banget ya, di kota saya tidak ada aksi seperti ini, artinya banyak yang melihat kan, dapat isinya tentang Palestina," kata Silvani (52 tahun), wisatawan asal Jakarta.
Bagi Gatot sampai tanggal 26 Juni 2024 adalah aksinya yang ke-18, Wanggi sendiri sudah 10 kali menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di kawasan Alun-Alun Kota Bandung ini. Kejahatan kemanusiaan di Gaza telah menewaskan lebih dari 47.000 rakyat Palestina dan akan terus bertambah, ruang hidup mereka luluh lantak dihantam rudal dan bom Israel setiap hari. Gatot sendiri rencananya akan terus menggelar aksi setiap hari sampai 2 Juli 2024, untuk terus menyuarakan stop genocide free Palestine.
*Foto dan Teks: Prima Mulia
COMMENTS