Lengang di Jantung Kota, Sibuk di Cikadut
Kota Bandung menggulirkan PPKM mikro sejak 16 Juni 2021 lalu. Di pusat kota, suasana amat lengang. Di TPU Cikadut, kesibukan makin menjadi-jadi.
Kota Bandung menggulirkan PPKM mikro sejak 16 Juni 2021 lalu. Di pusat kota, suasana amat lengang. Di TPU Cikadut, kesibukan makin menjadi-jadi.
BandungBergerak.id - Di Jalan Asia Afrika, tak jauh dari Alun-alun Kota Bandung, ‘hantu-hantu’ berdiri mematung. Mereka yang hidup dari keramaian dibuat merana. Tidak ada cukup banyak pejalan kaki dan pengguna jalan yang melintas untuk dibujuk berfoto bersama.
Bukan hanya mobilitas warga dan akses jalan, pengelolaan pusat-pusat akvitas yang rentan memunculkan kerumunan juga dibatasi. Toko dan restoran mengurangi jam buka atau bahkan menutup layanan sama sekali. Jalan Braga, salah satu etalase wisata paling kesohor di Bandung, juga sepi pengunjung.
Permukiman warga sama halnya. Termasuk kampung-kampung yang terletak tak jauh dari pusat kota. Di gerbang masuknya, terpasang pengumuman melarang kunjungan orang luar.
Pusat Kota Bandung lengang sejak pemerintah menggulirkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Bandung Raya selama dua pekan sejak16 Juni 2021 lalu. Kebijakan pembatasan ini masih akan berlaku sampai 29 Juni 2021 mendatang.
PPKM mikro dilakukan untuk menekan lonjakan jumlah kasus Covid-19 pascaliburan panjang lebaran. Dalam tiga pekan terakhir, tingkat keterisian tempat tidur khusus bagi pasien Covid-19 di rumah sakit terus naik. Sebagian bahkan sudah sampai batas 100 persen.
Jika tidak tertangani dengan baik, tragedi kesehatan tinggal tunggu waktu. Para tenaga kesehatan makin kewalahan mengurus pasien. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya bisa ambruk.
Di TPU Cikadut, sembilan kilometer jauhnya dari pusat kota Bandung, ambulans terus berdatangan mengangkut jenazah Covid-19. Jika biasanya dua atau tiga kendaran tiap hari, kini bisa sepuluh atau bahkan dua puluh. Terjadi antrean ambulans, para petugas pemangku jenazah mulai kewalahan.
Di Cikadut, jumlah liang lahat untuk jenazah Covid-19 terus bertambah.
Foto dan teks: Prima Mulia
COMMENTS