Api Malam 1 Suro
Tradisi sembur api dan sepak bola api di perayaan malam 1 Suro tahun baru Islam di Masjid Safinatussalam, Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung sudah turun temurun.
Tradisi sembur api dan sepak bola api di perayaan malam 1 Suro tahun baru Islam di Masjid Safinatussalam, Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung sudah turun temurun.
BandungBergerak.id - Tiga perempuan remaja berlari kecil ke tengah halaman Masjid Safinatussalam, komplek permukiman Bumi Harapan, Desa Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung, Kamis, 26 Juni 2025. Ada kendi dengan sumbu api dan sebotol minyak tanah di masing-masing genggaman mereka. Tiba-tiba saja semburan lidah api menerangi langit malam perayaan tahun baru Islam 1 Muharam 1446 H, yang juga dikenal 1 Suro.
Ledakan lidah api itu berasal dari percikan minyak tanah yang di semburkan oleh Nurhapsari (17 tahun), Raisha (15 tahun), dan Qori (17 tahun). Para siswi SMA dan SMK warga komplek permukiman sekaligus jamaah masjid Safinatussalam itu mengaku baru belajar menyembur api beberapa hari sebelumnya.
“Seneng aja, ternyata nggak sengeri kalau kita lihat orang lain main sembur api. Tadinya ragu dan agak takut, tapi setelah nyoba sekali jadi keterusan,” kata Nurhapsari. Ia bergegas ke lapang untuk melakukan atraksi lagi.
Raisha, peserta atraksi lainnya, menceritakan bagaimana rasanya menyemburkan cairan minyak tanah dari mulutnya ke obor untuk menghasilkan lidah api. “Rasanya tawar, nggak ada rasa panas juga saat kita menyemburkan cairan minyak tanah sampai jadi lidah api yang besar. Cuma baunya saja yang menempel di tangan dan wajah,” kata Raisha, sambil tertawa girang.
Untuk melakukan atraksi, cairan minyak tanah dikemas ke dalam botol plastik mineral. Botol ini sudah didoakan oleh ulama masjid. Sejak awal tradisi DKM Masjid Safinatussalam yang mengatur semua tata cara dan acara perayaan.
Doa ini juga di terapkan untuk pemain tradisi sepak bola api yang tahun ini khusus digelar untuk anak dan remaja laki-laki saja. Sebelum mereka main harus membasuh kaki dengan air yang sudah didoakan juga. Air ini juga menambah sugesti para pemain untuk tidak takut panas dan api. Ulama mengingatkan para pemain untuk memulai pertandingan dengan doa dan melarang mereka untuk mengumpat atau berkata-kata kotor.
Sepak bola api di mainkan empat orang pemain masing-masing tim dari beberapa RT di komplek. Ada delapan tim yang berlaga. Mereka harus mengenakan kain sarung saat bermain. Sebelumnya, panitia menggelar pawai obor, pentas seni, dan permainan bambu gila.
Perayaan malam tahun baru Islam yang meriah ini mengundang atensi warga untuk menonton langsung di pinggir lapang. Sehabis isya semakin banyak warga yang datang. Penonton mulai membubarkan diri saat atraksi sembur api melontarkan bola api terakhirnya ke udara, tepat setelah jarum jam menunjukan waktu lewat tengah malam.
Tradisi perayaan malam 1 Suro tahun baru Islam di desa ini sudah berlangsung sejak tahun 2010. “Ini tradisi yang diwariskan dari sesepuh dahulu,” kata ketua penyelenggara Abil Saidy Abdilah. Tradisi ini umumnya dilaksanakan di lingkungan pesantren, dan bukan kebetulan juga jika kawasan Cibiru Hilir adalah salah satu kawasan permukiman dengan banyak pesantren.
*Foto dan Teks: Prima Mulia
COMMENTS