• Foto
  • Sengketa Seharga Nyawa Satwa!

Sengketa Seharga Nyawa Satwa!

Selain menutup kunjungan, konflik manajeman Bandung Zoo atau Kebun Binatang Bandung berimbas pada pemasok pakan satwa yang sempat tertahan lama di gerbang.

Fotografer Prima Mulia16 Agustus 2025

BandungBergerak.idPuluhan pegawai mengguncang pagar gerbang Bandung Zoo (Kebun Binatang Bandung), Bandung yang ditutup saat kisruh dualisme manajemen pengelola, 6 Agustus 2025. Mereka adalah para pegawai manajemen lama Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) yang tidak bisa masuk kerja saat manajemen baru menggembok gerbang Bandung Zoo sejak pagi.

Para petugas keamanan manajemen baru YMT berjaga di balik gerbang masuk. Sementara petugas keamanan dari manajemen lama YMT berkerumun di luar gerbang, bergabung dengan para pegawai yang terus berteriak meminta gerbang dibuka.

Suasana cukup panas, mereka sangat curiga pada orang-orang ‘luar’ yang tak di kenal, termasuk pada wartawan yang tengah meliput. “Saya tidak mau jawab pertanyaan Anda! Hey teman-teman yang lain juga nggak usah jawab pertanyaan mereka ya. Saya tidak kenal Anda, siapa tau anda itu temannya orang-orang manajemen baru,” kata seorang pegawai, ketus.

Selain para pegawai, puluhan orang anggota ormas juga terlihat di sepanjang area kebun binatang di Jalan Tamansari tersebut. Polisi dengan cukup keras memperingatkan para pegawai dari manajemen lama YMT untuk tidak melakukan tindakan perusakan atau berteriak-teriak. Polisi menegaskan kawasan ini berada di lingkungan obyek vital nasional dan kawasan pendidikan. Bandung Zoo berada di antara pusat riset nuklir Batan dan kampus ITB.

Konflik ini sempat berimbas pada pemasok pakan satwa yang tertahan di gerbang. Pakan satwa herbivora, karnivora, dan aves harus menunggu beberapa jam agar bisa mendapat izin masuk. Pertaruhan berisiko tinggi di mana kebutuhan primer satwa-satwa terganggu.

Kejadiannya mirip dengan momen di awal bulan Juli 2025 saat tiba-tiba Bandung Zoo di tutup mendadak. Dualisme manajemen ini buntut konflik lahan berkepanjangan antara pihak yang mengklaim sebagai ahli waris yang paling berhak (manajemen lama keluarga Bratakusumah), pemerintah kota yang mengklaim sebagai pemilik tanah, dan manajemen baru YMT pimpinan John Sumampau yang mengklaim jadi pengelola baru setelah kasus hukum yang menjerat pimpinan YMT yang lama. Penutupan Bandung Zoo secara sepihak ini membuat sejumlah pengunjung yang sudah datang tidak bisa masuk.

Insiden buka tutup operasional Bandung Zoo dan perseteruan saling rebut posisi siapa yang paling berhak mengelola manajemen berimbas pada operasional pegawai dan penanganan satwa setelah sidang sengketa lahan kebun binatang yang masih berproses. 

Menurut keterangan tertulis, pada 21 Maret 2025 manajemen baru Bandung Zoo pimpinan John Sumampau mulai mengambil alih manajemen YMT  setelah pengurus lama YMT mengundurkan diri karena telah di tetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Masalah demi masalah seperti tak pernah lepas merundung Lembaga Konservasi sekaligus hutan kota tersisa bernama Bandung Zoo seluas 14 hektare di lokasi sangat strategis pusat kota. Publik tentu masih ingat beberapa kejadian yang cukup menggegerkan mewarnai perjalanan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo dalam satu dekade terakhir. Kematian gajah Sumatera betina berusia 34 tahun bernama Yani pada 11 Mei 2016. Tahun 2017 beruang madu dengan postur tubuh kurus bernama Kardit menyita perhatian luas.

Dua kejadian ini mengisi laman pemberitaan di media nasional dan internasional. Demi memupus semua dampak negatif dari kejadian-kejadian memalukan sebelumnya, akhirnya pengelolaan kebun binatang dipercayakan pada John Sumampau sejak tahun 2017 sampai 2022. Ini seperti kolaborasi antara Yayasan Margasatwa Tamansari dengan Taman Safari Indonesia. Namun sebelum kesepakatan ini berakhir mendadak ada pergantian pengurus yang kemudian memicu konflik sampai sekarang.

Kita kembali ke awal tahun. Februari 2025 enam aset di area Bandung Zoo di segel oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat terkait tuduhan dugaan korupsi pada dua orang pengelola. Masalah hukum ini dilatarbelakangi sengketa antara manajemen Bandung Zoo yang dikelola Yayasan Margasatwa Tamansari dan Pemerintah Kota Bandung yang mengklaim sebagai pemilik area hutan kota dan lembaga konservasi satwa yang berdiri sejak tahun 1933. Operasional kebun binatang tetap buka seperti biasa di tengah sengketa lahan tersebut.

Bayi-bayi Harapan

Angin segar sempat mewarnai kisruh Bandung Zoo saat pengenalan bayi orang utan berusia 71 hari berbobot 1,5 kg di klinik satwa Bandung Zoo, 21 Februari 2025. Bayi orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) ini lahir dari indukan Pehong (26 tahun) dan Shakila (9 tahun). Orang utan Kalimantan adalah satwa dilindungi dengan status konservasi kritis akibat musnahnya habitat alami, perubahan iklim, perburuan liar, dan perkebunan sawit.

Bayi orang utan yang belum bernama ini lahir di tengah sengketa lahan Bandung Zoo dan rebutan pengelolaan dengan Pemerintah Kota Bandung yang berbuntut pada penyegelan beberapa bangunan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat. Ini adalah bayi orange tan ketiga yang lahir di Bandung Zoo, sebuah prestasi terbaik yang menegaskan jika fungsi  Bandung Zoo sebagai lembaga konservasi berjalan dengan semestinya.

"Umurnya sekitar 71 hari, sejak hari pertama lahir induknya tidak mau merawatnya, jadi langsung kami ambil alih untuk perawatan,” kata veteranian Bandung Zoo Dedi Trisasongko.

Pihak Bandung Zoo sudah berusaha menyerahkan bayi orang utan ke induknya, tapi selalu didiamkan. Shakila, sang induk, memang baru pertama memiliki bayi. “Orang utan betina usia 9 tahun ini hasil penyitaan BBKSDA yang diserahkan ke kami, jadi kita tidak tahu latar orang-utan ini sebelumnya seperti apa," lanjutnya.

Saat ini bayi orang utan masih di bawah perawatan penuh tim di klinik hewan Bandung Zoo. Butuh waktu khususu agar bayi bisa disatukan dengan orang tuanya. Saat ini pakan yang bisa diberikan hanya susu dengan formula khusus untuk mencegah diare dan konstipasi. Pakan alami berupa buah-buahan baru bisa diberikan saat usia sudah lebih dari 6 bulan.

Bayi orang-utan ini menambah koleksi orang utan Bandung Zoo menjadi 6 ekor. Beberapa tahun lalu tepatnya di Bulan September 2017 Bandung Zoo jadi tempat kelahiran orang utan bernama Cinta Lestari. Nama ini pemberian dari Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung saat itu.

Menurut Manajer Komunikasi Bandung Zoo Sulhan Syafii, bayi orang utan yang baru lahir ini akan diberi nama oleh siapa pun yang mau jadi orang tua asuhnya kelak. Orang tua asuh ini terbuka bagi siapa saja yang berminat dengan syarat mencintai satwa dan melakukan kunjungan rutin. Orang tua asuh ditentukan setelah proses seleksi.

"Sekarang kita punya 6 orang utan termasuk yang baru lahir ini, setelah dua tahun kita akan lakukan observasi dan dicoba masuk kandang. Untuk bayi orang-utan baru kita akan seleksi calon orang tua asuhnya. Program orang tua asuh ini sudah berjalan pada dua ekor harimau Benggala dan empat ekor tapir,” katanya.

Tiga spesies orang utan di Indonesia yaitu orang utan Kalimantan, Sumatera, dan Tapanuli berstatus terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Selain perburuan liar, dampak perubahan iklim dan deforestasi yang sangat masif. Semua spesies orang utan terdaftar dalam Appendix I di Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), dilindungi hukum nasional dan internasional.

Diperkirakan jumlah orang utan Kalimantan di habitat alaminya kurang dari 70.000 individu, orang utan Sumatera (Pongo abelii) sekitar 14.000 individu, dan orang utan Tapanuli (Pongo  tapanuliensis) sekitar 800 individu.

Selain orang utan, Bandung Zoo juga memiliki bayi binturong (Arctictis binturong). Tanggal 2 Juni 2025 veterinarian dan perawat membawa bayi binturong berusia sekitar 2 bulan untuk bermain dan berjemur di halaman luar klinik hewan Bandung Zoo. Satwa endemik dilindungi dengan status konservasi rentan ini populasinya terus menurun akibat alih fungsi hutan, pembalakan hutan, dan perburuan satwa.

Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), status konservasi binturong saat ini tergolong rentan (vulnerable). “Jumlah binturong koleksi Bandung Zoo sekarang jadi 33 ekor,” kata staf Humas Bandung Zoo Ully Rangkuti.

Dua kisah bayi-bayi satwa itu menjadi kabar sejuk yang menengahi sengketa di Bandung Zoo. Sebagai lembaga konservasi di luar habitat asli (ex situ), Bandung Zoo harus berkomitmen penuh dalam menjaga keseimbangan populasi satwa liar berstatus rentan atau dilindungi. Keberhasilan penangkaran tak hanya menambah jumlah individu tapi juga bagian dari upaya konservasi lebih luas.

 

*Foto dan Teks: Prima Mulia

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//