Pameran Lukisan Tisna Sanjaya di antara Timbunan Limbah Plastik
Lukisan Tisna Sanjaya memotret alih fungsi lahan di Cigondewah yang agraris menjadi pabrik yang menghasilkan limbah kain dan plastik.
Lukisan Tisna Sanjaya memotret alih fungsi lahan di Cigondewah yang agraris menjadi pabrik yang menghasilkan limbah kain dan plastik.
BandungBergerak.id - Para pekerja sibuk memilah limbah plastik di antara berkarung-karung sampah plastik yang dikumpulkan di Galeri Leuit Plastik, Cigondewah, Kota Bandung, Rabu, 18 Agustus 2021. Seorang pengunjung tak hirau dengan gunungan plastik-plastik berbau apak itu, ia sibuk melihat lukisan-lukisan karya seniman Tisna Sanjaya yang menempel di dinding galeri.
Galeri Leuit Plastik merupakan ruang pemilahan sampah plastik sekaligus tempat pameran perupa Tisna Sanjaya yang mengusung tajuk “Proses Perubahan Zaman yang Tergesa”, sebuah pameran terkait peringatan HUT RI ke-76. Sejumlah karya dilelang dan hasilnya untuk donasi kepada korban Covid-19.
Tisna Sanjaya selama ini dikenal sebagai seniman yang peduli pada krisis akibat modernisasi dan industrialisasi. Dua tanda kemajuan zaman tersebut telah menggerus dan memicu kerusakan lingkungan sekaligus mengubur aspek-aspek sosial budaya di sekitarnya.
Faktanya, budaya agraris di Cigondewah kini berubah dengan cepat setelah di sekitar kawasan tersebut berdiri pabrik-pabrik besar. Sawah dan ruang terbuka hijau jadi pabrik dan perumahan, warga yang semula bertani dan menjemur padi hasil panen kini berubah jadi bandar produk tekstil atau bandar limbah plastik dan kain sisa konveksi.
Warga tak lagi menjemur padi, tapi menjemur bijih-bijih plastik untuk didaur ulang. Karya-karya Tisna banyak memotret perubahan-perubahan tersebut baik melalui lukisan atau instalasi.
Karya Tisna Sanjaya sebagian besar dipajang di dua Galeri Leuit Plastik, sedangkan puluhan lukisan lainnya karya seniman Sanggar Olah Seni (SOS) Bandung dipajang di galeri Imah Budaya (Ibu) Cigondewah, rumah pribadi Tisna Sanjaya yang disulap jadi galeri dan studio tempat dosen seni rupa ITB itu berkarya.
Foto dan Teks: Prima Mulia
COMMENTS