Pesantren Menjelang Pembelajaran Tatap Muka
Berbeda dengan sekolah pada umumnya, pesantren memiliki lingkungan belajar yang khas. Inilah tantangan tak ringan untuk menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
Berbeda dengan sekolah pada umumnya, pesantren memiliki lingkungan belajar yang khas. Inilah tantangan tak ringan untuk menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
BandungBergerak.id - Rencana pemerintah memulai pembelajaran tatap muka (PTM) memancing polemik dalam beberapa pekan terakhir. Kebijakan yang akan dimulai pekan depan ini sampai juga ke pesantren-pesantren. Berbeda dengan sekolah pada umumnya, pesantren memiliki lingkungan belajar yang khas sehingga tantangannya lain pula.
Menerapkan sistem asrama, para santri umumnya tinggal di kompleks yang sama dengan ruang-ruang kelas mereka. Inilah tantangan yang harus dihadapi pengelola, guru, dan juga para santri.
Di Pesantren Nurul Iman di kawasan Cibaduyut, Kota Bandung, Senin (31/8/2021), ratusan santri, ustad serta ustadzah, serta seluruh pegawai mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 Sinovac. Ini merupakan bagian dari program vaksinasi massal untuk 3 juta santri dan staf pengajar pesantren-pesantren di Jawa Barat.
Pesantren Nurul Iman memiliki total 2.000 orang santri, dengan 800 orang di antaranya mondok atau tinggal di dalam kompleks pesantren.
Tiga hari setelah vaksinasi itu, Jumat (3/1/2021), ratusan santri tampak antusias mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Di ruang-ruang kelas, terdengar riuh-rendah suara celotehan mereka setelah lama hanya bisa mengkuti pelajaran secara daring.
Dandanan para santri itu sangat khas: berpeci dan berkain sarung tanpa alas kaki. Ada satu dua santri yang terlihat menanggalkan maskernya, tapi setelah diingatkan, mereka memakainya lagi meski terlihat ogah-ogahan.
Kementerian Agama telah membolehkan pembelajaran tatap muka terbatas dengan memperhatikan kebijakan pemerintah tentang PPKM dan mengacu pada ketentuan dalam SKB Empat Menteri. Aturan berlaku bagi beberapa satuan madrasah di bawah Kemenag, seperti Raudhatul Atfal setara TK, Madrasah Ibtidaiyah setara SD, Madrasah Tsanawiyah setara SMP, dan Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Keagamaan setara SMA.
Pembelajaran tatap muka terbatas bukannya tanpa risiko. Jika tidak terkelola secara baik, sekolah dan pesantren bisa menjadi klaster baru Covid-19. Itulah kenapa banyak pihak mendesak pemerintah untuk semakin transparan dalam mengolah data pandemi serta mempercepat jangkauan vaksinasi.
Pesantren Nurul Iman, juga pesantren-pesantren lain di Jawa Barat dan Indonesia, tidak bebas dari risiko semacam itu.
COMMENTS