• Foto
  • Setelah Sebulan Pembelajaran Tatap Muka

Setelah Sebulan Pembelajaran Tatap Muka

Hasil tes Covid-19 secara acak ini akan menentukan masa depan pembelajaran tatap muka yang berlangsung masih dalam suasana pandemi Covid-19.

Fotografer Prima Mulia16 Oktober 2021

BandungBergerak.idSejumlah murid SDN Kresna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, tampak gelisah di dalam kelas mereka. Mungkin karena pagi itu akan dilaksanakan tes swab Covid-19 setelah pembelajaran tatap muka terbatas sudah berlangsung selama sebulan. Sebagian besar siswa siswi tersebut belum pernah merasakan seperti apa rasanya diambil sampelnya melalui hidung. Mungkin itu yang membuat mereka gelisah.

Tak lama, Kepala UPT Puskesmas Pasirkaliki, Deborah Johana Rattu, memasuki kelas dan memberi arahan pada para murid. Beberapa menit memotivasi mereka, setelah itu bergantian 5 orang siswa siswi berjalan menuju area tes swab di sebuah ruangan semi terbuka dengan sirkulasi udara yang ideal.

Dokter mengambil sampel nasofaring murid kelas 6 saat tes swab PCR di SDN Kresna, 15 Oktober 2021. Sebanyak 30 murid kelas 6 dan 3 orang guru menjalani swab secara acak untuk meminimalisir potensi penularan Covid-19.

Menurut Deborah, sampel swab ini akan dibawa ke Laboratorium Kesehetan Daerah Provinsi Jawa Barat. Hasilnya akan menentukan kebijakan apa yang akan diambil selanjutnya terkait pembelajaran tatap muka.

“Sampel 30 murid dan 3 guru secara statistik sudah sesuai, jadi nggak perlu semua murid di tes,” katanya.

Rencananya swab PCR akan dilaksanakan secara acak di sekitar 200 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA, dari 2000-an lebih sekolah di Kota Bandung untuk mendapatkan data terkait penularan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka. Tes ini sekaligus evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka.

Anak-anak SD yang usianya di bawah 12 tahun tentu belum mendapatkan vaksin Covid-19. Ini yang membuat mereka rentan terpapar jika abai dalam menjalankan protokol kesehatan selama mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

Kementerian Kesehatan belum memberi sinyal vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 5 sampai 11 tahun. Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) juga belum mengeluarkan kajian terkait vaksin Covid-19 yang aman bagi anak-anak usia 5 sampai 11 tahun.

Teks dan Foto: Prima Mulia

Editor: Redaksi

COMMENTS

//