BandungBergerak.idTerletak jauh dari pemukiman menjadi keputusan tepat Unit Pelaksanaan Teknis Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah(UPT PPS) Puspa Jelengkong, Baleendah, Kabupaten Bandung untuk menyamarkan bau khas yang cukup tajam. Pasalnya lembaga yang berada di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung ini tengah membudidayakan hewan pengurai sampah organik yang memiliki beberapa manfaat dan keistimewaan.

Hewan pengurai sampah organik yang dimaksud yaitu maggot. Berasal dari telur lalat Black Soldier Fly (BSF) membuat maggot kaya akan protein sehingga menjadi bahan pakan favorit bagi hewan ternak seperti kalkun, ayam, burung dan spesies unggas lainnya. Selain unggas, maggot pun bisa menjadi pakan untuk berbagai jenis ikan, seperti lele, koi, arwana, dan lain-lain.

Akan tetapi berdasarkan penjelasan Idan Sahidan (38) selaku koordinator lapangan PPS Puspa, tidak semua jenis maggot dapat dengan sembarangan diberikan kepada hewan-hewan ternak yang berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan kebutuhan protein pada setiap hewan bervariatif, sehingga perlu pemasukan protein yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Seperti misalnya unggas dan ikan lele yang membutuhkan maggot segar untuk dikonsumsi, dan maggot kering yang telah melalui proses pengovenan untuk dikonsumsi oleh ikan hias. Uniknya PPS Puspa ini tidak menjualbelikan maggot-maggot yang dibudidayakan, melainkan menjualbelikan hewan ternak yang diberi pangan maggot dan pupuk organik hasil dari maggot. Hewan ternak yang mengkonsumsi maggot pertumbuhannya cukup cepat, dan tubuh ikan hias yang berwarna cenderung lebih cantik.

Selain hanya sebagai pakan hewan ternak, maggot juga bermanfaat untuk pembuatan pupuk organik. Larva lalat tentara hitam ini mempunyai kemampuan mengolah sampah organik dengan cepat. Dalam satu hari saja mereka bisa menghabiskan 3 ton sampah organik yang kemudian menghasilkan kurang lebih 900 liter pupuk cair maggot.

Hal unik lainnya adalah pada siklus hidup maggot yang cukup singkat. Setelah kawin, BSF jantan akan mati, sedangkan BSF betina akan melalui fase pembuahan hingga akhirnya bertelur dan setelah itu mati. Dengan kurungan berupa kelambu, BSF dewasa ditempatkan khusus untuk bereproduksi dan bertelur. Telur yang dihasilkan pun berada di tempat berupa tumpukan kayu yang disebut egis. Setelah panen, telur-telur tersebut akan dibawa keluar dari tempat perkawinan dan dipisahkan ke dalam wadah plastik.

Setelah kurang lebih tiga tahun mengurus pembudidayaan maggot di PPS Puspa, Idan berharap pengelolaan sampah organik dengan sistem biokonversi maggot ini bisa menghasilkan nilai ekonomis tinggi sehingga dapat ditiru oleh PPS lainnya.

Teks dan Foto: Ahmad Abdul Mugits Burhanudin

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//