Memanfaatkan Panel Surya Mulai dari Gedung-gedung Pemerintah
Panel surya jadi pilihan energi terbarukan terbaik karena Indonesia dianugerahi sinar matahari sepanjang tahun. Pemasangannya dimulai di ribuan gedung pemerintah.
Sharon Amadea Pratama
Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan Bandung
26 Juli 2021
BandungBergerak.id - Saat ini, Indonesia masih banyak mengandalkan energi tak terbarukan, seperti minyak bumi, batu bara, dan lainnya. Dapat dikatakan bahwa Indonesia masih bergantung pada pemanfaatan energi yang tidak lestari dan nantinya pasti akan habis ini. Dibutuhkan perubahan dan terobosan baru untuk permasalahan ini. Segera beralih ke energi terbarukan yang ada di era industri 4.0 ini jadi pilihannya.
Pemanfaatan energi terbarukan juga diperlukan untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang ramah lingkungan serta untuk menghemat pengeluaran biaya operasional penyediaan energi. Karena seluruh energi terbarukan merupakan energi yang ramah lingkungan, pemanfaatannya dapat menjadi kunci emas bagi Indonesia untuk menjadi negara hijau.
Berbagai teknologi canggih serta sumber daya melimpah di Indonesia menjadi peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk beralih ke energi terbarukan. Ada energi surya, angin, biomassa, panas bumi, dan lain sebagainya. Panel surya menjadi pilihan terbaik, mengingat Indonesia terletak di garis khatulistiwa dengan sinar matahari sepanjang tahun.
Pemerintah bisa mengawali keseriusan pemanfaatan teknologi panel surya ini dengan memasangnya di seluruh gedung yang mereka kelola, sebelum menetapkan regulasi bagi pihak swasta dan masyarakat luas.
Dua Sistem Panel Surya
Panel surya, merujuk artikel Studi Penyimpanan Energi pada Baterai PLTS (2017) karangan Retno Aita Diantari, Erlina, dan Christine Widyastuti, diartikan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk mengumpulkan sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan paralel, serta berfungsi untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Panel surya dapat digunakan sebagai pembangkit listrik di berbagai macam lokasi, baik di gedung-gedung perusahaan, industri besar, industri kecil, maupun di rumah-rumah.
Banyak sekali manfaat dan kelebihan dari pemanfaatan panel surya. Teknologi ini tergolong ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi, bebas gangguan, kedap suara, serta awet sehingga alatnya dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, panel surya juga mudah untuk dirangkai, dipasang, dan dioperasikan.
Panel surya dibedakan menjadi dua jenis sistem, yaitu sistem on-grid dan sistem off-grid. Sistem on-grid seringkali digunakan di daerah yang terjangkau oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara), seperti daerah perkotaan. Sedangkan sistem off-grid dapat menyimpan tenaga surya dalam baterai dan seringkali digunakan di daerah terpencil yang tidak memiliki sambungan listrik PLN.
Setiap sistem memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. istem off-grid dapat menyimpan tenaga surya dalam baterai, namun sistem ini belum tentu dapat memenuhi kebutuhan listrik yang sangat besar, mengingat baterai memiliki volume dan kapasitas yang terbatas. Selain itu, biaya pemasangan sistem off-grid tentunya lebih mahal dibandingkan sistem on-grid karena memerlukan baterai untuk menyimpan tenaga surya.
Baca Juga: Merayakan Idul Adha di Amerika Serikat, Masih di Tengah Pandemi
Memaknai yang Berharga sebelum Semua Hilang
Mendorong Evaluasi Layanan DJP Online
Masalah di Indonesia
Saat ini pemanfaatan panel surya di Indonesia masih sangat rendah, yaitu belum mencapai 200 megawatt (MW). Seharusnya, dengan kelebihan dan peluang yang dimiliki, pemanfaatan panel surya sudah mencapai 207 gigawatt (GW). Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan pemanfaatan panel surya bisa mencapai 23 persen dari total sumber energi nasional pada tahun 2025.
Menurut ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Andhika Prastawa, untuk mencapai target tersebut diperlukan pemanfaatan panel surya hingga 6.500 megawatt (MW). Artinya, diperlukan penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) lebih dari 1.300 megawatt (MW) setiap tahunnya. Inilah pekerjaan rumah (PR) Indonesia agar mampu mengejar target.
Tantangan terbesar yang membuat pemanfaatan panel surya di Indonesia masih sangat rendah adalah harga modal untuk memasang panel surya, baik sistem on-grid maupun sistem off-grid, yang cukup besar. Itulah sebabnya tidak sedikit masyarakat Indonesia enggan untuk memasang panel surya. Apalagi untuk daerah terpencil, diperlukan pemasangan panel surya dengan sistem off-grid yang membutuhkan biaya tambahan pemasangan baterai yang cukup mahal.
Walaupun dalam jangka waktu yang panjang penggunaan panel surya jauh lebih hemat daripada penggunaan listrik, masyarakat tetap tidak tergerak untuk beralih teknologi. Pemerintah membuat revisi regulasi sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan industri tergerak untuk memasang panel surya.
Dari Gedung Pemerintah
Pengoptimalan pemanfaatan tenaga surya dapat dimulai dengan memfokuskan pemasangan panel surya di Jawa-Bali. Menurut Andhika Prastawa, pemasangan panel surya di Jawa-Bali pada siang hari sekitar 25.000 megawatt (MW) dapat membantu mendekati 50 persen dari target yang telah ditentukan.
Pemasangan panel surya dapat dimulai dari seluruh gedung milik pemerintah terlebih dahulu. Jumlahnya sangat banyak.
Setelah itu, pemasangan dapat difokuskan ke ranah industri dan rumah tangga. Baru setelah pemasangan panel surya di Jawa-Bali sudah cukup optimal, fokus dialihkan ke daerah-daerah lainnya, seperti Sumatra dan Kalimantan.
Pemanfaatan panel surya diketahui dapat menghemat energi listrik sebesar 887.922 kWh dan mengurangi produksi CO2 sebesar 829.319 kilogram dalam jangka satu tahun. Sumber energi utama panel surya, yakni sinar matahari, yang selalu ada sepanjang tahun dan dapat digunakan secara cuma-cuma, akan berkontribusi besar dalam usaha menghemat biaya pengeluaran negara.
Dengan memanfaatkan panel surya secara optimal, Indonesia di masa depan akan menjadi negara modern yang hijau serta ramah lingkungan. Tanpa menunggulagi, sudah saatnya pemerintah Indonesia lebih keras mendorong pemanfaatan teknologi ini, dimulai dengan gedung-gedung yang mereka kelola.