• Berita
  • Ratusan Nakes di Bandung Disuntik Vaksin Covid-19 Moderna

Ratusan Nakes di Bandung Disuntik Vaksin Covid-19 Moderna

Efek vaksin Sinovac berbeda dengan Moderna. Sementara di RSHS, 80 persen pasien yang terpapar Covid-19 belum divaksin.

Forklift pembawa kotak vaksin saat kedatangan 3 juta vaksin Moderna di PT Bio Farma, Bandung, 11 Juli 2021. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Bani Hakiki26 Juli 2021


BandungBergerak.idRatusan tenaga kesehatan di Bandung telah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis ketiga. Berbeda dengan dosis sebelumnya yang menggunakan vaksin Sinovac, kali ini para nakes mendapat vaksin Moderna sebagai dosis penguat (booster).

Pemberian vaksin buatan Amerika Serikat itu dilakukan di Rumah Sakit Mata Cicendo telah menggelar vaksinasi Covid-19, Sabtu (24/7/2021). Direktur Utama RS Cicendo, Irayanti mengatakan, vaksinasi booster diikut oleh 375 peserta nakes maupun staf RS Cicendo.

Irayanti mengatakan, penyuntikan dosis ketiga bertujuan melindungi sistem kekebalan tubuh para nakes yang masih harus mengemban tugas di garda depan pagebluk Covid-19. Peserta vaksinasi hanya mereka yang telah menerima dosis tahap kedua selama tiga bulan atau lebih.

“Vaksin (dilakukan) bukan hanya untuk nakes, tapi juga seluruh staf (RS Cicendo). Ini dilakukan sesuai anjuran pemerintah pusat, kita hanya mengikuti prosedurnya. Demi keselamatan bersama,” tutur Irayanti, ketika dihubungi melalui telepon, Senin (26/7/2021) petang.

Sebelumnya, Tim Uji Klinis Vaksin FK Unpad mengungkap temuan adanya penurunan sistem kekebalan tubuh pada kelompok nakes dalam menghadapi pagebluk berkepanjangan, walaupun mereka telah menjalani vaksinasi. Diketahui, sebanyak lebih dari 400 nakes di berbagai fasilitas kesehatan rujukan terpapar Covid-19 sepanjang Juni hingga Juli 2021.

Perbedaan vaksin Sinovac dengan Moderna terletak pada cara pembuatannya. Sinovac dibuat dari virus corona yang dimatikan. Vaksin buatan China ini mendapat izin edar darurat dari BPOM dengan efikasi 65 persen. Sebelumnya, Sinovac telah melewati uji klinis oleh FK Unpad dan Bio Farma pada 2019. Vaksin ini selanjutnya menjadi program vaksinasi nasional di Indonesia.

Sementara vaksin Moderna dibikin tidak dari virus yang dilemahkan atau dimatikan seperti Sinovac. Vaksin Moderna merupakan jenis vaksin mRNA yang menggunakan komponen materi genetik dalam memproduksi sistem kekebalan tubuh. Menurut penelitian, vaksin Moderna bisa digunakan untuk masyarakat berumur delapan tahun atau lebih.

Irayanti menjelaskan, vaksin Moderna memiliki efek samping lokal dan sistemik yang sama dengan Sinovac, mulai dari gatal pada area suntik, pegal-pegal hingga muntah-muntah.

“Kalau seberapa efikasinya belum pasti, ada yang bilang sampai 95 persen. Uji (penelitian) vaksin itu prosesnya tidak bisa cepat, sampai sekarang masih penelitian. Tapi, efek pada tubuhnya lebih kerasa,” paparnya.

Vaksin Moderna dinilai memiliki respons yang lebih cepat dan kuat terhadap tubuh ketimbang Sinovac. Kebanyakan peserta vaksin Moderna cenderung mengalami efek sistemik secara kontan. Poin ini jadi salah satu nilai lebih karena menandakan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang lebih cepat.

Baca Juga: Peta PPKM Level 4 di Jawa Barat
Pelacakan Kontak Covid-19 di Bandung Rendah, Kematian Sulit Dicegah

Sebanyak 80 Persen Pasien Covid-19 RSHS Belum Divaksin

Irayanti mengimbau masyarakat untuk tetap ketat menjalani protokol kesehatan baik di dalam maupun di luar lingkungan rumah. Saat ini, lonjakan kasus penularan Covid-19 paling banyak disumbang dari klaster keluarga.

Ia juga meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi jika ada kesempatan. Ia menegaskan vaksin tidak menangkal penularan tapi lebih memperkuat tubuh ketika menghadapi virus. Selain itu, vaksin juga memperkecil kemungkinan risiko kematian.

“Vaksin tidak membuat kita kebal dari virus, tapi mempersiapkan tubuh kita menghadapinya, sekitar 80 persen di RSHS pasiennya mereka yang belum vaksin,” kata Irayanti yang juga menjabat Plt Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Data Bandung.go.id pada hari Minggu (25/7/2021) lalu menunjukkan, sebanyak 1.952.358 warga Kota Bandung telah menjalani vaksinasi. Di antaranya, 762.807 untuk vaksin dosis pertama dan 402.735 untuk vaksin dosis kedua.

Sebelumnya, PT Bio Farma, Bandung, kedatangan 3 juta dosis vaksin Moderna, 11 Juli 2021. Vaksin yang diangkut dengan mobil kontainer tersebut merupakan komitmen Amerika Serikat dalam membantu pengendalian pagebluk di Indonesia.

Rencananya, Paman Sam akan memberikan 4,5 juta dosis vaksin yang dikembangkan Moderna and Vaccine Research Center at the National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) itu kepada Indonesia.

Booster Pertama untuk Senior

Kementerian Kesehatan RI telah memulai penyuntikan vaksin booster Moderna terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, 16 Juli 2021. Ada 50 Guru Besar FKUI dan sejumlah dokter yang mendapatkan booster.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin berharap selanjutnya penyuntikan akan diikuti oleh tenaga kesehatan lainnya tanpa ragu.

''Harapan kami kalau para senior ini yakin untuk bisa menerima vaksin booster atau vaksin yang ketiga dengan Moderna ini, seharusnya para juniornya, murid-muridnya juga bisa mengikuti (divaksinasi) dengan segera. Jadi harapan saya segera para nakes ini diberikan booster yang ketiga untuk bisa melindungi mereka sehingga mereka bisa bekerja dengan lebih tenang,'' katanya usai meninjau pelaksanaan vaksinasi di RSCM.

Selanjutnya, vaksinasi bagi tenaga kesehatan lainnya dapat segera dilakukan. Menurutnya, vaksinasi dosis pertama dan kedua pada 1,5 juta nakes beberapa waktu lalu selesai dalam waktu 8 minggu. Maka kali ini vaksinasi booster bisa lebih cepat.

Aman Pulungan, salah satu Guru Besar FKUI yang selesai divaksinasi booster mengaku tidak merasakan efek apa pun. Ia meyakini vaksinasi booster dengan vaksin moderna ini dapat meningkatkan kekebalan imunitas tubuh.

''Saya sangat yakin dengan vaksin Moderna, (vaksinasi) yang pertama dan kedua itu dengan Sinovac platformnya inactivated virus, kalau ini pakai Moderna dengan platform berbeda. Jadi saya rasa ini yang paling baik,'' ucap Aman.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//