• Berita
  • Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Laju Kematian Belum Bisa Disetop

Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Laju Kematian Belum Bisa Disetop

Sekecil apa pun persentase kematian Covid-19 tidak menghilangkan makna bahwa kematian adalah tragedi bagi keluarga yang ditinggal.

Petugas kesehatan Public Safety Center 119 mengevakuasi jenazah wanita usia 80 tahun yang terpapar Covid-19 dan meninggal saat isolasi mandiri di rumahnya, Bandung, 5 Agustus 2021. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Boy Firmansyah Fadzri7 Agustus 2021


BandungBergerak.id - Pandemi Covid-19 Bandung Raya masih dalam suasana muram dengan bertambahnya kasus kematian setiap harinya. Sejak sebulan terakhir, antara awal Juli hingga awal Agustus 2021, penambahan kasus kematian karena infeksi Covid-19 mencapai 1.109 orang. Jika dirata-ratakan, lebih dari 36 orang meninggal dalam sehari.

Sehingga akumulasi kematian sejak awal pandemi tahun lalu hingga data termutakhir (06/08/2021) 2.399 orang.  Sementara akumulasi jumlah kasus Covid-19 Bandung Raya mencapai 99.302 orang, mengalami penambahan 35.193 orang dalam sebulan.

Angka tersebut dihimpun dari semua data pusat Covid-19 se-Bandung Raya, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Raya, dan Kota Cimahi.

Meski demikian, jumlah kematian sepanjang bulan Juli kemarin diperkirakan lebih besar dari data resmi. Dari empat kota/kabupaten Bandung Raya, hanya Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat yang menyertakan data kematian karena probable (belum tes PCR). Sementara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung tidak membuka kasus kematian dalam status probable.

Angka-angka tersebut menegaskan bahwa penularan Covid-19 perlu dicegah dengan segala perangkat yang dimiliki pemerintah pusat dan daerah, mulai pembatasan sosial yang dibarengi solusi ekonomi bagi masyarakat terdampak, penegakan protokol kesehatan, percepatan vaksinasi Covid-19, penambahan pelacakan kontak (3T), dan seterusnya.

Hingga hari ini penambahan kasus kematian masih terjadi, walaupun angkanya tidak sederas penambahan sebelumnya. Misalnya pada Kamis 1 Juli 2021 lalu, penambahan kasus kematian sempat terjadi 122 kasus dalam sehari.

Menurut Beni Syaban, petugas lapangan di TPU Khusus Covid-19, Cikadut, Bandung, dalam sepuluh hari terakhir jumlah permakaman korban Covid-19 menurun drastis. “Sekarang permakaman 9-13 orang (sehari). Berlangsung kurang lebih 10 hari terakhir,” kata Beni Syaban, saat dikonfirmasi BandungBergerak, Jumat (7/8/2021).

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Akumulasi Kasus Dekati 100 Ribu Jiwa
Dari Warga untuk Warga Isoman
Jangan Remehkan Depresi di tengah Pandemi

Jumlah penggali maupun pemikul jenazah di TPU Cikadut masih dalam formasi yang sama, yakni 34 orang pemikul dan 26 orang penggali. Pada lonjakan kasus sebelumnya, petugas lapangan TPU Cikadut pernah memakamkan 70 korban Covid-19 dalam sehari semalam.

Menurunnya jumlah kematian dilaporkan terjadi se-Jawa Barat. Pada 4 Agustus lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan tingkat kematian karena Covid-19 di Jawa Barat sebesar 1,59 persen. Angka persentase ini lebih rendah dibandingkan kasus kematian secara nasional yang mencapai 2,6 persen.

“Tingkat kematian Jabar secara prsentase termasuk paling kecil di Jawa Bali kalau bicara persentasenya,” kata Ridwan Kamil.

Keterisian ruang rawat inap rumah sakit (BOR) di Bandung Raya maupun Jawa Barat dilaporkan menurun. Meski penurunan BOR ini bisa jadi bukan karena jumlah kasus berkurang, melainkan karena semakin bertambahnya ruang-ruang isolasi mandiri (isoman) di luar rumah sakit, ataupun karena pasien memilih isoman di rumahnya sendiri. Terlebih Ridwan Kamil mengatakan 80 persen pasien Covid-19 di Jabar adalah pasien isoman.

Penurunan BOR misalnya dilaporkan Pemkot Bandung. "Saat ini BOR Kota Bandung juga sudah di angka 53,35 persen," ungkap Wali Kota Bandung Oded M Danial, dalam siaran pers 6 Agustus 2021.

Oded menegaskan, BOR Kota Bandung telah memenuhi standar WHO yaitu 60 persen. Data 5 Agustus 2021, di 30 Rumah Sakit di Kota Bandung keterisian untuk pasien konfirmasi dan suspek sebanyak 1.186 tempat tidur. Jumlah tersebut sekitar 53,35 persen dari 2.223 tempat tidur yang ada.

Keterisian tersebut berkurang 87 tempat tidur dari hari sebelumnya. Berarti tersedia 1.037 tempat tidur kosong di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bandung. Sedangkan tempat isolasi untuk kasus konfirmasi tanpa gejala di 3 hotel, per 5 Agustus 2021, jumlah keterisian 48 kamar dari 135 kamar yang tersedia atau hanya terisi sekitar 35,6 persen.

Terlepas dari penurunan BOR rumah sakit maupun jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19, kasus kematian tetap masih belum bisa dihentikan. Bahkan pada 5 Agustus 2021, petugas kesehatan Public Safety Center 119 mengevakuasi jenazah wanita usia 80 tahun yang terpapar Covid-19.

Sang nenek meninggal saat isolasi mandiri di rumahnya di Bandung. Ia terpapar Covid-19 saat 7 orang anggota keluarga dalam satu rumah sedang melakukan isolasi secara bersamaan. Mereka kesulitan mendapatkan layanan rumah sakit di saat BOR dikabarkan turun.

Memang persentase kematian dikatakan menurun, namun sekecil apa pun persentase tersebut tidak menghilangkan makna bahwa kematian adalah tragedi bagi keluarga yang ditinggal. Menghentikan laju kematian sendiri merupakan salah satu indikator utama dalam pengendalian Covid-19.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//