Agen Oksigen Medis Bandung: Konsumsi Oksigen Medis Turun
Fasilitas kesehatan dan agen isi ulang mengonfirmasi persediaan oksigen medis di Bandung kembali normal.
Penulis Bani Hakiki9 Agustus 2021
BandungBergerak.id - Persediaan pasokan oksigen medis untuk pasien Covid-19 di Kota Bandung berangsur normal seiring berkurangnya angka keterisian rawat inap rumah sakit (BOR) pasca-ledakan gelombang penularan Covid-19 Juni-Juli kemarin. Hal tersebut terkonfirmasi oleh beberapa fasilitas kesehatan dan agen isi ulang oksigen medis ecerean di Kota Bandung.
Di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Puskesmas Padasuka, ketersediaan oksigen medis dinyatakan normal. Persediaan oksigen medis di puskesmas ini khusus untuk pasien rawat inap dan dalam pantauan. Namun belum ada kebijakan penyediaan oksigen medis bagi pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah pdibadi.
Kepala UPT Puskesmas Padasuka Fetty Sugiharti mengungkapkan persediaan oksigen medis di tempatnya juga mencukupi kebutuhan bagi pasien non-Covid-19. Namun ia tidak menyebut jumlah pasti oksigen medis yang ada di tempat tugasnya.
“Sekarang, sudah aman ya tidak seperti sebelumnya. Kebutuhan pasien-pasien sudah terpenuhi seluruhnya. Memang, dulu sempat agak sulit tapi keadaan semakin baik. Pasien harian dan BOR juga sekarang sudah turun (jumlahnya),” ungkapnya ketika ditemui di Puskesmas Padasuka, Senin (9/8/2021) siang.
Kabar lainnya datang dari salah satu agen isi ulang oksigen medis Restu Fadhil Gas (RFG) di Arcamanik yang menyatakan bahwa pasokannya sudah kembali normal. Meski agen ini menolak memberikan jumlah pasokan oksigen medisnya.
Tidak jauh dari lokasi RFG, agen isi ulang oksigen medis lainnya, KMR Gas yang beralamat di Jalan Cicukang No.35, Kelurahan Bina Marga mengonfirmasi kondisi serupa. Menurut petugas, dalam sepekan terakhir, jumlah pelanggan isi ulang oksigen medis semakin berkurang. Pada Senin (9/8/2021), agen tersebut mengonfirmasi hanya ada dua pengisian ulang tabung oksigen medis ukuran 6 meter kubik hingga pukul 1 siang.
Seorang petugas KMR Gas Asep menuturkan, biasanya 30 hingga 40 tabung ukuran 6 kilorgram ludes dalam satu hari ketika penularan Covid-19 di Kota Bandung masih memuncak antara Juni-Juli 2021. Ia juga menyatakan bahwa pengiriman jumlah pasokan sudah kembali normal.
“Udah sepekan kayaknya isi ulang sepi, hari ini aja baru ada dua pelanggan. Biasanya pelanggan udah ngantri panjang dari pagi. Sekarang mah stoknya juga aman,” imbuhnya.
Asep memaparkan, pengiriman pasokan oksigen medis dari vendor pun sudah bisa dikirim setiap hari sesuai kebutuhan. Dalam satu pekan terakhir, jumlah pasokan yang diterima KMR Gas bisa mencapai 50 tabung ukuran 6 kilogram.
Ketika rumah sakit di Bandung mencatat rekor tertinggi pasien rawat inap Covid-19 pada Juli lalu, Dinas Industri dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung merilis data kebutuhan oksigen medis di seluruh rumah sakit rujukan Kota Bandung yang mencapai lebih dari 80 ribu meter kubik per hari. Sementara, jumlah persediaan mandek di angka 38,7 ribu meter kubik. Salah satu alasannya, produsen kesulitan mencari bahan baku pembuatan udara buatan ini.
Baca Juga: Data Jumlah Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Kota Bandung 2008-2020, Melonjak di Tahun Pandemi
Aksi-aksi Solidaritas Warga Bandung Ringankan Beban Pemerintah
Jasa Pinjam Tabung Oksigen
Mengantisipasi kebutuhan oksigen medis, Pemeritah Provinsi Jawa Barat (Pemporov Jabar) mengumumkan layanan digital bernama OMAT atau singkatan dari Oksigen Masyarakat Jawa Barat. Layanan ini menyediakan jasa pinjam tabung oksigen untuk pasien Covid-19 yang menjalani isoman di rumah. OMAT dapat diakses melalui aplikasi Pikobar atau dengan mengunjungi situs resmi Pemprov Jabar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, pihaknya telah menyediakan stasiun lima pengisian isi ulang oksigen medis terpusat. Diketahui, agen terpusat ini berada di Kota Bandung, Sukabumi, Cirebon, serta di Kabupaten Bekasi dan Tasikmalaya.
“Skema filling station dihadirkan guna mempermudah dan mempercepat pengisian oksigen bagi rumah sakit,” tuturnya, dalam siaran pers Senin (9/8/2021).
Merujuk data Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) pada 12 Juli 2021, ada sebanyak 466 kasus kematian di Jawa Barat antara 30 Juni-6 Juli 2021. Penyebabnya cukup beragam, termasuk karena terlambatnya mendapat kebutuhan oksigen medis. Sementara data Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung pada Minggu (8/8/2021), mencatat jumlah kematian akbiat Covid-19 telah mencapai 1.318 kasus.