• Berita
  • Musim Hujan Kota Bandung Datang lebih Cepat

Musim Hujan Kota Bandung Datang lebih Cepat

BMKG memprediksi musim penghujan disertai potensi bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, angin kencang, hujan es) yang perlu diwaspadai dan diantisipasi.

Musim hujan di Bandung, Rabu (15/9/2021). Musim hujan diiringi dengan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin kencang, dan lain-lain. (Foto: Miftahudin Mulfi/BandungBergerak.id)

Penulis Bani Hakiki17 September 2021


BandungBergerak.idBandung Raya diprediksi memasuki musim penghujan lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Curah hujan yang diperkiraan tinggi akan disertai potensi bencana hidrometeorolgi: banjir, puting beliung, longsor, dan lain-lain.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kota Bandung Teguh Rayahu menuturkan musim hujan di Bandung dipengaruhi aktivitas iklim yang terjadi di perairan selatan Jawa Barat, seperti terjadinya pertumbuhan siklon tropikal Conson di wilayah Filipina dan Laos yang menyebabkan gelombang laut tinggi, kemudian menguatnya Monsoon Australia pada tiga hari terakhir yang menyebabkan angin kencang.

Selain itu, ada pula pengaruh dari aktivitas gelombang equatorial Rossby yang terpantau aktif mulai tanggal 6 September 2021 dan di perkirakan akan berakhir pada akhir September 2021. Semua fenomena iklim tersebut berdampak kuat pada curah hujan di Bandung Raya dan sekitarnya.

“Kombinasi angin monsoon Australia dan aktivitas gelombang equatorial Rossby menjadi penyebab utama angin kencang dan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat,” ungkap Teguh Rahayu ketika dihubungi, Kamis, (16/9/2021).

BMKG memperkirakan, kondisi cuaca wilayah Bandung Raya pada Jumat dan Sabtu, 17-18 September 2021, akan cerah berawan pada pagi hari hingga menjelang siang dengan potensi hujan ringan sebesar 62 persen pada sore hari. Sedangkan prakiraan untuk malam hingga dini hari adalah cerah berawan hingga berawan.

Untuk daerah perairan, BMKG mengingatkan bahaya gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat yang bisa mencapai enam meter hingga lebih. Gelombang ini dipicu angin kencang hingga 28 knot atau setara 52 kilometer per jam.

Bagi daerah daratan, merujuk prakiraan cuaca berbasis dampak atau impact-based forecast (IBF) termuktahir untuk dampak banjir, tercatat sejumlah wilayah Bandung Raya dengan potensi status “waspada” pada 17-18 September 2021 mendatang. Wilayah ini meliputi Gununghalu, Sindangkerta, Rancabali, Pasirjambu, Ciwidey, Pangalengan, Cimaung, dan Kertasari.

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Meiki W Paendong mengatakan bencana hidrometeorologi perlu diwaspadai bersama. Ia melihat bencana hidrometeorologi menjadi anomali di wilayah Bandung Raya akibat perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.

“Kalau kita cermati seharusnya sekarang kita sedang menghadapi curah hujan kurang (kemarau). Tapi, ada perubahan pola hidrometeorologi yang berubah secara global berkaitan dengan perubahan iklim itu nyata. Ini bukan sekadar bencana alam,” kata Meiki Paendong.

Baca Juga: Akar Masalah DAS Citepus Bukanlah Sampah melainkan Tata Ruang
Sampah Kota Bandung: dari Ratusan Juta Rupiah Ongkos Angkut sampai Tusuk Sate Maut

Potensi Bencana 2021-2022

Pancaroba atau transisi musim kemarau ke musim hujan diprediksi terjadi pada September 2021 hingga awal Oktober 2021. Pada periode tersebut, curah hujan akan mengalami peningkatan. Potensi bencana hidrometeorologi pun mengintai.

Teguh Rahayu menyoroti potensi bencana di Cekungan Bandung. Diketahui, Cekungan Bandung sendiri dikelilingi oleh banyak gunung-gunung dan bukit dengan elevasi mencapai lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut sehingga cukup rentan.

“Kondisi demikian menyebabkan wilayah Bandung Raya memiliki potensi bencana hidrometeorologi terkait topografi seperti banjir dan tanah longsor. Selain itu masih ada potensi bencana lainya seperti hujan es dan angin kencang atau puting beliung,” tuturnya.

Puncak musim hujan diprediksi jatuh pada Januari 2022. Sifat musim hujan wilayah Bandung Raya bersifat Atas Normal (AN). Peningkatan curah hujan diprediksi dapat mencapai antara 20 hingga 40 persen lebih tinggi dari kondisi normal.

“Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan, sekitar Citarum, dan bahkan perkotaan diharap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian banjir, tanah longsor, hujan es, dan puting beliung,” ujar Teguh.

Dalam menghadapi musim hujan tahun ini diharapkan pemerintah setempat maupun warga dapat melakukan manajemen air dengan baik, seperti menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk atau danau serta badan air lainya yang berguna untuk periode musim kemarau tahun depan.

Teguh mengimbau agar warga Bandung untuk tetap dalam sikap waspada sepanjang musim hujan. Ia juga menegaskan bahwa masyarakat harus pintar dalam mengolah informasi dewasa, seperti menghindari berita hoaks dan melakukan verfikasi informasi ke pihak yang lebih kredibel.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//