Merayakan Literasi Bersama Patjar Merah X Bandung Readers Festival di Kampus Unpar
Bisa dibilang ini kali pertama aku mengunjungi suatu festival buku yang cukup besar dalam hidupku: Patjar Merah.
Penulis Dzoulfiqar Gani9 Desember 2022
BandungBergerak.id - Udara sejuk mengiringi perjalananku menyusuri Jalan Tamansari. Hilir mudik kendaraan turut mendampingi kala memasuki Jalan Ciumbuleuit. Aku cukup menikmati perjalananku untuk menuju Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), tempat di mana festival buku Patjar Merah diadakan.
Perjalanan ini sangat membuatku bersemangat, bisa dibilang ini kali pertama aku mengunjungi suatu festival buku yang cukup besar dalam hidupku.
Ketika sampainya di Unpar, aku sangat takjub dengan banyaknya buku yang tersedia di aula ini. Rasanya ingin kubawa semua koleksi buku yang ada di sana, namun sayang kocekku tidak sanggup untuk memenuhinya. Aku datang sekitar jam 9 pagi di hari Sabtu, 3 Desember 2022, niatku memang untuk berkunjung sembari mendengarkan sesi seminar yang dibawakan Ivan Lanin, ahli bahasa Indonesia yang cukup berjasa di bidangnya.
Koleksi buku di sini sangatlah banyak, terlebih apabila kalian seorang pecinta buku pasti akan betah untuk berlama-lama di tempat ini karena saking asyiknya melihat beragam koleksi buku. Tidak heran pengunjung di sini pun sangat fokus mebidik buku yang akan mereka bawa pulang.
Panitia-panitia pasar buku ini sangatlah ramah, mereka dengan senang hati akan memberikan rekomendasi-rekomendasi buku yang menarik ketika kalian bertanya. Benar saja, aku sampai takjub tatkala mengunjungi tiap seksi buku. Berbagai jenis buku di sini memang sangat beragam, mulai dari buku fiksi, non-fiksi, dan bahkan buku politik tentang ideologi-ideologi di dunia.
Semakin siang pengunjung festival buku ini semakin banyak, terlihat dari antrean yang mulai memenuhi pintu masuk karena para pengunjung diharuskan untuk melakukan scan Peduli Lindungi terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan. Mereka seakan tidak sabar untuk melihat banyaknya koleksi buku yang tersedia, aku yakin mereka pun takjub setelah mengetahui berbagai buku yang tersedia.
Harga buku di pasar buku Patjar Merah tentu sangat beragam, dari harga yang murah sampai yang termahal. Tentu dengan isi buku yang tebal dan kualitas yang berbeda-beda sangat mempengaruhi harga dari buku tersebut. Akan tetapi, meskipun buku tersebut terlihat tebal dan besar, jika kalian beruntung kalian akan mendapatkan buku dengan harga yang cukup tidak masuk akal di kelasnya.
Tentu hal ini karena Patjar Merah telah memberikan diskon potongan harga besar-besaran bagi beberapa buku khusus yang tersedia di festival ini. Bahkan, aku pun cukup terkaget ketika menemukan buku yang cukup tebal dengan harga hanya sebesar 5.000 rupiah saja. Karena buku tersebut menarik aku pun langsung membelinya, meskipun aku harus bertanya terlebih dahulu dikhawatirkan ada kesalahan dalam penyantuman harga buku tersebut.
Para pengunjung yang datang terlihat sangat serius dalam mencari buku yang mereka inginkan, salah satunya adalah Fida. Mahasiswi UPI asal Bandung ini turut menceritakan tujuannya berkunjung ke Patjar Merah.
“Aku sendiri follow instagram Patjar Merah, dan kalau dilihat dari acara Patjar Merah di kota-kota sebelumnya selalu ramai dan selalu menarik,” ujar Fida, di sela-sela melihat buku-buku koleksi Patjar Merah.
Baca Juga: Antara Kata dan Senjata dalam Buku Blues untuk Marcos
Konsorsium Bandung Menyongsong Pameran Buku Patjar
SALAMATAKAKI #7: Membaca Bandung Bersama Cerita Bandung dan Patjar Merah
Komunitas dan Kampus
Patjar Merah sendiri memang kerap melakukan safarinya di berbagai kota di Indonesia, dan baru kali ini dilaksanakan di Kota Bandung. Tentu dengan membawa berbagai macam koleksi buku yang ada diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk membaca. Koleksi buku yang disediakan oleh Patjar Merah sendiri bisa dibilang cukup lengkap dengan menyediakan ribuan eksemplar untuk festival buku kali ini.
“Di sini banyak banget (buku) yang gak ada di e-commerce gitu di sini ada,” ujar Fida terkait banyaknya koleksi buku yang tersedia di festival buku Patjar Merah.
Berdasarkan penuturan Faisal Fani Irawan, koordinator umum Patjar Merah, Patjar Merah sendiri telah berkeliling sejak 2019 yang pada awalnya diadakan di Yogyakarta. Setelah sukses di Yogyakarta kemudian acara Patjar Merah dilanjutkan ke Semarang, Surabaya, Malang. Namun, kemudian sempat terhenti karena sedang maraknya pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Event Patjar Merah sendiri merupakan inisiasi dari Mbak Widya Ristanti selaku founder, tujuannya adalah sebagai pemerataan dan penyetaraan akses literasi untuk nusantara,” ujar Faisal di sela-sela kesibukannya mengawasi berjalannya acara.
Festival buku Patjar Merah turut menggandeng komunitas festival buku yang ada di Bandung sebagai supporting event-nya. Berdasarkan penuturan Faisal, Patjar Merah memang kerap menggandeng komunitas-komunitas di kota-kota yang akan dikunjunginya, dan kali ini Bandung Readers Festival yang menjadi mitra dalam pelaksanaan festival buku Patjar Merah di Kota Bandung.
“Patjar Merah di setiap kota membutuhkan kolaborator, jadi kami merespons komunitas-komunitas yang memang bergerak di bidang literasi. Dalam hal ini mungkin Bandung Readers Festival lebih berfokus pada acaranya dan pada festivalnya. Sedangkan kami di bagian pasar buku dan pengelolaan segala macamnya,” ujar Faisal.
Selain itu, Patjar Merah turut berkolaborasi dengan Universitas Katolik Parahyangan dalam pelaksanaan event kali ini. Menurut Faisal, baru kali ini Patjar Merah dapat berkolaborasi secara langsung dengan sebuah universitas sebagai venue dari event festival bukunya. Sebelumnya Patjar Merah biasa menyelenggarakan acara pasar buku ini di tempat-tempat seperti cagar budaya atau pun gudang-gudang kosong sebagai venue-nya.
Faisal berharap Patjar Merah dapat menjadi tempat berkumpul bagi teman-teman komunitas antarlini yang ada di Kota Bandung untuk kemudian berkolaborasi menghasilkan suatu gebrakan.