• Pemerintah
  • Data Rumah Tangga Penerima Kredit di Kota Bandung 2020, Leasing Masih Jadi Andalan

Data Rumah Tangga Penerima Kredit di Kota Bandung 2020, Leasing Masih Jadi Andalan

Dari total 773.368 rumah tangga di Kota Bandung, 21,99 persen di antaranya menerima pinjaman kredit. Perusahaan leasing masih menjadi sumber utama.

Penulis Sarah Ashilah18 Oktober 2021


BandungBergerak.id -  Pandemi Covid-19 yang berujung pada pembatasan aktivitas telah berdampak ke seluruh aspek kehidupan di sepanjang tahun 2020. Dampak buruknya, laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung merosot hingga minus 2,28 persen. Situasi seperti ini menyebabkan orang-orang harus berjuang lebih keras lagi agar tetap bisa hidup, termasuk meminjam uang untuk kebutuhan sehari-hari maupun modal usaha.

Tecatat dalam dokumen Kota Bandung dalam Angka 2021, per 2019 ada 773.368 rumah tangga yang tersebar di berbagai wilayah Kota Bandung. Tabel dinamis Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit dalam Setahun Terakhir Menurut Jenis Kredit Usaha di Kota Bandung 2020, yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat ada 21,99 persen rumah tangga yang menerima kredit. Itu berarti ada sebanyak 170.064 rumah tangga penerima kredit.

Dari 170.064 rumah tangga tersebut, jumlah terbanyak memperoleh pinjaman kredit bersumber perusahaan leasing, yakni 37,59 persen. Diikuti oleh Program Bank Selain KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebesar 20,19 persen dan penerima pinjaman KUR sebesar 16,84 persen.

Baca Juga: Data Sebaran Balita Keluarga Miskin di Kota Bandung 2019, Terbanyak di Kecamatan Babakan Ciparay
Data Lima Kelurahan Terpadat di Kota Bandung 2020, Babakan Asih Masih di Urutan Pertama

Data juga menunjukkan, persentase penerima kredit dari kategori lainnya juga cukup besar yakni 8,74 persen. Pinjaman online (pinjol) dapat masuk ke dalam kategori ini, mengingat popularitasnya semakin dikenal oleh masyarakat. Pinjol memang dikenal akan kemudahannya. Hanya dengan mengisi identitas lengkap dengan penyerta Kartu Tanda Identitas (KTP), uang yang dipinjam sudah bisa mengalir ke rekening bank yang didaftarkan, tanpa harus ada jaminan apa-apa.

Jurnal Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Risiko Terhadap Minat Pengguna Dalam Penggunaan Finansial Teknologi Pinjaman Online, menyatakan bahwa hasil uji statistik menunjukkan persepsi kemudahan pengguna meningkatkan minat terhadap praktik pinjaman online. Hal ini dibuktikan pada hasil koefisien determinasi sebesar 82,4 persen.

Meski begitu, pilihan memakai pinjol bukanlah tanpa risiko. Cara perusahaan kredit online menagih pinjaman yang tidak terbayar atau terlambat bayar, tak jarang dengan cara membocorkan data si peminjam, lalu mengumbar hutang mereka ke pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan orang yang meminjam.

Jurnal yang ditulis oleh Devi Rahayu Andista dan Riauli Susilawaty dari Politeknik Negeri Bandung ini juga menunjukkan bahwa faktor risiko akan berpengaruh negatif terhadap minat untuk meminjam uang secara online. Hal ini dibuktikan dengan hasil koefisien regresi persepsi kemudahan pengguna sebesar 59 persen dan risiko sebesar 33,6 persen.

Temuan ini pun menunjukkan ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara kemudahan dan risiko terhadap minat pengguna. Setiap peningkatan persepsi kemudahan, maka minat pun akan semakin meningkat. Begitupun sebaliknya, jika persepsi risiko yang meningkat, pengguna akan mengurungkan minatnya terhadap pinjol.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//