• Liputan Khusus
  • WAJAH CALON WALI KOTA BANDUNG DI BALIHO #1: Muhammad Farhan Ingin Beberes Bandung

WAJAH CALON WALI KOTA BANDUNG DI BALIHO #1: Muhammad Farhan Ingin Beberes Bandung

Muhammad Farhan menyebut Bandung ibarat rumah tua yang indah tetapi kotor. Kalau terpilih jadi wali kota, ia ingin beberes.

Baliho menampilkan Muhammad Farhan sebagai calon Wali Kota Bandung 2024 usungan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), di Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Kamis (23/2/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Penulis Awla Rajul2 Maret 2023


BandungBergerak.id – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 memang masih setahun lagi, tetapi hawa politik sudah mulai terasa. Di jalanan Kota Bandung, bendera-bendera partai politik mulai bertebaran. Juga spanduk-spanduk politik yang menampilkan tokoh-tokoh partai politik. Tidak ketinggalan, baliho-baliho yang memasang wajah para calon wali Kota Bandung.

Di Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di persimpangan Buah Batu dari arah Kiaracondong menuju Batununggal, terdapat baliho Partai Nasdem yang menampilkan dua sosok, yakni Muhammad Farhan dan Sigit SW. Farhan ditampilkan sebagai calon Wali Kota Bandung, sedangkan Sigit sebagai bakal calon legislatif (Bacaleg) DPRD 2024-2029 Dapil 3 Kota Bandung.

Baliho politik yang menampilkan Muhammad Farhan sebagai calon Wali Kota Bandung 2024-2029 ditemukan di beberapa lokasi lain. Di persimpangan Jalan Buah Batu dan Jalan Pelajar Pejuang 45, sebuah baliho berukuran sekitar 2x5 meter yang mencuat dari median jalan memajang wajah sang calon sendirian.

Iwan, pak ogah yang bekerja di putaran jalan tepat di depan Eiger Adventure Jalan Pelajar Pejuang 45, menyebutkan bahwa baliho tersebut sudah terpasang sejak seminggu lalu.

“Yang masangnya mungkin yang saya tau itu pegawai dari yang punya papan baliho ini. Biasanya dipasang malam,” katanya kepada BandungBergerak.id, Kamis (23/2/2023).

Iwan sendiri masih mencari dan melihat-lihat sosok calon Wali Kota Bandung dengan kebijakan yang memihak kelas menengah ke bawah. Ia tak mau memilih mereka yang hanya mengumbar janji.

“Kan kebanyakannya juga tahun-tahun sebelumnya seperti itu. Ya kita berharap juga gak seperti itu. Wali kota yang benar-benar memperhatikan kondisi dari kalangan paling bawah hingga paling atas,” ujarnya.

Baliho Partai Nasdem yang memasang wajah Farhan juga ada di jalan layan Jalan Laswi. Dalam jargon “It’s time Restorasi Perubahan”, tampil tiga sosok, yakni Muhammad Farhan sebagai Calon Wali Kota Bandung Periode 2024-2029, Sigit SW sebagai Bacaleg DPRD 2024-2029 Dapil 3 Kota Bandung, serta Subchan Daragana sebagai Bacaleg DPR RI 2024-2029 Dapil Kota Bandung-Cimahi.

Baca Juga: Tahapan Pemilu 2024, dari Pemutakhiran Data Calon Pemilih hingga Hari Pemungutan Suara 14 Februari
Menjelang Pemilu 2024, Pemilih Muda Bersuara

Beberes Bandung

Dihubungi melalui telepon dalam dua kali kesempatan, Muhammad Farhan menyebutkan bahwa dirinya sudah mendapatkan dukungan dan arahan dari Ketua Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustofa dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Baliho-baliho politik yang bertebaran di jalanan ia lihat sebagai bentuk komunikasi publik. Bukan soal seberapa besar dana yang digelontorkan.

“Sudah dapat dukungan dari partai. Insyaallah (siap nyalon, red),” ungkapnya, Jumat (24/2/2023).

Menurut Farhan, Kota Bandung sudah memiliki segalanya, tetapi tidak terpelihara dan termanfaatkan secara optimal. Ia mencontohkan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan Masjid Al Jabbar di kawasan Gedebage. Masjid yang indah tidak didukung dengan akses jalan yang laik sehingga mengakibatkan kemacetan. Farhan menyebut juga infrastruktur Teras Cihampelas, Jalan Asia Afrika, serta pasar-pasar tradisional di Kota Bandung.

"Kita itu melihat kota Bandung sekarang kayak masuk ke sebuah rumah tua yang indah tetapi kolotor,” tuturnya, Selasa (28/2/2023). “Itu sebabnya siapa pun yang memimpin kota Bandung harus bisa memimpin semua warga Bandung untuk melakukan beberes, itu."

Diusung oleh Partai Nasdem, Farhan mengaku memiliki "jurus jitu" jika nanti benar duduk di kursi nomor satu Kota Bandung. Rencana pembangunan masa transisi 2023-2025 yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat harus dipahami sebab program tersebut bukan hanya harus dijalankan oleh pejabat sementara Wali Kota Bandung, namun juga oleh Wali Kota Bandung terpilih nantinya.

"Jangan janji mulu-muluk, fokus di situ aja. Sampai tahun 2025 gak bisa bikin apa-apa yang baru, fokus aja di situ, beresin satu-satu. Beresin PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), beresin pembangunan ruang kelas baru, beresin honor guru, beresin puskesmas-puskesmas sebagai layanan terdepan untuk masyarakat. Kayak gitulah," ucapnya.

Farhan menyebut satu kata kunci untuk Kota Bandung 2024, yaitu beberes. Untuk masalah kemacetan terus berulang, misalnya, solusinya adalah dengan membereskan angkutan umum. Bandung memiliki banyak taman, tetapi kotor dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Solusinya adalah membereskannya.

"Kata kunci dari saya untuk kota Bandung 2024 ke depan adalah beberes," ucapnya.

Farhan juga menilai penting peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Jangan sampai Kota Bandung kekurangan kekurangan orang pintar dan orang hebat. Diyakini Farhan, inilah kunci bagi Bandung untuk terus berkembang.

"Kota Bandung terkenal bukan karena ada gedung tinggi 200 lantai, bukan karena pabrik komputer terbesar sedunia, enggak. Kota Bandung dikenal karena kualitas SDM yang luar biasa," ungkap Farhan. 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasdem Kota Bandung Rendiana Awangga menyebutkan, Farhan memang sudah diusung dalam Pilwalkot Bandung 2024 dan Partai Nasdem pun sudah melakukan deklarasi dan sosialisasi beberapa waktu lalu. Selain media luar ruangan seperti baliho, sosialisasi juga dilakukan dengan memanfaatkan media sosial.

Awang, demikian ia kerap disapa, mengatakan bahwa Partai Nasdem secara rutin mengadakan survei terhadap tokoh-tokoh populer. Farhan, yang selalu ada di posisi atas, merupakan peluang terbaik bagi Partai Nasdem untuk mengamankan kursi Wali Kota Bandung pada 2024 nanti.

“Kan kalau di Bandung itu masyarakatnya aja udah beda. Masyarakatnya lebih egaliter, terus lebih kreatif. Yang kita lihat wali kotanya yang harus bisa mengimbangi dan juga memenuhi kriteria masyarakat Kota Bandung. Kita lihat kriteria-kriteria itu ada di Kang Farhan,” ungkap Awang, Rabu (1/3/2023).

Dijelaskan Awang, saat ini Partai Nasdem fokus untuk melihat hasil dari Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan berlangsung bulan Februari 2024 mendatang. Kerja internal dilakukan untuk membuat Nasdem menjadi partai pemenang. Yang juga dikerjakan adalah menyampaikan ke publik bahwa Partai Nasdem sudah memiliki usungan calon Presiden Indonesia, calon Gubernur Jawa Barat, dan calon Wali Kota Bandung.

Baliho politik yang menampilkan tiga sosok yang diusung Partai Nasdem di Pemilu 2024 mendatang  berdiri di Jalan Laswi, Kota Bandung, Kamis (23/2/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)
Baliho politik yang menampilkan tiga sosok yang diusung Partai Nasdem di Pemilu 2024 mendatang berdiri di Jalan Laswi, Kota Bandung, Kamis (23/2/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Dari Dunia Siaran

Muhammad Farhan merupakan pria kelahiran Bogor, 25 Februari 1970, berdarah Aceh dan Sunda. Dikutip dari laman dprd.go.id, ia menempuh pendidikan SD di Bina Budaya Bandung (1976-1982), SMP Negeri 3 Bandung (1982-1985), dan SMA Negeri 3 Bandung (1985-1988). Pada 1988 sampai 1996, Farhan menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.

Farhan bukan sosok baru di bursa pencalonan Wali Kota Bandung. Dalam Pilwalkot Bandung 2018, ia diusung oleh Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP). Gagal merebut kursi Bandung satu, Farhan terpilih sebagai anggota DPR dengan berbendera Partai Nasdem.

Sebelum terjun ke dunia politik, Farhan dikenal publik karena kiprahnya di dunia siaran sebagai pembawa acara radio dan televisi. Lulus pendidikan tinggi, ia malang-melintang bekerja di beberapa radio swasta, seperti Mustang FM, Hard Rock FM, dan Delta FM. Ia juga menjadi pembawa acara di beberapa program televisi dan menjadi aktor. Ia berperan sebagai ayah Milea pada serial film Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea: Suara dari Dilan.

Di dunia olah raga, Farhan sempat duduk sebagai Direktur PT. Persib Bandung Bermartabat. 

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//