• Berita
  • Menjelang Pemilu 2024, Pemilih Muda Bersuara

Menjelang Pemilu 2024, Pemilih Muda Bersuara

Sebagian besar mahasiswa adalah pemilih pemula yang baru pertama kali memilih pada pemilu 2024 nanti. Masih sedikit informasi mengenai pemilu yang bisa di akses.

Peserta demonstrasi mengusung spanduk penolakan perpanjangan masa jabatan presiden di Bandung, tahun 2021. Mereka menuntut Pemilu 2024 tetap digelar. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Awla Rajul21 Februari 2023


BandungBergerak.id – Proses tahapan-tahapan pemilu (Pemilihan Umum) 2024 sudah bergulir. Pesta demokrasi yang digelar lima tahun sekali ini akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 mendatang. Sebagian besar mahasiswa yang kini duduk di bangku kuliah, yang lima tahun lalu belum cukup umur untuk mencoblos, akan mendapat kesempatan pertama ikut memilih dalam pemilu 2024.

BandungBergerak.id memotret pendapat mahasiswa yang menjadi pemilih pemula menghadapi pemilu pertamanya tersebut. Sebagian besar antusias dengan pemilu 2024 dan mengharapkan adanya perubahan nyata. Namun ada juga yang menyimpan kekhawatiran terkait pesta demokrasi tersebut. Berikut ini pandangan mereka. 

Reza Hardiyanti (21 tahun) merupakan mahasiswi UIN SGD Bandung. Pemilu 2024 mendatang adalah kesempatan pertamanya untuk memberikan suara untuk memilih presiden dan wakil presiden, jajaran legislatif di tingkat pusat hingga daerah, serta pemilihan kepala daerah gubernur dan walikota. Ia tahu dari cerita kakaknya yang sudah pernah ikut mencoblos pada pemilu 2019 lalu bahwa dalam surat suara untuk mencoblos akan terisi banyak sekali nama calon legislatif yang harus dipilih.

Namun ia tidak banyak mengetahui perihal siapa saja yang akan menjadi calon legislatif. Ia hanya tahun informasi seputar calon presiden yang ia dapatkan melalui televisi dan internet. Kabar seputar pemilihan gubernur atau Pilgub Jawa Barat atau pun pemilihan wali kota atau Pilwalkot Bandung pun belum banyak diketahui.

"Soalnya gak banyak diomongin juga sih, lebih banyak ke bakal calon presiden aja yang aku denger," ujar Reza warga Kelurahan Pasirbiru, Kecamatan Cibiru ini pada BandungBergerak.id, Senin (20/2/2023).

Reza sendiri merasa belum banyak mendapatkan edukasi soal pemilu dari tingkat kewilayahannya, seperti RT atau RW. Namun jika tidak mendapatkannya di sana, ia akan mencari sendiri melalui internet atau televisi sebab edukasi tentang pemilu penting. Menurutnya, nanti akan banyak iklan seputar cara mencoblos yang baik dan benar agar suara yang dikeluarkan sah.

Reza berharap pemilu berjalan dengan lancar. Namun ia sendiri memiliki kekhawatiran sendiri apabila terjadi kecurangan atau pelanggaran dari panitia penyelenggara pemilu. Ia berharap pemilu berjalan dengan lancar.

"Harapannya pemilu 2024 bisa berjalan dengan baik, damai, aman, tenang dan juga tidak chaos. Semoga juga tidak ada serangan fajar dan yang lain. Terus buat panitia KPU semoga bisa menjalankan tugas dengan baik, jujur dan adil supaya bisa melahirkan pemimpin dari suara yang sah, supaya demokrasi di Indonesia semakin baik dan berkualitas," ujar Reza.

Pemilih muda lainnya, Karina Amartia (21 tahun). Mahasiswi Manajemen Keuangan Syariah (MKS) UIN SGD Bandung ini mengaku edukasi seputar pemilu dari pihak RT/RW di daerahnya masih kurang. Namun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi karena ia yang kurang berbaur dengan lingkungan sekitar, sehingga ia belum banyak mendapatkan informasi tersebut.

Sementara untuk informasi seputar calon presiden banyak diterimanya dari internet dan media sosial. Karina berharap nantinya presiden yang terpilih memiliki fundamental ekonomi yang kuat. Indonesia juga diharapkan bisa melakukan ekspor yang lebih banyak ke depannya.

"(Tahun) 2023 ini kan isunya resesi, gak tau nanti 2024 apa gitu. Jadi kayaknya butuh fundamental yang kuat untuk calon presiden, lebih dari Jokowi skill ekonominya. Tapi gak ekonomi aja, skill sosialisasinya, dan yang gimana-gimana gitu harus dipertimbangkan. Tapi aku (menilainya, red) lebih condong ke ekonomi," ujar Karina kepada BandungBergerak.id.

Karina memiliki kekhawatiran tersendiri apabila kampanye yang dilakukan berlebihan sampai menghina suatu kelompok atau bahkan terjadi intoleransi dan masyarakat terpecah-belah karena perbedaan pilihan politik. Ia sendiri sempat mengalaminya di tahun 2019, saat ia memiliki kecenderungan terhadap calon presiden yang berbeda dengan ayahnya.

"Kampanye yang gila-gilaan yang sampai menghina, intoleransi ini itu gitu. Ya yang tidak diinginkan itu masyarakat Indonesia itu jadi teradu domba. Meskipun ada yang seperti itu jangan sampai jadi yang on point gitu. mending gimana caranya sama-sama biar Indonesia semakin maju," ujar Karina.

Untuk pemilihan wali kota Bandung sendiri ia kurang mengikuti. Ia pun belum tahu pasti siapa saja yang akan menjadi calon. Namun ia kerap melihat baliho-baliho besar dari partai yang sudah bertebaran di jalanan kota Bandung.

Baca Juga: Orang Tua Siswa Minta Gubernur Jabar Batalkan Pemangkasan BOPD SMA dan SMK
Aksi Solidaritas Koalisi Masyarakat Sipil Bandung Mendesak DPR Segera Sahkan RUU PPRT
Tahapan Pemilu 2024, dari Pemutakhiran Data Calon Pemilih hingga Hari Pemungutan Suara 14 Februari

Peran Aktif RT/RW Lancarkan Pemilu

Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebutkan ketua RT dan RW harus berperan menjaga keamanan dan ketertiban serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Ia berharap peran aktif ketua RT dan RW bisa memberikan hasil yang berkualitas, salah satunya dengan meningkatkan partisipasi pemilih di wilayahnya.

Yana Mulyana menargetkan partisipasi pemilih dalam pemilu 2024 meningkat, dari 87 persen menjadi 90 persen. Ia juga mengingatkan kepada ketua RT dan RW untuk menjamin para pemilih disabilitas dapat menggunakan hak pilih.

"Suksesnya pemilu yakni partisipasi pemilih. Mudah-mudahan bisa meningkat dari 87 sampai 90 persen. Kita menjaga situasi tetap kondusif dan pelaksanaan pesta demokrasi yang diharapkan dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat," ujar Yana Mulyana saat menghadiri Peningkatan Kapasitas Kinerja RW di Kota Bandung di The Cipaku Garden Hotel, dikutip melalui siaran pers, Senin (20/2/2023).

Ketua DPRD Kota Bandung, Teddy Rusmawan menyebutkan bahwa pihak RT dan RW merupakan garda terdepan terkait dinamika yang terjadi di wilayahnya. Menjelang tahun politik, RT dan RW bersama aparat kewilayahan haruslah memberikan keamanan dan memantau warga.

Ketua Forum RW Kota Bandung, Lily Maulana menyebutkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membuat situasi kondusif di kewilayahan menjelang pemilu 2024. Lili menyebutkan bahwa di Kota Bandung terdapat 1598 RW dan 9941 RT. "Kami siap melaksanakan pemilihan umum pemilu 2024 nyaman dan kondusif di Kota Bandung," ungkapnya dikutip dari siaran pers.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//