Data 15 Permasalahan Utama di Kota Bandung 2019, Kemacetan dan Sampah Jadi Yang Paling Berat
Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan paling berat yang dihadapi Kota Bandung. Sampah, menciutnya lapangan kerja, serta akses air bersih menyusul.
Penulis Sarah Ashilah6 Januari 2022
BandungBergerak.id - Kemacetan lalu lintas, disusul sampah dan lapangan kerja, menjadi permasalahan paling berat yang dihadapi oleh Kota Bandung. Setidaknya itulah yang tergambar dari hasil "Survei Persepsi Masyarakat terhadap Pembangunan Kota Bandung 2019" yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) kota Bandung.
Survei dengan 6.000 orang responden tersebut menghasilkan 15 jenis permasalahan yang masing-masing diberi poin pembobotan. Kemacetan lalu lintas, berada di urutan pertama, memperoleh 21.772 bobot poin. Permasalahan sampah ada di urutan kedua dengan 15.375 bobot poin, disusul sulitnya lapangan pekerjaan di urutan ketiga dengan bobot poin sebesar 9.394.
Sebelum dilakukan pembobotan, diketahui bahwa masalah kemacetan dipersepsikan sebagai yang terberat oleh 3.283 orang responden atau sekitar 54,7 persen dari seluruh responden. Jumlah dan persentase ini disebut bertambah dibandingkan hasil survei tahun sebelumnya.
Selain itu, diketahui juga ada sebanyak 688 orang responden atau sekitar 11,5 persen yang berpersepsi bahwa permasalahan sampah kotalah yang paling berat dan paling mendesak dituntaskan. Sementara itu, 524 orang responden atau sebesar 8,7 persen lainnya berpendapat bahwa sulitnya lapangan pekerjaan harus menjadi masalah utama yang ditanggulangi.
Persepsi warga kota yang menyebut kemacetan sebagai permasalahan utama seiring sejalan dengan hasil kajian Bank Pembangunan Asia (ADB) yang terbit, dan kemudian heboh, setahun sebelumnya. Kota Bandung disebut lebih macet dari Jakarta dan Surabaya.
Temuan menarik lain dari survei tahunan ini adalah munculnya permasalahan akses terhadap air bersih di urutan keempat. Bobot poin permasalahan ini juga melonjak dibandingkan hasil survei tahun sebelumnya.
Survei yang dilakukan oleh Diskominfo Kota Bandung ini melibatkan 6.000 orang responden sebagai representasi warga Kota Bandung. Jumlah tersebut terdiri dari 54,8 persen laki-laki dan 45,2 persen perempuan, dengan usia termuda 14 tahun serta usia tertua 85 tahun.
Selain untuk mengidentifikasi masalah di Kota Bandung, survei "Survei Persepsi Masyarakat terhadap Pembangunan Kota Bandung 2019" ini juga penting untuk merencanakan dan mengukur ketepatan strategi pemerintah dalam menangani permasalahan-permasalahan yang dikeluhkan warga.