Tips Mencari Pekerjaan yang Tepat di Tengah Krisis Seperempat Kehidupan
Krisis seperempat kehidupan akan dihadapi setiap orang yang baru saja lulus kuliah atau berusia 20-35 tahun.
Penulis Iman Herdiana7 April 2023
BandungBergerak.id - Quarter life crisis (krisis seperempat kehidupan) didefinisikan sebagai kecemasan, kebingungan, dan keraguan yang muncul akibat adanya tuntutan dan pilihan dari dunia luar. Krisis ini sudah pasti dilewati oleh semua orang khususnya mereka yang baru saja lulus kuliah atau berusia 20-35 tahun.
Panjangnya fase krisis seperempat kehidupan itu sendiri disebabkan oleh beberapa fase yang ada dan dapat terjadi secara berulang di dalam quarter life crisis. Hal tersebut dikemukakan oleh Orlando Liongwirata selaku Recruitment Manager dari PT Arta Boga Cemerlang dalam webinar bertajuk “Quarter Life Crisis: How to Find the Right Job” pada Rabu (1/3/2022).
Webinar yang diselenggarakan secara virtual tersebut merupakan rangkaian dari Webinar Week Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Virtual Job yang dimulai pada tanggal 27 Februari hingga 3 Maret 2023. Kegiatan pembekalan rutin ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai pengetahuan seputar dunia kerja sesungguhnya yang tidak didapatkan mahasiswa di bangku kuliah.
Lebih lanjut, dirinya menjabarkan beberapa fase dalam quarter life crisis, antara lain:
Fase 1: Kondisi kritis serta bingung dalam situasi spesifik yang muncul dalam hidup.
Fase 2: Muncul perasaan tidak nyaman sehingga berusaha keras untuk mencoba keluar dari kondisi kritis.
Fase 3: Keinginan untuk memulai kehidupan baru dengan menyusun target.
Fase 4: Merealisasikan target yang telah dibuat sebelumnya.
“Kalau temen-temen gagal di fase 3, mungkin teman-teman akan balik lagi ke fase yang pertama,” ujarnya, dikutip dari laman Unpar, Selasa (4/4/2023).
Menurutnya, quarter life crisis merupakan fase di mana setiap orang harus memikirkan dan memfokuskan diri sendiri. Maka dari itu, penting untuk seluruh orang mengetahui dan mengenal diri sendiri. Salah satu bagian yang penting untuk dikenali adalah tipe kepribadian seperti MBTI (Myers-Briggs Type Indicator).
“Itu kenapa penting banget untuk teman-teman know yourself, untuk kenalin diri temen-temen,” ucapnya.
Orlando menjabarkan 4 dimensi yang ada dalam MBTI beserta dengan penjelasannya sebagai berikut:
Extraversion vs Intraversion: Menjelaskan dari mana Anda bisa mendapatkan energi.
Sensing vs Intuition: Menjelaskan cara Anda menerima informasi.
Thinking vs Feeling: Menjelaskan cara Anda dalam mengambil keputusan.
Judging vs Perceiving: Menjelaskan lifestyle atau cara Anda menghadapi dunia.
Baca Juga: Seleksi Jalur Prestasi Masuk UIN, IAIN, dan STAIN Diumumkan Hari Ini
Satgas PPKS Unpar Menerbitkan Buku Saku Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
Unpar Dipimpin Rektor Baru
Orlando pun mengungkap bahwa hasil dari MBTI memiliki keterkaitan dengan tipe-tipe pekerjaan yang ada. Meskipun demikian, mispersepsi ini harus dihindari karena MBTI hanya menjelaskan zona nyaman pekerjaan setiap tipenya. Jangan sampai MBTI ini membatasi diri kita sendiri untuk bekerja. Ia pun menambahkan bahwa sudah seharusnya kita justru push the limit.
“Job vs MBTI ini hanya membicarakan zona nyaman masing-masing MBTI. Jangan sampai diri sendiri membatasi teman-teman untuk lebih dari itu. MBTI hanya membicarakan kelebihan di mana, kekuatan di mana,” tuturnya.
Sekedar informasi, Webinar Unpar Virtual Job Fair diselenggarakan oleh Divisi Pengembangan Talenta dan Karier dari Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Karier (LPPK) Unpar. Melalui kegiatan ini, diharapkan para perusahaan/instansi/lembaga dapat melakukan promosi dan presentasi mengenai profil serta sekaligus melaksanakan rekrutmen yang efektif dan efisien agar mendapatkan sumber daya manusia sesuai kualifikasi yang diharapkan dan lulusan Unpar pun tersalurkan ke dunia kerja. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada laman bit.ly/INFOWVJF.