• Cerita
  • KABAR DARI REDAKSI: Rapat Redaksi Terbuka Pertama

KABAR DARI REDAKSI: Rapat Redaksi Terbuka Pertama

BandungBergerak.id memulai tradisi baru, yaitu rapat redaksi terbuka bersama pembaca (KawanBergerak), penulis, dan komunitas.

Foto bersama setelah rapat redaksi terbuka pertama BandungBergerak.id, di Kedai Jante Perpustakaan Ajip Rosidi, Kota Bandung, Rabu (12/4/2023). (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

Penulis Tim Redaksi13 April 2023


BandungBergerak.idDua tahun telah berlalu. BandungBergerak.id tetap berlayar dan menolak karam. Berkat sokongan dari KawanBergerak (pembaca BandungBergerak), penulis, dan komunitas, berbagai tantangan baik di balik meja redaksi ataupun dari lapangan bisa kami lalui. Sekarang kami masuk ke tahun ketiga. Kami membukanya babak baru ini dengan rapat redaksi terbuka bersama kawan-kawan BandungBergerak, untuk pertama kalinya.

Rabu (12/04/2023) sore, kala beberapa orang sudah mulai mudik ke kampung halaman, BandungBergerak.id bersama kawan-kawan BandungBergerak berkumpul di Kedai Jante di komplek Gedung Perpustakaan Ajip Rosidi, Bandung. Tak kurang dari 30 orang kawan-kawan dari KawanBergerak, penulis, dan komunitas menghadiri undangan rapat redaksi terbuka (open newsroom) BandungBergerak.id ini.

Kami berkumpul dalam suasana menyenangkan, membanganggakan, hangat, dengan nuansa sederhana ala kedai kopi. Kami dan berdiskusi terkait bagaimana arah selanjutnya kapal ini dalam mengawal suara-suara pinggiran.

Rapat terbuka diawali pemaparan Pemimpin Redaksi BandungBergerak.id Tri Joko Her Riadi yang berisi laporan pertanggungjawaban selama dua tahun ke belakang. Laporan dimulai dengan kolaborasi penulisan kolom, kolaborasi reportase, kerja sama, hingga kerja bersama. Satu poin penting dalam pemaparan ini adalah BandungBergerak.id tidak bisa bekerja sendiri.

Upaya untuk memberikan dampak tidak mungkin kalau hanya dikerjakan oleh masing-masing. Tak lupa, beberapa rencana BandungBergerak ke depan juga disampaikan, seperti membuka klinik menulis Bahasa Indonesia.

Selanjutnya, giliran penulis dan beberapa KawanBergerak yang bersuara. Ide, kritik, dan saran kami dapatkan. Salah satunya adalah upaya melanjutkan apa yang sudah dituliskan di website kami.

Hafidz Azhar, penulis kolom BandungBergerak.id, menyampaikan situasi Bandung hari ini. Baginya, bangunan heritage yang ada jangan hanya dijadikan romantisme semata. Jangan menomorduakan masyarakat, terangnya. Sebab, di balik bangunan heritage yang indah, tersimpan banyak hal yang belum banyak disorot oleh orang-orang.

Atep Kurnia, sebagai seorang pegiat sejarah mengamini hal tersebut. Oleh karenanya, harus ada upaya menindaklanjuti tulisan-tulisan yang ada. Bersama dengan Lingkar Literasi Cicalengka, Atep menyampaikan ide seputar Cicalengka Historical Trip.

Selain itu, penulis banyak kolom sejarah Bandung ini menyampaikan seputar data-data primer yang kini bisa didapatkan melalui internet. Pendapat Atep, ditegaskan ulang oleh T. Bachtiar. Baginya, kini, kaum-kaum proletariat pun dapat menulis apa pun dari data-data primer yang tersedia di internet.

Penulis lainnya, Mardohar B.B. Simanjuntak yang akrab disapa pak Batu, menyarankan agar BandungBergerak.id menambah konten-konten visual. Menurutnya, YouTube BandungBergerak dapat menjadi pilihan untuk lebih banyak lagi mengemas konten-konten visual itu.

Giliran Klisjart Tharissa alias Caca yang memberikan saran. Bagi perempuan yang aktif bergiat di Walhi Jabar ini, BandungBergerak.id sudah cukup menyuguhkan konten-konten segar yang mampu membalikkan bias informasi lingkungan dari media lain. Caca menyampaikan tantangan untuk BandungBergerak.id agar mampu membuat konten seputar lingkungan yang dikaitkan dengan sejarah dan kearifan lokal yang sudah cukup banyak dimuat di situs web kami.

Baca Juga: KABAR DARI REDAKSI: BandungBergerak.id Membutuhkan Dukunganmu
KABAR DARI REDAKSI: Dua Kelas Menulis dan Banyak Hal Lain yang Akan Terjadi
KABAR DARI REDAKSI: Sebuah Ruang Kerja

Deti Sopandi, perwakilan dari PBHI Jabar, menyampaikan apresiasinya terhadap BandungBergerak.id yang selalu menyokong aktivitas di akar rumput, yang biasanya berkaitan dengan isu hak asasi manusia. Lagi-lagi tantangan disampaikan, kali ini agak menarik, yakni tulisan seputar anak-anak. BandungBergerak.id memang belum banyak menulis cerita untuk anak-anak. Tantangan ini akan menjadi prioritas untuk kami tanggap tahun ini.

Sundea penulis kolom Salamatakaki, Heri Pramono dari LBH Bandung, Nida dari Great UPI, dan Abizar Algifari penulis kolom Jurnal Bunyi, menyampaikan apresiasi kepada BandungBergerak.id. Semua sepakat, BandungBergerak tak boleh berhenti. Dan, tak ada alasan untuk berhenti. Kepercayaan dan tantangan dari kawan-kawan ini menjadi alasan kami untuk terus melanjutkan pelayaran.

"Sejak awal, saya percaya bahwa saya menulis untuk media yang memiliki tujuan baik. Media yang mampu mengantarkan ke hal yang baik," ucap Sundea.

Dalam pertemuan yang ditutup dengan buka puasa bersama itu, kami telah memulai rapat redaksi terbuka yang selanjutnya akan menjadi tradisi sekurangnya sekali dalam sebulan. Melalui agenda sederhana ini, kami berharap dapat lebih terbuka sekaligus banyak terlibat dengan audiens, baik pembaca, komunitas, dan penulis.

Setahun, dan setahun lagi! Mari bergerak dan lebih berdampak!

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//