Lagu The Revolution Is, Kado dari Mukti Mukti dan Sahabat untuk Petani
Penghormatan untuk para petani melalui rampak gitar akustik dengan lagu dan video The Revolution Is karya Mukti Mukti.
Penulis Retna Gemilang29 September 2025
BandungBergerak - Lagu The Revolution Is atau Menitip Mati diciptakan Mukti Mukti untuk semangat perjuangan kaum tani. Lagu ini berkumandang di peringatan Hari Tani Nasional di Taman Cikapayang, Bandung, Minggu, 21 September 2025. Hidayat Mukti atau lebih dikenal Mukti-Mukti adalah seniman, penulis, dan musisi asal Bandung yang telah berpulang di usinya yang ke-55 tahun pada 15 Agustus 2022. Selama mengarungi jalan sepi musik balada, Mukti Mukti dekat dengan petani.
Di ruang publik Taman Cikapayang lagu The Revolution Is dimainkan melalui Rampak Gitar Akustik yang menyelenggarakan flash mob. Rampak Gitar Akustik ialah perkumpulan pemain gitar yang berjumlah 36 orang. Mereka adalah sahabat Mukti-Mukti yang berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari musisi, seniman, aktivis, mahasiswa/mahasiswi, dan pekerja.
Salah satu pemain gitar, Kidung Saujana atau biasa disapa Mang Kidung menuturkan, awalnya Rampak Gitar Akustik ingin memperingati Hari Tani setiap 24 September hanya dengan pertunjukan di kedai atau ruang-ruang pertunjukan. Tapi, menurutnya pesan yang ingin disampaikan tidak akan tersebar secara merata kepada masyarakat dan hanya berputar di ruang lingkup para pegiat seni saja.
"Pesan ke masyarakatnya gak nyampe. Nah, akhirnya munculah ide flash mob itu, biar semangat Hari Tani juga muncul kepada masyarakat. (Akhirnya) banyak orang yang tahu bahwa ada Hari Tani," tuturnya saat dihubungi BandungBergerak, Jumat, 26 September 2025.
Mereka membawakan lagu The Revolution Is yang memang diciptakan untuk semangat perjuangan petani oleh Mukti-Mukti yang ditulis tahun 1990-an akhir.
Selama acara berlangsung, warga yang sedang berolahraga di car free day datang silih berganti sekadar menonton, mendokumentasikan, hingga menikmati pertunjukan gitar akustik. Bahkan warga turut bernyanyi dari bendera lirik lagu "The Revolution Is" yang sudah disediakan oleh penyelenggara.
Para seniman juga menyebar pamflet atau post card dan stiker bertuliskan lirik lagu dan ucapan selamat Hari Tani 2025. Rampak Gitar Akustik pun merilis video flash mob “The Revolution Is” secara resmi di kanal YouTube Mukti Mukti saat bertepatan dengan perayaan Hari Tani, 24 September 2025.
Lagu The Revolution Is/Menitip Mati menemukan relevansi di saat kesejahteraan para petani saat ini jauh panggang dari api. Menurut Mang Kidung, masih banyak buruh tani yang tidak memiliki lahan pertanian, karena banyak yang dimonopoli oleh segelintir kelompok. Selain itu, akses bantuan dari pemerintah menjadi petani swasembada masih dinilai minim.
"Beberapa program dari pemerintah itu kurang. Alih-alih memberikan program yang bagus untuk tani, yang dilakukan oleh pemerintah apa? Yang dilakukan oleh pemerintah malah import," ujar Mang Kidung seraya tertawa kecil.
Di lain tempat, Hari Tani yang ke-65 ini dirayakan oleh massa petani dengan melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu, 24 September 2025. Peringatan Hari Tani memang bertepatan dengan disahkannya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960 pada masa Presiden Sukarno.
UUPA hadir menjadi tonggak penting dalam reformasi agraria di Indonesia. Bertujuan demi menciptakan keadilan sosial bagi petani, memberikan akses tanahnya yang lebih adil, dan menghapuskan sistem feodalisme yang dulu membatasi petani dalam mengelola tanah.
Namun pada impelementasiya masih jauh dari harapan. Ribuan petani yang menggelar aksi massa ini menganggap pemerintah telah gagal menjalankan agenda reforma agraria.
Mengutip laman resmi Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dalam aksi itu sekitar 12 ribu petani melakukan massa aksi demi menuntut penyelesaian 24 masalah struktural agraria dan sembilan langkah perbaikan.
“Melalui aksi ini, para petani akan menyampaikan sembilan tuntutan perbaikan atas 24 masalah struktural (krisis) agraria akibat 65 tahun UUPA 1960 dan agenda reforma agrarian yang tidak dijalankan lintas rezim pemerintahan," ujar Sekretaris Jenderal KPA,” Sekjen KPA Dewi Kartika di Jakarta, 21 September 2025.
Baca Juga: Hari Tani 2022, Wujudkan Reforma Agraria untuk Rakyat
Ironi Hari Tani, Petani Kecil Jawa Barat tak Punya Lahan Garapan
Mukti-Mukti dengan Menitip Matinya
Ajeng Kesuma sebagai tim konseptor acara Rampak Gitar Akustik menjelaskan, pertunjukan ini digelar sebagai bentuk penghormatan kepada seluruh petani. Sebagaimana melanjutkan spirit yang digaungkan Mukti-Mukti dalam memperjuangkan hak petani sejak 1980-an hingga berpulang pada 15 Agustus 2022 silam.
"Kang Mukti banyak memberikan penghormatan yang sangat tinggi, bagaimana petani sebenarnya secara jujur dan tulus memberikan apa yang dilakukan. Tapi sampai saat ini 'kan, sampai terakhir beliau berpulang, masih jadi kegelisahan ya terhadap ketidakmerdekaan para petani, (dan) ketidakleluasaan petani dalam mengelola ruang kelolanya," cerita Ajeng saat dihubungi BandungBergerak.
Karya musikus balada Mukti Mukti erat berkaitan dengan isu gerakan tani dan agraria melalui lirik-lirik sederhana namun bermakna abadi. Ajeng sudah cukup lama mengenal Mukti Mukti selama di setiap pertunjukan.
"Yang membuat kenapa dia (Mukti-Mukti) concern dalam menuliskan lagu-lagunya, tidak lepas dari hubungannya yang sangat kuat dengan isu gerakan tani dan agraria dari tahun 80-an, 90-an terutama, waktu mulai marak kasus-kasus konflik agraria di wilayah Jawa Barat," Ajeng bercerita.
“Kita yang masih bertani, berdiri menatap matahari, menitip mati, menitip sepi,” begitulah penggalan lirik dari lagu “The Revolution Is/Menitip Mati”. Lagu ini menjadi bentuk doa Mukti Mukti dan penghormatan paling tulus bagi para petani.
Bagi Ajeng, persoalan petani akan bertahan sampai sepanjang hayat. Karena menurutnya, yang dihadapi oleh petani bukan hanya rezim, tapi juga dari para penguasa, korporat-korporat yang memasuki wilayah pertanian, bahkan tuan-tuan tanah.
"Jadi ini perjuangan panjang sepanjang kehidupan," tutupnya.
*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB