• Berita
  • Lomba Jurnalisme Feature, Cerita Inspiratif dari Lembang

Lomba Jurnalisme Feature, Cerita Inspiratif dari Lembang

Lomba jurnalisme feature terbuka untuk wartawan dan masyarakat umum. Berlangsung dari 18 Juni hingga 18 November 2025.

Lokakarya Penulisan dan Cerita Inspiratif yang digelar Astra dan Indonesian Institute of Journalism (IIJ) di Universitas Islam Bandung (Unisba), Senin, 13 Oktober 2025. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Penulis Yopi Muharam14 Oktober 2025


BandungBergerak - Kisah inspiratif datang dari Kang Opik, petani asal Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Sejak mendirikan Kelompok Tani Sinarmukti pada 2008, ia tak hanya menanam hasil bumi, tapi juga menumbuhkan harapan baru bagi para petani di desanya. Kini, hasil panennya tak hanya menghidupi warga sekitar—namun juga menembus pasar ekspor ke Singapura, dengan omzet mencapai miliaran rupiah.

Cerita itu dibagikan langsung oleh Kang Opik, sapaan akrab Muhamad Taufik, dalam Workshop Penulisan dan Cerita Inspiratif yang digelar oleh Astra dan Indonesian Institute of Journalism (IIJ) di Universitas Islam Bandung (Unisba), Senin, 13 Oktober 2025. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Lomba Jurnalisme Feature bertema Satukan Gerak, Terus Berdampak, yang ditujukan untuk wartawan dan masyarakat umum.

Lewat pendekatan terbuka dan berbasis pengetahuan, Kang Opik membangun ekosistem pertanian berkelanjutan yang melibatkan petani, pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi. Salah satu inovasinya adalah penerapan teknologi ozonisasi, pemanfaatan gas ozon (O₃) untuk menjaga kualitas dan memperpanjang daya simpan produk hortikultura, tanpa bahan kimia. Inovasi ini membuat produk mereka semakin kompetitif di pasar internasional.

Salah satu komoditas andalannya adalah selada air yang di daerah Kang Opik dikenal dengan nama jukut goreng, sayuran renyah yang kini tengah naik daun di kalangan anak muda.

“Alhamdulillah sampai sekarang omset dari para petani sebenarnya per harinya terus nambah,” ujar Taufik.

Saat ini, kapasitas produksi kelompok taninya mencapai 4,5 ton per minggu, dengan omzet tahunan menembus 4,3 miliar rupiah.

Namun, kesuksesan itu tidak datang tanpa tantangan. Di awal ekspor, hasil panen mereka sempat ditolak oleh Singapura.

“Karena belum dikenal juga (slada air) di Singapura,” terangnya.

Ia bercerita bahwa untuk menjaga kesegaran, sayuran harus direndam dalam es, yang ironisnya membuat bobot kiriman lebih berat karena air. Meski begitu, mereka terus memperbaiki prosesnya hingga kini berhasil mengekspor hingga 2 miliar rupiah per tahun ke Negeri Jiran.

Baca Juga: TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Perkebunan Baroe Adjak, Masa-masa Tahun 1960-an #1
Pengabaian Risiko Bencana di Surga Wisata Lembang

Peserta lokakarya Penulisan dan Cerita Inspiratif yang digelar Astra dan Indonesian Institute of Journalism (IIJ) di Universitas Islam Bandung (Unisba), Senin, 13 Oktober 2025. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)
Peserta lokakarya Penulisan dan Cerita Inspiratif yang digelar Astra dan Indonesian Institute of Journalism (IIJ) di Universitas Islam Bandung (Unisba), Senin, 13 Oktober 2025. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Dampak Program Desa Sejahtera Astra

Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan program Desa Sejahtera Astra (DSA) yang menurut Kang Opik tepat sasaran. Petani mendapatkan pendampingan dan pengembangan kapasitas, baik dari sisi produksi, pemasaran, hingga inovasi teknologi. Program ini menargetkan empat indikator utama: peningkatan jumlah masyarakat yang terlibat, pertumbuhan pendapatan, peningkatan penyerapan produk, serta penciptaan lapangan kerja baru.

“Artinya program DSA ini jelas, sasaran yang tepat, dengan berbagai inovasi yang akan dilakukan gitu,” tuturnya.

Bagi Kang Opik, perubahan paling penting adalah ketika para petani mulai percaya diri bahwa mereka bisa berdaya dan mandiri, bahkan hingga level global.

Menghidupkan Cerita, Menggugah Makna

Workshop ini tak hanya menghadirkan kisah inspiratif, tapi juga membekali peserta dengan teknik menulis jurnalisme feature. Pelatihan dipandu oleh Kang Opik sebagai narasumber utama, serta Rio Tuasikal, jurnalis senior.

Menurut Rio, jurnalisme feature sangat penting di era serba cepat saat ini. Berita cepat memang dibutuhkan, tapi sering kali kehilangan kedalaman.

“Jadi inilah kenapa feature bahkan jadi lebih penting lagi sekarang,” ujar Rio menjelaskan.

Berbeda dengan gaya straight news yang fokus pada unsur apa, siapa, kapan, dan di mana, tulisan feature menyoroti mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi. Feature mengajak pembaca untuk mengalami, bukan hanya mengetahui.

Ia menambahkan, dalam menulis feature, seorang jurnalis perlu peka dan mengandalkan seluruh pancaindra saat meliput.

“Karena dalam wawancara itu mentransfer emosi, reporter mengajak pembaca itu menjadi mengalami ceritanya dan reporter juga membangun empati,” ungkapnya.

Edy Can dari IIJ turut menegaskan hal yang sama. Menurutnya, media yang hanya mengejar kecepatan berita berisiko kehilangan ruhnya.

“Feature bukan sekedar berita yang mendalam atau panjang, tapi dia menghidupkan data menggubah rasa dan membawa pembaca, berimajinasi, memahami apa yang ada di balik peristiwa itu,” ujar Edy.

Ia menyebut feature sebagai bentuk jurnalisme yang menyampaikan kebenaran dengan empati.

Baca Juga: TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Perkebunan Baroe Adjak, Masa-masa Tahun 1960-an #1
Pengabaian Risiko Bencana di Surga Wisata Lembang

Peserta lokakarya Penulisan dan Cerita Inspiratif yang digelar Astra dan Indonesian Institute of Journalism (IIJ) di Universitas Islam Bandung (Unisba), Senin, 13 Oktober 2025. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)
Peserta lokakarya Penulisan dan Cerita Inspiratif yang digelar Astra dan Indonesian Institute of Journalism (IIJ) di Universitas Islam Bandung (Unisba), Senin, 13 Oktober 2025. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Lomba Jurnalisme Feature: Ajang Mengangkat Kisah Penggerak Perubahan

Lomba jurnalisme feature hasil kerja sama Astra dan IIJ ini terbuka untuk wartawan dan masyarakat umum, dan berlangsung dari 18 Juni hingga 18 November 2025. Kategori umum terbuka bagi blogger atau pengguna media sosial aktif yang telah menulis minimal 5–10 artikel, sementara kategori wartawan terbuka bagi jurnalis media lokal, nasional, maupun asing.

Peserta wajib mengirimkan karya orisinal sesuai tema besar: kontribusi nyata masyarakat dalam membangun Indonesia. Karya tidak boleh mengandung unsur politik, SARA, kekerasan, atau pornografi.

Pemenang akan memperebutkan berbagai hadiah menarik, seperti sepeda motor Honda, MacBook, hingga uang tunai. Lomba ini sekaligus menjadi ajang mengapresiasi 726 penerima SATU Indonesia Awards yang terdiri dari 97 penerima tingkat nasional dan 629 penerima tingkat provinsi, 1.515 Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra.

Lewat lomba ini, Astra mendorong semangat berbagi cerita tentang aksi-aksi nyata mendorong kemajuan sosial, ekonomi, dan lingkungan di komunitas lokal. Selain mengasah keterampilan menulis, kegiatan ini juga ingin melahirkan karya-karya jurnalistik yang inspiratif tentang komunitas lokal dan kelompok-kelompok penggerak perubahan di masyarakat.

***

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//