• Berita
  • Wajah Baru Angkot Bandung: Feeder MTJ Hadir, Belum Semua Sopir Bisa Ikut

Wajah Baru Angkot Bandung: Feeder MTJ Hadir, Belum Semua Sopir Bisa Ikut

Gaji bulanan setara UMR membuka harapan baru bagi sopir angkot feeder, tetapi persyaratan administrasi membuat banyak di antaranya tersisih dari transformasi ini.

Titik awal angkot feeder di Simpang Soetta-Kiaracondong, Kota Bandung, 29 Oktober 2025. (Foto:Iklima Syaira/BandungBergerak)

Penulis Tim Redaksi18 November 2025


BandungBergerakSetelah lama berjalan sendirian tanpa banyak pembaruan, angkutan kota di Bandung memiliki wajah baru. Angkot feeder Metro Trans Jabar (MTJ) mulai diuji coba, membawa sistem operasional yang lebih tertata dan skema kerja baru bagi para sopir.

Para sopir angkot feeder mendapat upah bulanan sesuai UMR Kota Bandung. Mereka direkrut dari angkot reguler, namun tidak semuanya bisa lolos karena syarat administrasi dan standar layanan yang lebih ketat.

Uji coba berlangsung sepanjang Oktober 2025 dengan tarif 0 rupiah dan rute awal Simpang Soetta-Kiaracondong-Pasar Baru ABC, disusul Cicadas–Elang dan Ciwidey–Soreang. Feeder dirancang menjadi wajah baru transportasi Bandung, dilengkapi GPS, kamera pengawas, serta pembayaran elektronik. Kamera dipasang untuk meningkatkan keamanan penumpang, termasuk mencegah pelecehan seksual.

“Di setiap unit itu ada tiga kamera, kamera ketiga mengarah ke penumpang, buat keamanan penumpang,” jelas Wildan, Staf Operasional Kobanter, kepada BandungBergerak, 25 Oktober 2025.

Sejalan dengan upaya merapikan layanan, angkot feeder hanya berhenti di halte dan mengikuti jadwal tetap, berbeda dari angkot reguler yang terbiasa menaikkan penumpang di mana saja.

“Waktu pemberangkatan itu sudah jelas, jadi gak bisa kita berhenti kapan aja, di mana aja,” kata Wildan.

Para sopir yang diterima menjalani Bimbingan Teknis sebelum turun ke jalan. Pembiasaan baru seperti larangan merokok saat mengemudi, menjadi bagian dari standar layanan angkot feeder. Setiap armada juga melewati pemeriksaan dua kali sehari, seperti ram checking dan lain-lain.

"Sebelum operasional itu dibimtek dulu, dikasih arahan. Baru kita arahin nanti ada pendampingan untuk pelatihan di jalur," tutur Wildan.

Tidak Semua Sopir Bisa Masuk

Pembaruan sistem ini otomatis menyeleksi sopir. Meski rekrutmennya menyasar sopir angkot reguler, banyak di antara mereka tidak memenuhi persyaratan administrasi.

“Untuk driver hanya SIM, KTP, KK, SKCK, Surat Kesehatan dan Bebas Narkoba,” jelas Dadan Hamdani, Ketua Umum Kobanter Jawa Barat.

Dadan menegaskan pihaknya sedang memperjuangkan solusi agar syarat tersebut tidak memberatkan. Ia menyatakan siap mewakili seluruh kawan-kawan supir angkot yang merasa tidak mendapatkan keadilan dari hadirnya angkot feeder ini.

Dari sisi sopir, urusan SIM memang menjadi kendala terbesar. Banyak sopir reguler kesulitan memperpanjang dokumen karena biaya terbatas.

“Kendalanya dari SIM, pada gak ada modal,” tutur Dede, 42 tahun, salah satu sopir feeder yang sudah lolos.

Sistem pendapatan yang berubah juga memiliki dinamika tersendiri bagi sopir yang biasa mengantongi pendapatan harian menjadi bulanan. Perubahan ini membuat sebagian sopir masih gamang, terlebih kebutuhan hidup mereka berjalan harian.

“Awal-awal sih emang susah, biasa dapat harian gitu kan, tapi setelah percobaan 2 minggu sih dikasih (pinjaman) buat handle hariannya” ungkap Dede.

Baca Juga: Wacana Angkot Pintar Bandung di Tengah Predikat Kota Paling Macet di Indonesia
Utang di Jalan Panjang Angkot Margahayu-Ledeng

Bagian dalam angkot feeder, Bandung, 29 Oktober 2025. (Foto:Iklima Syaira/BandungBergerak)
Bagian dalam angkot feeder, Bandung, 29 Oktober 2025. (Foto:Iklima Syaira/BandungBergerak)

Catatan untuk Wajah Baru Transportasi Bandung

Walau membawa visi pembenahan, angkot feeder juga menghadapi pekerjaan rumah. Sejumlah penumpang, terutama lansia, masih merasa rute berputar lebih jauh. Fasilitas feeder belum ramah disabilitas.

“Ieu mah ngan rada teubih, nguriling heula ai nu eta (angkot reguler) mah langsung (rutenya agak jauh, harus muter-muter dulu),” tutur Aam, salah seorang penumpang.

Hadirnya angkot feeder memang menjadi warna tersendiri dalam peta transportasi publik di Kota Bandung. Selama ini, transportasi publik banyak diserahkan ke swasta. Pelayanan terhadap hajat hidup orang banyak ini pun tergantung pada perusahaan yang berorientasi profit.

Menurut data BPS Kota Bandung, jumlah armada angkutan kota di Kota Bandung sebanyak 5.521 unit (data terakhir dimutakhirkan 05 Mar 2021), yang terbagi ke dalam 36 rute. Tercatat bahwa armada angkot terbanyak adalah rute Abdul Muis-Cicaheum Via Binong dengan jarak tempuh 16,3 kilometer. Rute ini memiliki 355 armada. Rute dengan armada paling sedikit adalah Abdul Muis-Mengger, yaitu 25 armada dengan panjang rute 10,55 kilometer.

Tercatat pula angkot Bumi Panyileukan-Sekemirung (Bumi Panyileukan/Gede Bage) sebagai rute terpanjang di Kota Bandung. Angkot ini beroperasi utara timur Bandung yang dimulai dari Dago, Siliwangi, Sukaluyu, Cicaheum, Cisaranten, Babakan Penghulu, Gedebage.

Panjang rute Bumi Panyileukan-Sekemirung mencapai 24,35 kilometer. Trayek ini memiliki 125 armada. Ada pula angkot dengan rute terpendek, yaitu Cibogo-Elang dengan jarak tempuh 7 kilometer saja. Rute ini diperkuat 32 armada.

Selain angkot, jumlah jalan di Kota Bandung tak banyak mengalami perubahan atau penambahan. Menurut data BPS Kota Bandung (diakses 6 April 2023), antara kurun tiga tahun (2016-2018) panjang jalan di Kota Bandung hanya bertambah 12 kilometer saja. Pada 2016 panjang jalan Kota Bandung 1.160,80 kilometer, dan pada 2018 panjang jalan Kota Bandung menjadi 1.172,78 kilometer.

Jika penambahan jumlah jalan berlangsung sangat lambat, lain halnya dengan pertambahan kendaraan bermotor di Kota Bandung yang tumbuh signifikan. Pada tahun 2005, jumlah potensi kendaraan di Kota Bandung tercatat sebanyak 651.584 unit. Empat tahun kemudian, pada 2019, jumlah potensi kendaraan meroket menjadi 1.102.115 unit. 

Dari data tersebut tampak sekali sistem transportasi publik di Kota Bandung rapuh, kalah sama pertumbuhan kendaraan pribadi. Kemacetan pun menjadi wajah sehari-hari Kota Kembang.

***

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//