• Berita
  • Aksi Kamisan Bandung Bersolidaritas untuk Kawan yang Ditahan

Aksi Kamisan Bandung Bersolidaritas untuk Kawan yang Ditahan

Aksi Kamisan Bandung akan terus kritis dan bersolidaritas pada gerakan prodemokrasi. Menuntut negara untuk menegakkan hak asasi manusia (HAM).

Aksi kamisan Bandung ke-428 kali ini merespons penangkapan terhadap massa aksi yang terjadi pada akhir Agustus hingga awal September lalu, Kamis, 20 November 2025, di depan Gedung Sate, Bandung. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Penulis Tim Redaksi22 November 2025


BandungBergerakSekelompok pemuda berpakaian hitam memegang payung hitam di depan Gedung Sate, mengikuti Aksi Kamisan Bandung. Mereka berdiri tegak, sebagian menunduk, sebagian menatap lurus mendengarkan orasi singkat tentang kondisi negara dan solidaritas bagi kawan-kawan yang dikriminalisasi.

Payung-payung itu melindungi mereka dari rintik hujan yang membasahi aspal. Tetes air yang jatuh dari tepi payung dan membasahi tangan atau baju mereka tak membuat mereka mundur.

Setelah vakum beberapa bulan, Aksi Kamisan Bandung kembali digelar. Mereka merespons gelombang penangkapan yang disebut kriminalisasi setelah aksi besar pada akhir Agustus hingga awal September lalu. Sebanyak kurang lebih 42 orang yang ditangkap dan dijadikan tersangka, beberapa bahkan telah memasuki tahap persidangan.

Udin dari Aksi Kamisan Bandung ke-428 menyampaikan, aksi damai ini hendak mengingatkan kepada publik bahwa penangkapan dan kriminalisasi massa aksi di Bandung nyata adanya, serta ingin mengajak masyarakat untuk tetap bersolidaritas terhadap mereka yang kini menjalani proses hukum.

Selama mengawal proses persidangan, Udin mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah kejanggalan yang muncul. Banyak dari mereka menjalani sidang dengan dakwaan yang menurut Udin dipaksakan. Ada yang dijerat isu pelanggaran SARA hanya karena mengumpat kepada aparat, sebuah tuduhan yang dinilai mengada-ngada.

“Banyak dakwaan-dakwaan yang sangat dibuat-buat gitu, kronologi yang dibuat-buat, bahkan juga banyak teman-teman yang sebagian tidak ikut aksi juga ditangkap dan sekarang lagi disidangkan,” jelas Udin, di depan Gedung Sate, sesudah Aksi Kamisan Bandung, Kamis 20 November 2025.

Menurut Udin, menangkap masyarakat sipil dengan tuduhan dan penggunaan pasal-pasal yang tidak masuk akal dianggap sebagai strategi untuk menebar ketakutan kepada masyarakat, memperlihatkan bahwa mereka dapat menjerat siapa saja sehingga masyarakat takut untuk menyuarakan pendapat mereka di muka umum.

Situasi kemudian diperburuk dengan hadirnya KUHAP baru yang telah disahkan oleh DPR RI, Selasa, 18 November 2025. KUHAP baru, kata Udin, dapat menjadi legitimasi bagi praktik sewenang-wenang yang sebelumnya kerap terjadi seperti penangkapan dan penggeledahan tanpa dasar yang kuat. Kini, tindakan-tindakan serupa akan memiliki payung hukumnya secara eksplisit yang membuat ruang aman masyarakat sipil semakin menyempit.

Tawa getir dan nada pesimisme muncul dari mulut Udin ketika membicarakan harapan baik untuk negara. Udin memprediksi di bawah pemerintahan saat ini militarisme akan semakin menguat, begitu pula dengan praktik pembungkaman terhadap masyarakat sipil.

Ia justru lebih menaruh harapan pada masyarakat untuk awas terhadap kebobrokan negara. Masyarakat diharapkan lebih berani bersuara kritis, dan Aksi Kamisan Bandung akan tetap menjadi api perlawanan di tengah rezim saat ini.

Menanggapi isu kontroversial tentang pemberian gelar pahlawan kepada Suharto, Udin menilai langkah tersebut sebagai hal yang sangat tidak pantas. Pemberian gelar pahlawan dinilai sebagai legitimasi bahwa pemerintahan hari ini akan meneruskan militerisme di zaman Orde Baru.

Terlebih, Suharto disandingkan dengan Marsinah, pejuang buruh yang menjadi korban kekerasan negara. Menurut Udin, Marsinah tidak memerlukan gelar pahlawan.

“Hanya sebatas pemberian gelar tanpa adanya penyelesaian kasus, tanpa adanya jaminan-jaminan keamanan untuk buruh-buruh lainnya, ya buat apa ada gelar itu gitu,” kata Udin.

Baca Juga: Aksi Kamisan Bandung Bersolidaritas untuk Warga Sukahaji
PROFIL AKSI KAMISAN BANDUNG: Sewindu Merawat Ingatan

Aksi kamisan Bandung ke-428 kali ini merespons penangkapan terhadap massa aksi yang terjadi pada akhir Agustus hingga awal September lalu, Kamis, 20 November 2025, di depan Gedung Sate, Bandung. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)
Aksi kamisan Bandung ke-428 kali ini merespons penangkapan terhadap massa aksi yang terjadi pada akhir Agustus hingga awal September lalu, Kamis, 20 November 2025, di depan Gedung Sate, Bandung. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Solidaritas untuk Tahanan

Aksi Kamisan Bandung dengan tema “Lawan Pembungkaman Suarakan Kebenaran” merupakan refleksi atas aksi demonstrasi besar Agustus-September lalu. Nikita, salah seorang peserta, menegaskan aksi ini selain menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM di masa lalu juga sebagai bentuk solidaritas bagi massa aksi yang masih ditahan.

“Aksi Kamisan itu hadir memang untuk merespons segala bentuk tindak kekerasan, kezaliman dari aparat dan pemerintah yang selalu terjadi,” ujarnya.

Diketahui, Polri menetapkan 959 orang sebagai tersangka terkait aksi kerusuhan yang terjadi saat demonstrasi pada 25–31 Agustus 2025. Dari jumlah tersebut, 664 tersangka merupakan orang dewasa dan 295 lainnya anak di bawah umur.

“Dan ini merupakan catatan penting yang harus kita garisbawahi, bahwa negara berupaya untuk melakukan pembungkaman,” tegas Nikita.

Di antara peserta aksi, Didin, bukan nama sebenarnya, turut mengikuti Kamisan. Ia salah satu aktivis yang pernah ditahan. Namun setelah keluar penjara, Didin memilih untuk bersolidaritas bagi massa aksi.

“Solidaritas ini penting banget untuk kawan-kawan yang ditahan. Karena itu yang saya rasakan pas dipenjara,” tuturnya.

Baginya solidaritas sebagai dukungan moril bagi para tahanan politik. Mereka diharapkan tidak merasa ditinggalkan.

“Bahwa mereka tak merasa sendiri. Di sini selain keluarga, ada kawan-kawan yang mensupport mereka,” tegasnya.

*Reportase ini dikerjakan reporter BandungBergerak Fitri Amanda dan Yopi Muharam. Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//