• Opini
  • KABAR DARI REDAKSI: Sayembara Esai Mahasiswa Bersuara 2025, Menyuarakan Gagasan Kritis Orang Muda

KABAR DARI REDAKSI: Sayembara Esai Mahasiswa Bersuara 2025, Menyuarakan Gagasan Kritis Orang Muda

Gagasan orang muda menjadi benteng untuk mempertahankan akal sehat. Oleh karena itu, Sayembara Esai Mahasiswa Bersuara hadir kembali.

Tim Redaksi

Awak Redaksi BandungBergerak.id

Hak asasi manusia bagian dari demokrasi yang harus ditegakkan oleh negara. (Ilustrator: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak)

10 Desember 2025


BandungBergerak - Sepanjang tahun 2025 kita menyaksikan banyak dinamika penting di masyarakat, atau dalam konteks yang lebih luas, negara. Sejumlah kebijakan dengan payung hukumnya dilahirkan, beberapa di antaranya mendapat penolakan keras dari rakyat sehingga memicu demonstrasi besar pada Agustus-September. Bagaimana negara merespons? Belum sesuai dengan harapan dan suara rakyat.

Sebaliknya, negara melalui aparaturnya masih bersikap defensif, bahkan represif. Banyak para demonstrans yang menerima kekerasan dan penangkapan hingga pemidanaan. Situasi itu menjadi ironi di momen Hari Hak Asasi Manusia (HAM) internasional yang diperingati setiap tanggal 10 Desember.

Hari Hak Asasi Manusia dunia bukan momentum seremonial belaka. Namun negara semakin bergerak ke arah otoriter. Ruang-ruang sipil menyempit, militerisme diperkuat lewat undang-undang, dan suara kritis dibungkam.

Di Bandung, pelanggaran hak atas ruang hidup (masih) terjadi di depan mata. Warga digusur paksa atas nama pembangunan dan investasi—mulai dari Tamansari, Sukahaji, hingga konflik yang tak kunjung usai di Dago Elos. Hak warga negara untuk mendapatkan ruang kehidupan direnggut, sementara hukum sering kali tumpul ke atas.

Sementara di lingkup nasional, proyek-proyek besar menyingkirkan ruang-ruang hidup warga yang lebih dahulu menempati kampung halamannya. Banyak masyarakat adat yang semakin terpinggirkan. Belum lagi dengan pengrusakan hutan yang menuai bencana.

Di tengah situasi darurat ini, salah satu elemen rakyat yang memiliki peran penting adalah suara orang muda ataupun mahasiswa. Sayang, suara mereka kerap dianggap angin lalu. Stigmatisasi oleh pemerintah membuat gagasan mahasiswa sering kali hanya dihitung sebagai angka (komoditas politik), bukan didengar substansinya. Kampus-kampus yang diharapkan menjadi benteng kebebasan berpikir dan berpendapat kini kian terkekang oleh birokrasi yang meminggirkan nalar kritis.

Suara orang muda adalah suara kritis suatu bangsa. Gagasan mereka menjadi benteng untuk mempertahankan akal sehat. Oleh karena itu, Sayembara Esai Mahasiswa Bersuara, yang kini masuk ke dalam rangkaian program KELAS LIAR, hadir kembali.

Sekalipun berbentuk lomba, kami membayangkan sayembara ini bukan sekadar menang dan kalah melainkan sebuah kampanye untuk menyebarkan narasi kritis. Di Sayembara Esai Mahasiswa Bersuara 2024 kemarin, 28 esai terpilih dibukukan dalam antologi bertajuk "Melawan dengan Gagasan". Buku tersebut didiskusikan di lima titik—Bandung, Yogyakarta, dan Solo—untuk menyebarkan narasi, semangat, dan perlawanan dengan gagasan.

Diketahui, negeri ini sudah mendaku diri sejak awal sebagai negara demokrasi. Negara demokrasi selalu terbuka pada berbagai bentuk aspirasi dan kritik dari rakyatnya. Turun ke jalan adalah hal wajar. Menulis gagasan secara kritis juga biasa. Semuanya dijamin konstitusi.

Bagi kami, menulis adalah laku mencatat sejarah. Di tengah upaya penguasa untuk membelokkan fakta dan memutihkan dosa masa lalu, menulis adalah ikhtiar untuk merawat ingatan di tengah zaman yang memaksa kita untuk senantiasa lupa.

Sebab dengan menulis, kita mencatat, mendokumentasikan. Dengan menulis kita mau membaca, mencari argumen, lalu berani mengabarkan gagasan. Dengan menulis, kita melawan.

Baca Juga: SAYEMBARA ESAI MAHASISWA BERSUARA #28HARI28KRITIK: Orang-orang Muda, Menulislah!
MAHASISWA BERSUARA: Sebuah Sayembara Esai, Sebuah Ajakan Terlibat

Persyaratan Umum Sayembara Esai Mahasiswa Bersuara

  1. Peserta tercatat sebagai mahasiswa (D3/D4/S1/S2) dan berwarga negara Indonesia.
  2. Peserta tidak dipungut biaya ketika mengikuti sayembara.
  3. Peserta mengikuti akun instagram @mahasiswa.bersuaraa, @bandungbergerak.id, dan @kawanbergerak serta bergabung dengan grup WhatsApp Mahasiswa Bersuara (bit.ly/mahasiswabersuaraa).
  4. Peserta membagikan feeds Instagram lomba di akun @mahasiswa.bersuaraa ke story masing-masing dengan menandai akun @mahasiswa.bersuaraa, @bandungbergerak.id, dan @kawanbergerak.
  5. Sayembara bersifat individual.
  6. Karya yang dikirimkan adalah esai opini kritis yang orisinal dan belum pernah dipublikasikan di media mana pun.
  7. Redaksi BandungBergerak berhak menyunting dan menerbitkan karya yang dibuat oleh peserta dengan tetap mencantumkan nama penulisnya.
  8. Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya.

Ketentuan Esai

  1. Karya yang dikirimkan adalah esai opini kritis tentang persoalan nyata yang dihidupi masyarakat hari ini, dengan prioritas di isu demokrasi (HAM dan hak masyarakat sipil), sosial-politik, ekologi, kesetaraan gender, dan dinamika permasalahan lokal
  2. Esai ditulis dalam bahasa Indonesia dengan huruf Times New Roman ukuran 12 pt, spasi 1.5, dan ukuran kertas A4.
  3. Panjang esai di kisaran 800-1.500 kata.
  4. Di akhir tulisan, penulis mencantumkan profil singkat dan nomor kontak.
    Contoh: ABCD. Mahasiswa Pendidikan Sejarah di Universitas Konoha. Bergiat aktif di Komunitas MatchaBuku. Nomor kontak: 08xx-xxxx-xxxx
  5. Esai dikirimkan dalam bentuk attachment (tidak dituliskan di badan email) dengan format judul: “Mahasiswa Bersuara_(Nama Lengkap)_(Judul Esai)” ke email [email protected] Cc:  [email protected].
    Contoh: Mahasiswa Bersuara_ABCD_Beton Tumbuh, Manusia Runtuh: Ketika Kota Ini Melahap Warganya Sendiri
  6. Dalam email yang sama, lampirkan juga foto profil dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau bukti lain yang membenarkan bahwa peserta adalah mahasiswa.
  7. Karya dikirimkan paling lambat 10 Januari 2026 pukul 23.59 WIB.
  8. Penilaian didasarkan pada tiga aspek utama karya, yakni orisinalitas gagasan, kekokohan argumen, dan kepiawaian penulisan termasuk pencantuman rujukan.
  9. Catatan: esai-esai Mahasiswa Bersuara yang tayang di website BandungBergerak sejak bulan Agustus 2025, ketika Kelas Liar Kecil bergulir, akan diikutsertakan dalam sayembara ini.

Rangkaian Program

  • 10 Desember 2025 – 10 Januari 2026: Pengumpulan karya
  • 10-22 Januari 2026: Penilaian Karya
  • 23 Januari 2026: Pengumuman Pemenang

Hadiah

  • Pemenang 1: Rp. 3.000.000
  • Pemenang 2: Rp. 2.000.000
  • Pemenang 3: Rp. 1.000.000
  • Penulis 28 esai terpilih akan dibukukan dan berhak mendapatkan merchandise dan sertifikat

Narahubung

Email: [email protected].

***

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//