• Kampus
  • Mahasiswa Unpar Hadirkan Kafe ala Barista Djalanan

Mahasiswa Unpar Hadirkan Kafe ala Barista Djalanan

Badja Coffee—singkatan dari Barista Djalanan— merupakan salah satu hasil dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Wirausaha Unpar.

Badja Coffee —singkatan dari Barista Djalanan— merupakan usaha kopi starling yang digeluti mahasiswa Unpar, Bandung, 2023. (Sumber Foto: Unpar)

Penulis Iman Herdiana5 Mei 2023


BandungBergerak.idMemulai usaha bisa dilakukan sejak di bangku kuliah. Seperti yang dilakukan Egideo Kukuh Wicaksono, Nicholas Dennis, dan Jacky Kurniawanyang membangun usaha bernama Badja Coffee. Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) ini mengusung konsep starling (Starbucks Keliling) namun dengan kualitas produk sekelas kafe.

Perlu diketahui, naiknya usaha starling berawal dari fenomena Citayam Fashion Week yang mencuat 2022 silam. Fenomena ini membuat para penjual minuman yang kerap disebut Starling ikut naik kelas.

Badja Coffee—singkatan dari Barista Djalanan—sendiri merupakan salah satu hasil dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Wirausaha Unpar yang ditawarkan Parahyangan Incubator untuk mahasiswa dapat berbisnis.

MBKM Wirausaha adalah sebuah program yang mewadahi wirausaha mahasiswa untuk dapat mengembangkan ide dan rencana bisnisnya agar dapat menjadi bisnis yang dapat berjalan dan menciptakan lapangan kerja baru. Benefit yang didapatkan pun tidak tanggung-tangguh, mulai dari pendampingan sampai pendanaan.

Egideo sebagai perwakilan Badja Coffee menuturkan ingin membawa kualitas kafe dalam jalanan sekaligus memasarkan produk kopi yang dimiliki oleh nusantara terutama kopi Puntang dan Mandheling.

“Dengan kualitas kafe yang dibawa dalam gerobak yang berjalan dan produk yang terjangkau kami mengharapkan pangsa pasar yang luas dan tersebar. Selain itu, kami juga mengharapkan UMKM dapat makin dipercaya oleh orang banyak karena kualitasnya secara meluas,” tutur Egideo, dikutip dari laman Unpar, Jumat (5/5/2023).

Dia mengatakan, MBKM Wirausaha ini membantunya dalam menyalurkan minat dalam wirausaha tanpa mengurangi kewajiban belajar dalam kuliah.

“Ditambah ilmu yang diberikan dalam program MBKM ini sangatlah menarik yakni bimbingan dari pihak dosen praktisi sesuai bidangnya,” katanya.

Ia merasa program ini sangat membantu pelaku UMKM terutama mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bisnis atau ekonomi.

“Semoga kualitas dari program Parahyangan Incubator dan juga MBKM Wirausaha makin adaptasi dengan trend terkini dan juga mempertahankan kualitas yang dimiliki saat ini,” katanya.

Baca Juga: Itenas Kenalkan Lingkungan Kampus pada Murid SMA, SMK, dan Sederajat
Tertarik Kuliah Mengambil Jurusan Biomedis?

Persiapan dari bisnis ini dimulai dengan pembuatan pitch deck ide bisnis yang dia dan timnyai miliki. Mulai dengan membuat latar belakang hingga proyeksi finansial.

“Hal yang paling krusial sendiri menurut kami adalah detail dari ide seperti mengapa kita ingin merealisasikan ide ini atau bahkan target pasarnya bagaimana juga perlu menjadi hal yang dirincikan pada saat presentasi,” ucap Egideo.

Egideo memberikan tips bahwa hal paling penting dimulai dari internal antara dia dan timnya.

“Terakhir yang paling penting adalah kesepahaman dan tujuan dari anggota tim. Tanpa ada kerja sama yang baik di dalam tim, tidak akan terwujudnya pitch deck sekaligus presentasi yang baik,” katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan jika hal yang menjadi khas Unpar adalah dia dan timnya tidak hanya mengembangkan bisnis yang mereka miliki. Tetapi mereka juga diajarkan untuk mengembangkan UMKM lainnya.

“UMKM lainnya yang dimaksud adalah UMKM di Kabupaten Bandung yang nantinya akan dilakukan oleh anak anak MBKM Wirausaha untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki dalam mengembangkan usaha masing masing. Langkah ini juga jadi perwujudan dari ilmu dan teori yang kami sebagai mahasiswa dapatkan agar bisa diberikan pada orang lain dan juga masyarakat sesuai dengan sesanti UNPAR,” ucap Egideo.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//