Pegiat Literasi Menggalang Petisi Daring: Jangan Hancurkan Stasiun Cicalengka yang Bersejarah
Penyelamatan bangunan bersejarah Stasiun Cicalengka terus dilakukan pegiat literasi Cicalengka. Mereka berusaha melakukan audiensi maupun menggalang petisi.
Penulis Awla Rajul19 Juni 2023
BandungBergerak.id - Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, yang telah berusia 139 tahun tak lama lagi tinggal kenangan. Pegiat Lingkar Literasi Cicalengka (LLC) mendesak agar stasiun yang penuh nilai sejarah ini tidak dirobohkan dalam proyek pemugaran oleh Balai Teknik Perkeretapian (BTP) Direktorat Jenderal Kereta Api (Ditjen KA) Jawa Barat. Petisi daring kemudian digalang untuk menghimpun dukungan masyarakat, khususnya dari warga Cicalengka.
Pegiat Komunitas LLC Hafidz Azhar menyebutkan, petisi daring yang berjudul “Jangan Hancurkan Stasiun Cicalengka yang Bersejarah” telah dibuat sejak Sabtu malam (17/6/2023), usai perhelatan diskusi “Cicalengka Darurat Cagar Budaya”.
“Memang saya juga yakin, yakin dalam artian kita juga butuh legitimasi berupa petisi dari masyarakat Cicalengka,” ungkap Hafidz kepada BandungBergerak.id di Kantor Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Bandung, Senin (19/6/2023).
Hari tersebut merupakan agenda audiensi pegiat Komunitas LLC dengan pihak BTP mengenai kejelasan pemugaran Stasiun Cicalengka. Namun, lanjut Hafidz, pagi hari jadwal audiensi tiba-tiba dibatalkan. Kabarnya Kepala Divisi (Kasi) yang hendak ditemui harus segera ke Jakarta.
“Ya kecewa sih, mendadak membatalkan. Terus itu kan anak-anak udah pada di jalan lagi mau ke sini. Ada WA dari BTP membatalkan,” ungkap Hafidz.
Karena pegiat komunitas LLC sudah di perjalanan dari Cicalengka, mereka lalu tetap ke Kantor BTP. Setibanya di Kantor BTP, pihaknya melakukan obrolan dengan Humas BTP, Humas Satker, dan perwakilan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) Bandung.
Hafidz menyebutkan, pihaknya akan terus berupaya agar Stasiun Cicalengka yang bersejerah ini bisa terus dilestarikan. Sebab banyak kenangan yang dimiliki masyarakat Cicalengka, juga tokoh-tokoh nasional yang pernah berada di Stasiun ini.
Dalam deskripsi petisi, Hafidz menuliskan ketika Sukarno ditangkap di Yogyakarta pada tahun 1929, ia berhenti dulu di Stasiun Cicalengka sebelum dibawa ke penjara Banceuy. Stasiun ini juga pernah disinggahi Douwes Dekker saat ia menjadi tokoh Insulide pada tahun 1918. Arsitek terkemuka Wolff Schoemekker juga pernah menapaki stasiun ini saat akan menyampaikan ceramah di Pesantren Fathul Khoer.
Pegiat LLC menolak keras penghancuran Stasiun Cicalengka yang terimbas proyek pembangunan stasiun kereta api dan proyek double track. Menurutnya, renovasi tidak harus merobohkan keseluruhan bangunan stasiun.
“Hal ini sama saja menghancurkan identitas yang melekat dengan Cicalengka karena telah menjadi bagian dari cagar budaya,” tulis Hafidz, dalam petisi.
Agenda audiensi yang diundur pada hari Kamis mendatang akan tetap dihadiri oleh pegiat LLC. Audiensi yang dilakukan ini merupakan upaya normatif untuk menjaga pelestarian Stasiun Cicalengka. Selain itu, Hafidz juga akan melakukan upaya struktural melalui anggota DPRD hingga DPR RI yang berkewenangan mengurusi hal ini.
“Mau mengupayakan ke anggota dewan yang berkewenangan dengan ini ke DPR RI dan juga DPR kabupaten. Soalnya waktunya kan sedikit juga, harus bertarung dengan waktu. Kita masih terus berupaya dan semoga petisi bisa diisi sebanyak-banyaknya,” terang Hafidz.
Menurutnya, hasil dari audiensi ini belum tentu sesuai dengan harapan. Makanya pihaknya akan menempuh upaya struktural dan berharap kepada Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Bandung agar bisa segera mengesahkan Stasiun Cicalengka sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB).
Baca Juga: Stasiun Cicalengka Penting untuk Dilestarikan, Pemugaran Tidak Harus Berarti Perobohan Seluruh Bangunan
Warga Berharap Stasiun Cicalengka tidak Digusur
Setidaknya Menyisakan Bagian Bersejarah
Bangunan Stasiun Cicalengka memiliki kekhasan tersendiri. Di antaranya, corong air, turn table (pemutar lokomotif), gudang, serta ruang tunggu stasiun. Sayangnya, menurut perwakilan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) Bandung Deden, gudang Stasiun Cicalengka sudah dibongkar. Ia menyebutkan corong air di Stasiun Cicalengka yang berdiri di dekat rel merupakan satu-satunya yang masih utuh dan tersisa di Jawa Barat.
“Jadi mungkin nanti corong air dan turn table bisa diselamatkan dan kalau bisa posisinya tidak diubah. Apakah nanti pemutar lokomotifnya bisa diputar kembali atau tidak bisa jadi monumen di Cicalengka, jadi gak hilang sama sekali,” ungkapnya.
Deden sangat menyayangkan pemugaran tersebut meruntuhkan Stasiun Cicalengka. Di sisi lain secara topografi, bangunan tersebut berada dalam posisi sulit karena berada persis di pinggir jalan. Selain Cicalengka, sebenarnya ia juga mengungkapkan kekecewaan perihal Stasiun Rancaekek yang juga bersejarah namun saat ini sudah digantikan dengan bangunan baru. Padahal bangunan stasiun Rancaekek masih 80 persen sesuai keadaan aslinya.
Deden menuturkan, karena kondisi Stasiun Cicalengka yang bersejarah, kabar yang ia dapatkan bahwa bangunan kayu dari stasiun ini akan dipindahkan ke suatu tempat untuk “dimuseumkan”. Bangunan kayu ini akan dipindahkan dan dipasang kembali sesuai aslinya sebagaimana di Stasiun Cicalegka.
IRPS sendiri merupakan komunitas pecinta kereta api yang memusatkan perhatian dan kegiatannya pada penyelamatan dan pelestarian aset perkeretapian Indonesia yang berinilai sejarah. Kegiatan komunitas ini beragam, mulai dari pelestarian dan seminar hingga kegiatan foto dan mengunjungi fasilitas kereta api.
Sebelumnya, BTP Ditjen KA Jawa Barat memastikan bahwa pemugaran Stasiun Cicalengka akan dilakukan dengan mengganti bangunan lama menjadi lebih modern.
“Stasiun Cicalengka lama akan tetap dirobohkan, karena pada aspek historis bukan peninggalan historikal,” demikian tulis staf Humas BTP Ditjen KA Jawa Barat, Zaky, kepada BandungBergerak.id melalui pesan WhatsApp, Kamis (8/6/2023) lalu.