• Berita
  • Warga Berharap Stasiun Cicalengka tidak Digusur

Warga Berharap Stasiun Cicalengka tidak Digusur

Bangunan lama Stasiun Cicalengka milik PT KAI akan dirobohkan diganti bangunan baru. Generasi masa kini kehilangan bukti sejarah.

Suasana Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, Minggu (3/10/2021). Stasiun ini memberi sumbangan signifikan sejak diresmikannya jalur kereta api yang melayani angkutan barang dan penumpang antara Bandung-Cicalengka pada 10 September 1884. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Awla Rajul8 Juni 2023


BandungBergerak.idHampir setiap pekan Laila Nur Saliha naik kereta api pulang pergi Kota Bandung-Cicalengka. Warga Cicalengka yang juga pegiat komunitas Lingkar Literasi Cicalengka ini biasa naik kereta dari Stasiun Cicalengka, stasiun tua yang diresmikan pada 10 September 1884. Setiap kali masuk stasiun, kesan bersejarah selalu ia rasakan. Kini nilai-nilai sejarah Stasiun Cicalengka terancam hilang karena PT KAI sedang melakukan renovasi cukup besar.

Belakangan, Laila mendapati Stasiun Cicalengka penuh dengan beragam peralatan bangunan. Ia mengamati betul perubahan-perubahan di lingkungan stasiun, mulai dari musala lama yang tadinya di barat kini dipindahkan ke timur, satu bangunan kuno di seberang gedung utama juga dirombak menjadi bangunan baru. Bahkan plang stasiun dengan ejaan lama “Stasiun Tjitjacelngka” sudah lebih dulu hilang. Selain itu, PT KAI juga membuat jembatan yang akan menghalangi pemandangan langit dari stasiun.

“Buat saya kalau ke stasiun bisa sekalian belajar, ternyata stasiun ini sudah lama. Jadi ada kesan tersendiri. Kalau ini dibongkar semuanya seolah-olah stasiun masih baru jadi ga ada jejak sejarah lamanya,” kata Laila Nur Saliha, saat dihubungi BandungBergerak.id, Kamis (8/6/2023).

Menurutnya, penggusuran bangunan lama Stasiun Cicalengka menjadi bangunan baru berdampak pada hilangnya tali sejarah bagi generasi masa kini dengan masa lalu. Laila berharap PT KAI mau mempertahankan bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi ciri khas Stasiun Cicalengka. Lebih jauh, bisa saja stasiun ini diajukan sebagai cagar budaya yang nantinya akan menjadi kebanggaan warga Cicalengka.

Hilangnya penanda sejarah di Stasiun Cicalengka bukan hanya disesalkan Laila sebagai komuter kereta api. Di media sosial, pertanyaan tersebut dilontarkan akun Twitter Nurul Maria Sisilia @sisisilsisil. Twitter resmi PT. KAI @KAI121 menjawab bahwa Stasiun Cicalengka akan dilakukan pemugaran.

“Selamat sore Kak. Berdasarkan hasil koordinasi dengan unit terkait, diinformasikan Stasiun Cicalengka akan dilakukan pemugaran oleh pihak Dirjen KA untuk penataan stasiun guna peningkatan pelayanan ya Kak,” demikian dikutip dari balasan akun Twitter resmi PT. KAI, Selasa (6/6/2023).

Saat dikonfirmasi, Nurul menduga pemugaran Stasiun Cicalengka akan merobohkan bangunan stasiun lama yang sudah berdiri sejak 1884 itu. Hal itu juga didukung oleh adanya sebuah spanduk di depan Stasiun Cicalengka yang menunjukkan gambar desain baru untuk Stasiun Cicalengka yang baru dan tiang baja yang melintang antara Peron 1 dan Peron 3 yang diduga sebagai rangka bangunan stasiun yang baru.

“Sekarang tu udah ada tiang-tiang tinggi di sebelah Barat bangunan stasiun lama gitu, udah dipancangkan gitu. Jadi kayak jembatan melintang dari peron 1 ke peron 3 yang baru. Nah itu kan udah menjulang, apakah bangunan ini juga akan ke arah bangunan lama apa gimana,” ungkap Nurul kepada BandungBergerak, Rabu (7/6/2023).

Nurul merupakan warga Cicalengka sekaligus pengguna Kereta Api Lokal. Ia juga aktif di komunitas Lingkar Literasi Cicalengka salah satu program kegiatannya Cicalengka Historical Trip. Menurut Nurul, kabar pemugaran Stasiun Cicalengka muncul sejak rencana pembangunan jalur double track Padalarang-Cicalengka.

Nurul mengungkapkan, seharusnya pemugaran Stasiun Cicalengka tidak merobohkan bangunan lama yang menyimpan nilai sejarah. Kalaupun membangun stasiun dengan desain yang lebih modern, bangunan stasiun lama tetap dipertahankan. Lalu bisa difungsikan sebagai museum atau fungsi lainnya.

Ia membandingkan dengan Stasiun Cimekar lama yang tetap dipertahankan dan kini difungsikan sebagai gudang, lalu Stasiun Cimahi yang dijadikan cagar budaya. Nurul pun berharap Stasiun Cicalengka dijadikan cagar budaya.

“Saya perbandingannya kayak stasiun Cimahi, itu kan jadi cagar budaya, ada penandanya segala. Harapannya ya semoga bangunan stasiun yang di Cicalengka sebenarnya gitu, dipertahankan. Okelah sistemnya yang lain lebih modern, tapi yang ini harapannya jangan diubah total gitu, soalnya ada sejarahnya,” lanjut Nurul.

Nurul merasa miris jika banguna Stasiun Cicalengka harus dirobohkan. Cicalengka tidak banyak memiliki bangunan bersejarah. Sementara bangunan-bangunan bersejarah yang ada kurang mendapatkan perhatian dan perawatan.

“Nah ini Stasiun Cicalengka nih jangan sampai jadi yang selanjutnya. Sayang aja sampai harus dirobohkan,” beber Nurul.

BandungBergerak.id mencoba mengkonfirmasi ke Balai Teknik Perkeretapian (BTP) Direktorat Jenderal Kereta Api (Ditjen KA) Jawa Barat. Staf humas BTP Ditjen KA Jawa Barat Ismie Khanza mengatakan Kepala Balai akan menjelaskan pembangunan tersebut. Namun penjelasan ini belum bisa disampaikan ketika tulisan ini ditulis.

“Maaf mas, sesuai SOP kami jika wawancara harus melalui kepala Balai kami. Akan segera kami kabarin, ya,” demikian kata Ismie.

Baca Juga: Gali Lubang Tutup Lubang Penurunan Kabel Udara Kota Bandung
Bandung Belum Bebas dari Krisis Sampah
Heritage di Atas Trauma Anyer Dalam |

Tiang baja yang diduga fondasi bangunan baru Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, yang akan dipugar, 2023. (Foto: Dokumentasi Pribadi Nurul Maria Sisilia).
Tiang baja yang diduga fondasi bangunan baru Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, yang akan dipugar, 2023. (Foto: Dokumentasi Pribadi Nurul Maria Sisilia).

Jalur Berkah sejak Dulu

Stasiun Cicalengka beroperasi sejak jalur kereta api angkutan barang dan penumpang antara Bandung-Cicalengka diresmikan pada 10 September 1884. Peran stasiun ini sangat penting di masanya. Menurut peminat literasi dan budaya Sunda Atep Kurnia jalur kereta api Bandung-Cicalengka dilakukan pada 10 September 1884 sebagaimana tercantum pada De Locomotief, DL, 6 September 1884, yang menyiarkan kabar bahwa peresmiannya dibarengi dengan pesta yang dihadiri oleh Residen Priangan dan warga Bandung. Mereka merayakan jalur baru kereta api ini dengan ramai-ramai naik kereta dari Bandung ke Cicalengka. Mereka dihibur aneka permainan bubumiputra.

Acara pesta dihiasi dengan pesta kembang api dan makan malam yang meriah, meski tanpa parade. Di Stasiun Cicalengka, mereka disambut dengan hiasan karangan bunga dan bendera. Musisi biola dari Italia turut hadir untuk menghibur tamu dan warga. Di sisi lain, warga pribumi menggelar daun pisan dan menaruh nasi beserta lauk pauk di atasnya. Lalu doa dilantunkan untuk memperoleh keberkahan.

“Acara pesta peresmian itu ditutup dengan permainan rakyat, dan yang paling menyita perhatian adalah adu babi hutan dengan anjing yang berdarah darah,” demikian tulis Atep Kurnia dalam tulisan berseri tentang sejarah kereta api di BandungBergerak.

Atep mengutip data dari Verslag van den Dienst der Staatsspoorwegen op Java over het Jaar 1884 (1885, dalam Hardjasaputra, 2002) yang menyatakan, ada 4.636 orang yang menggunakan Stasiun Cicalengka pada 1884.

Angka ini lalu meningkat seratus kali lipat pada tahun 1923, ada sekitar 430.000 orang penumpang yang menggunakan Stasiun Cicalengka. Data dari Verslag betreffende het spoor- en tramwegwezen in Nederlandsch-Indie, merincikan bahwa sebanyak 221.472 orang yang berangkat, dan 208.528 yang datang.

Jalur stasiun Bandung-Cicalengka menjadi berkah sejak lama bagi masyarakat Cicalengka. Selain tentunya menjadi jalur perpindahan orang, jalur kereta api ini merupakan penopang ekonomi dan alat transportasi angkut hasil bumi Cicalengka. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//