• Berita
  • Gali Lubang Tutup Lubang Penurunan Kabel Udara Kota Bandung

Gali Lubang Tutup Lubang Penurunan Kabel Udara Kota Bandung

Program penurunan kabel fiber optik atau ducting di Kota Bandung sudah digagas sejak 2014. Biayanya besar, jalannya amat lambat.

Warga melintasi tiang dan kabel listrik di Jalan Sukagalih, Kota Bandung, Senin (20/3/2022). Kebutuhan listrik Kota Bandung meningkat setiap tahunnya. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana7 Juni 2023


BandungBergerak.idPemerintah Kota (Pemkot) Bandung sedang mengejar target penurunan kabel-kabel fiber optik yang semrawut ke dalam jaringan bawah tanah. Program ducting yang digagas sejak 2014 ini baru bisa membebaskan dua jalan utama, yaitu Jalan Ir H Djianda (Jalan Dago) dan Jalan L.L.R.E. Martadinata (Jalan Riau). Bukan sekadar urusan estetika kota, ducting harus jadi jalan mengintegrasikan pembangunan dan perawatan trotoar serta aliran drainase yang selama ini tumpang-tindih. 

Menurunkan kabel-kabel udara ke bawah tanah bukan perkara mudah. Terlebih sudah lama Kota Bandung tumbuh menjadi hutan kabel dan tiang listrik. Tanpa perencanaan yang matang dan sistematis, program ducting ini akan berjalan sangat lambat mengingat ada ribuan kilometer kabel yang melintasi Kota Bandung.

Program ducting terbaru dilakukan di Jalan Riau. Per 12 Mei 2023, Jalan Riau dinyatakan bebas kabel-kabel menjuntai, menyusul Jalan Dago yang lebih dulu dibersihkan dari kabel-kabel udara.

"Hari ini tadi kita cek, penurunan kabel sudah ada progress cukup signifikan. Jalur dari Jalan Dago sampai ke perempatan Jalan Riau yang arahnya sampai Jalan Banda ternyata sebelum akhir Mei sudah mau selesai. Ini kabar yang menggembirakan ya," kata Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna, dikutip dari laman resmi yang diakes Rabu (7/6/2023). 

Sepanjang ruas jalan tersebut, baik di sisi kiri maupun kanan jalanan sudah bebas dari kabel fiber optik yang menjuntai. Tinggal kabel-kabel PLN saja yang tidak termasuk program ducting ini.

Penertiban kabel-kabel fiber optik ini cukup alot. Apalagi Pemkot Bandung mentargetkan ducting pada semua ruas jalan utama bebas kabel fiber optik. Untuk Jalan Riau saja, Kepala Dinas Kominikasi dan Informatika Kota Bandung Yayan A. Brilyana mengatakan, pihaknya harus menggulung 30 kabel dan 150 tiang harus dipotong. Yayan mengatakan, terdapat 30 provider pemilik kabel di kawasan Jalan Riau.

Setelah Dago dan Jalan Riau, program penurunan kabel udara akan dilanjutkan ke Jalan A Yani. Total ada
13 ruas jalan di Kota Bandung yang menjadi sasaran ducting ini, mencakup Jalan Dago, Jalan Riau, Jalan Merdeka, Jalan Ahmad Yani, Jalan Sudirman, Jalan Wastukancana, Jalan Purnawarman, Jalan Sumatera, Cibaduyut, Jalan Otista, dan Jalan Soekarno-Hatta.

Sebenarnya, target penurunan kabel udara direncanakan selesai pada 2022 lalu, sehingga tahun 2023 ini ruas utama jalan di Kota Bandung sudah bebas kabel udara. Namun jika melihat realisasinya, tampaknya target tersebut jauh meleset. 

Yayan A. Brilyana menjelaskan, penurunan kabel membutuhkan proses dan waktu. Sebelum menurunkan kabel atau melakukan pemotongan, diperlukan wadah kabel yang sudah dibangun di tanah.

"Untuk proses penurunan kabel itu butuh waktu karena tidak sekonyong-konyong kita putus. Jadi, harus dibawah sudah disiapkan ducting dulu. Harus tersambung dulu. Jangan sampai kita putus kabelnya ternyata internet, CCTV, Wi-fi juga putus. Jadi dipastikan semua beriperasi normal dulu. Ini yang memakan waktu," terangnya.

Baca Juga: Bandung Belum Bebas dari Krisis Sampah
Mendefinisikan Ulang Kampung Kota di Bandung
Pemerhati Lingkungan Mencium Pembiaran Aliran Limbah Cair TPA Sarimukti ke Sungai Citarum

Riwayat Panjang dan Biaya Besar Penurunan Kabel Kota Bandung

Penurunan kabel-kabel serat optik di Kota Bandung cukup panjang. Jika dilihat dari situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bandung, program ducting diawali dengan Belanja Jasa Konsultansi Rancangan Detail Teknis (DED) Ducting Bersama dengan nilai pagu paket 350.000.000 pada 19 Mei 2015. Paket lelang ini dimenangkan PT. Andra Cipta Consult yang beralamat di Kota Bandung.

Paket lelang eksekusi ducting terjadi pada 20 September 2016 dengan nilai pagu paket 2.356.911.000 untuk
rute ducting Jalan Naripan – Embong. Tender ini dimenangkan PT. Inatel Nusantara, Jakarta.

Pada 18 September 2017 dilakukan penurunan kabel udara di Jalan Naripan - Braga Kota Bandung. Secara simbolis, pemotongan kabel dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Iskandar Zulkarnain dan Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Ismail.

Diketahui bahwa program ducting ini merupakan bagian dari ambisi Kota Bandung menjadi smart city. Menurut Iskandar Zulkarnain, untuk mewujudkan smart city sarana komunikasi tidak hanya sebatas alat untuk mengambangkan relasi sosial, tetapi juga koneksi ekonomi dan budaya.

Ia mengatakan, penempatan jaringan optik yang tidak beraturan merupakan salah satu persoalan yang menambah kekumuhan kota, sehingga perlu dikendalikan agar selaras degan kaidah dan tata ruang estetika kota serta menciptakan suasana kota yang indah, tertib dan nyaman bagi masyarakat.

"Oleh karena itu bentangan kabel di atas jalan akan menimbulkan gangguan-gangguan terhadap jaringan komunikasi yang banyak digunakan warga, terutama terhadap kegiatan perekonomian," ujar Zulkarnain

Menurutnya, pengandalian kabel secara bersama-sama (ducting) menjadi solusi untuk mengatasi persoalan kabel. Ia mengatakan, program ducting diintegrasikan dengan pembangunan trotoar dan aliran drainase.

Program ducting sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2014. Pada tahun 2014 telah dibangun di sepanjang 9.894 meter jalan, di tahun 2015 sepanjang 15.514 meter, dan tahun 2016 sepanjang 6.300 meter. 

Khusus di Jalan Naripan, pihaknya membangun fasilitas ducting berupa pipa paralon diameter 6 inci, sebanyak 8 buah selongsong yang panjangnya 1.700 meter. Pada simpang Braga sampai dengan simpang Jalan Sunda dilengkapi dengan fasilitas mainhole dan tiang distribusi di beberapa titik.

Ia berharap, pembangunan ducting bersama diharapkan menjadikan manfaat yakni kota menjadi bersih dari kabel udara, indah, dan teratur.

"Tidak perlu lagi gali lubang dan tutup lubang terutama di ruas jalan yang di mana sudah tertata rapi. Selain itu mengurangi biaya pemliharaan di kota Bandung serta ducting bersama juga mewujudkan smart city yang membangun setiap orang kerjasama berbasis inovasi dan teknologi," ujarnya.

Program penurunan kabel ini bagian dari program nasional Pita Lebar Indonesia (broadband) yang mengembangkan infrastruktur di Indonesia dari tahun 2014 - 2019. Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Ismail mengatakan, program ducting Kota Bandung mensienergikan dua sisi. Sehingga tidak semata mata melarang kabel di udara, tapi sekaligus menyiapkan alternatif infrastruktur di bawah tanah.

"Sebenarnya di setiap tempat juga kabel udara sifatnya primer dan tersier. Kalo sampai di perumahan maupun gang yang sangat sempit itu ya sulit untuk melakukan penggalian, tapi untuk daerah jalan raya kota besar mestinya kabel harus berada di bawah, namun di sesuaikan tempatnya," pungkasnya Ismail.

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//