• Berita
  • Anyer Dalam dalam Angka, Tergusur dan Berjuang di Kota Sendiri

Anyer Dalam dalam Angka, Tergusur dan Berjuang di Kota Sendiri

Harapan warga yang tergusur kini tertuju pada pengadilan tinggi yang akan menangani proses banding gugatan atas klaim tempat tinggal mereka oleh PT KAI.

Proses pembongkaran sejumlah rumah di Jl. Anyer Dalam, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Kamis (18/11/21). Dengan dibantu alat berat, 25 rumah yang telah ditandai oleh PT. KAI mulai dirobohkan. (Agil Mohammad Gilman Najib/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana19 Agustus 2022


BandungBergerak.idKamis, 18 November 2021, peristiwa mengguncang kemanusiaan terjadi di Jalan Anyer Dalam, Kota Bandung. Sedikitnya 25 rumah dibongkar secara paksa. Kejadian 10 bulan lalu itu masih membekas bagi warga yang sudah menempati rumahnya puluhan tahun lalu. Pengadilan yang diharapkan memberikan keadilan dan memulihkan hak warga, berkata sebaliknya.

Tanggal 18 Agustus kemarin, PN Bandung menyatakan gugatan terhadap klaim PT KAI atas tempat tinggal warga Anyer Dalam tidak sah dan prematur. Warga kembali harus menempuh jalan panjang memperjuangkan mendapatkan keadilan dengan mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi.

Sengketa warga Anyer Dalam dengan PT KAI berlangsung cukup panjang. Tahun 2018, PT KAI yang menggandeng PT. Wika berencana membangun proyek Laswi City Heritage di lahan PT. KAI, tepat di belakang permukiman warga Anyer Dalam yang dibatasi oleh benteng.

Dalam perkembangan berikutnya, PT KAI melakukan pendekatan pada warga yang rumahnya masuk ke dalam klaim PT KAI. Hingga tiba pada hari H pembongkaran, PT KAI sedikitnya menurunkan 300 petugas untuk melakukan pembongkaran 25 unit rumah di Anyer Dalam.

Di saat yang bersamaan, sebanyak 15 pemilik rumah dari 25 rumah yang digusur mengajukan gugatan atas klaim PT KAI ke PN Bandung dengan nomor gugatan: 322/Pdt.G/2021/PN.Bdg pada tanggal 30 Agustus 2021. Jadwal sidang perdana dilakukan Desember 2021.

Kini, pembongkaran paksa telah berlalu 10 bulan. Harapan warga yang tergusur tertuju pada pengadilan tinggi yang akan menangani proses banding gugatan atas klaim tempat tinggal mereka oleh PT KAI.

Anyer Dalam Dalam Angka

Wilayah tergusur Anyer Dalam masuk ke dalam kelurahan Kebon Waru, Kecamatan Batununggal. Kebon Waru memiliki 8 RW dan 67 RT. Daerah yang bersengketa di antaranya RW 04, RT 03, 04, 05, dan 06.

Kelurahan Kebon Waru memiliki luas 0,96 kilometer, 18 persen dari total luas di Kecamatan Batununggal yang luasnya 5.26 kilometer. Kebonwaru bersama kelurahan Gumuruh sekaligus sebagai kelurahan pemilik luas terbesar di kecamatan ini.

Total kelurahan di Kecamatan Batununggal ada 8 kelurahan, yakni Gumuruh, Binong, Kebon Gedang, Maleer, Cibangkong, Samoja, Kacapiring, Kebon Waru. Semua wilayah ini dihuni 115.501 jiwa (sensus penduduk 2020).

Jumlah penduduk Kelurahan Kebon Waru 13.755 jiwa. Kelurahan dengan penduduk terpadat di Kecamatan Batununggal adalah Binong (18.561 jiwa) dan Gumuruh (18.279 jiwa).

Baca Juga: Setelah Puluhan Tahun Tinggal, Warga Anyer Dalam Terancam Digusur PT KAI
Warga Anyer Dalam Naik Banding setelah Hakim Menyatakan Gugatan Mereka tidak Sah dan Prematur
Mendengarkan Suara Anak dan Perempuan Korban Penggusuran Jalan Anyer Dalam

Situasi Sosial Kelurahan Kebon Waru

Dari 13.755 jiwa penduduk Kebon Waru – termasuk di dalamnya warga Anyer Dalam – lebih dominan warga usia anak-anak dan remaja. Menurut BPS Kota Bandung, penduduk Kelurahan Kebon Waru usia sekolah semester II 2020 terdiri dari usia 3-4 tahun sebanyak 446 orang, penduduk usia 5 tahun 215 orang, penduduk usia 6-11 tahun 1.490 orang, penduduk usia 12-14 tahun 715 orang, penduduk usia 15-17 tahun 684 orang, serta penduduk usia muda 18-22 tahun 1.264 jiwa.

Dilihat dari sisi pekerjaan dan pendidikan, warga Kebon Waru terdiri dari pelajar atau mahasiswa sebanyak 3.456 orang, PNS 175 orang, TNI/Polri 23 orang, pensiunan 176 orang, pekerja swasta 3.056 orang, BUMN 114 orang, pekerja medis 20 orang, wiraswasta 1.237 orang, pengajar 68 orang, pekerjaan lainnya 805 orang, mengurus rumah tangga 3.089 orang, dan tidak bekerja 2.458 orang.

Pada tahun 2019, jumlah bayi yang lahir di Kebon Waru sebanyak 2.404 bayi, sebanyak 24 bayi di antaranya mengalami berat badan lahir rendah.

Kecamatan Batununggal memiliki 18 SD dan 3 madrasah, 4 SMP, 1 MTS, 1 SMA, 2 SMK, 1 MA. Dua SD di antaranya terdapat di Kebon Waru. Namun Kelurahan Kebon Waru tidak memiliki SMP, SMA, MA, dan SMK. Meski demikian, di Kebonwaru terdapat 4 perguruan tinggi. Total perguruan tinggi di Kecamatan Batununggal sebanyak 7 unit.

Dari sisi sarana kesehatan, Kecamatan Batununggal memiliki 8 fasilitas yang terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, dan poliklinik. Jumlah puskesmas ada 11 unit, satu di antaranya berdiri di Kebonwaru.

Kasus gizi buruk tercatat 1 kasus di Kelurahan Kebon Waru (2019). Total gizi buruk pada Kecamatan Batununggal tahun tersebut sebanyak 39 kasus. Sedangkan perkembangan bayi lahir dan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di Batununggal mengalami naik turun antara 2017-2019.

Tahun 2017, jumlah bayi yang lahir sebanyak 2.064 bayi, dengan bayi BBLR sebanyak 653 bayi. Pada bayi BBLR turun menjadi 14 bayi, dan pada 2019 bayi BBLR naik menjadi 24 bayi.

Data BPS Kota Bandung tersebut tidak mencantumkan angka kemiskinan di Kecamatan Batununggal maupun per kelurahannya. Namun dengan adanya persitiwa penggusuran di Anyer Dalam, angka kemiskinan ini bisa dipastikan bertambah. Begitu juga dengan jumlah anak yang rawan putus sekolah.  

Dari 25 rumah di Anyer Dalam yang dihancurkan, sedikitnya ada 100 jiwa termasuk anak-anak yang sebelumnya bernaung di sana. Dalam catatan warga, di Anyer Dalam terdapat 6 orang remaja pelajar SMP dan SMA, 3 orang balita, serta 17 orang anak-anak pelajar tingkat TK dan SD. Mereka mengalami trauma mendalam karena penggusuran.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//