• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Transformasi Ekonomi dan Resesi

MAHASISWA BERSUARA: Transformasi Ekonomi dan Resesi

Transformasi ekonomi menjadi strategi negara menanggulangi resesi.

Davit Dirgantara Sukma

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Tarif angkutan umum di Bandung naik 20 persen pascakenaikan harga BBM, Senin (5/9/2022). Kenaikan harga BBM akan menimbulkan inflasi.

29 Agustus 2023


BandungBergerak.id – Resesi ekonomi merupakan periode di mana suatu negara mengalami penurunan aktivitas, tentunya perputaran ekonomi suatu negara akan melambat. Terjadinya resesi dapat ditandai oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan ekonomi negatif, peningkatan pengangguran, penurunan dalam bidang investasi, terjadinya inflasi yang cukup tinggi, tingginya tingkat suku bunga dan banyak terjadi bencana alam.

Dengan begitu terjadinya resesi ini memberikan dampak langsung yang negatif. Masyarakat di suatu negara akan mengalami penurunan pada pendapatan, turunnya lapangan pekerjaan, terjadinya PHK besar-besaran pada beberapa perusahaan sehingga akan meningkatkan pengangguran, peningkatan pada harga barang dan jasa, melemahnya nilai tukar hingga meningkatnya kriminalitas karena faktor kemiskinan yang semakin tinggi.

Resesi merupakan ancaman yang nyata terjadi. Indonesia sudah mengalami resesi sebanyak 3 kali, yakni pada tahun 1963, 1998 dan 2020-2021.

Secara singkat, pada tahun 1963 Indonesia mengalami resesi karena dipicu oleh adanya hiperinflasi. Inflasi yang terjadi melambung hingga menyentuh 119%, kondisi ekonomi-politik pada tahun itu terkucilkan oleh dunia dengan salah satunya alasannya Indonesia keluar dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Sedangkan pada tahun 1998 terjadinya resesi dipicu oleh beberapa faktor seperti melemahnya nilai tukar pada Asia Tenggara, hutang luar negeri yang membengkak, banyaknya perusahaan yang bangkrut, hingga hilangnya kepercayaan dari investor terhadap perusahaan-perusahaan dalam negeri karena nilai pasar modal yang hancur.

Kasus resesi terakhir ini terjadi pada pertengahan tahun 2020-2021. Resesi terjadi bukan karena dipicu oleh perekonomian maupun politik, justru pada dipicu oleh pandemi krisis pada dunia kesehatan. Sebuah virus yaitu virus Covid-19 dari China menyebar ke seluruh penjuru dunia berkembang menjadi pandemi. Pembatasan aktivitas dalam seluru negara untuk menekan pandemi membuat turunnya pertumbuhan pendapatan domestik, membuat angka pengangguran dan kemiskinan melonjak. Maka dari itu negara harus melakukan berbagai upaya untuk menangani isu resesi ini. Salah satunya dengan melakukan transformasi ekonomi.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Inovasi Beton Ramah Lingkungan Hasil Olahan Limbah Batubara
MAHASISWA BERSUARA: Polemik Penolakan Pembangunan TPST Cicabe, Sejarah Kembali Terulang
MAHASISWA BERSUARA: Mesin Jahanam Krisis Peradaban Modern

Transformasi Ekonomi

Transformasi ekonomi merupakan langkah yang dapat diambil untuk menghadapi resesi. Transformasi ekonomi adalah proses perubahan struktur ekonomi dari yang berbasis sumber daya alam menjadi perekonomian yang lebih modern dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi. Transformasi ekonomi ini sangat  penting untuk dilakukan agar suatu negara dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, produktivitas, dan daya saing.

Ketika suatu negara melakukan transformasi ekonomi dibutuhkan waktu yang cukup panjang karena prosesnya yang kompleks menjadi salah satu masalahnya. Namun, jika dilakukan dengan tepat, maka transformasi ekonomi dapat memberikan manfaat yang besar bagi suatu negara. Beberapa penerapan dari transformasi ekonomi ini dapat membantu negara karena manfaatnya yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan produktivitas baik dari barang dan jasa, adanya peningkatan saing yang tinggi antar negara, terbukanya lapangan pekerjaan hingga menurunnya pengangguran.

Menilik dari kacamata pemerintah, Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, upaya dalam bertransformasi masih memiliki tantangan untuk dihadapi oleh negara (DDTCNews, 2019). Ia menyebutkan ada lima tantangan yang akan dihadapi untuk mengubah wajah perekonomian berskala makro.

Hal pertama yang menjadi tantangan dalam bertransformasi yaitu regulasi yang masih dianggap sedikit sulit untuk memperkuat peluang usaha, investasi serta perdagangan karena belum terdukung sepenuhnya kepada penciptaan dan pengembangan bisnis. Kedua, masih rendahnya kualitas institusi dalam pemerintahan menyebabkan beberapa implikasi negatif bagi perekonomian nasional. Kualitas yang rendah  membuat banyaknya kasus korupsi di Indonesia sehingga dana yang seharusnya dialokasikan menghilang. Ketiga, tantangan dari segi fiskal di antaranya penerimaan pajak untuk menopang pembangunan yang berkelanjutan. Keempat, pembangunan infrastruktur yang belum merata membuat konektivitas antar wilayah dalam kegiatan ekonomi menjadi tidak optimal. Kelima, perbaikan kualitas sumber daya manusia masih rendah dilihat dari aspek pendidikan dan keahlian.

Strategi Negara dalam Transformasi Ekonomi

Suatu negara pasti dihadapkan oleh banyak transformasi di berbagai bidang, contohnya bidang makroekonomi. Transformasi yang dilakukan dalam bidang makro ekonomi merupakan suatu proses kompleks dengan memerlukan perencanaan yang matang serta implementasi strategi yang efektif dan efisien.  Berikut ini beberapa strategi yang dilakukan oleh suatu negara untuk bertransformasi dalam bidang makroekonomi.

Pertama, pengaturan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Suatu negara sering dihadapkan oleh masalah keuangan seperti sering terjadi inflasi dan deflasi. Penerapan kebijakan fiskal dan moneter menjadi cara suatu negara mengatasi inflasi dan deflasi. Kebijakan fiskal yaitu kebijakan yang mengatur tentang besarnya pajak dan pengeluaran pemerintah. Aspek kebijakan fiskal tersebut harus diterpakan seimbang agar tidak terjadi krisis. Kebijakan moneter yaitu tentang pengaturan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga untuk mencapai stabilitas ekonomi.

Kedua yaitu dengan cara perbaikan infrastruktur. Negara harus memprioritaskan dan berinovasi secara terus-menerus terhadap kemajuan infrastruktur karena akan memiliki dampak positif  jangka panjang terhadap ekonomi negara. Contoh investasi dalam infrastruktur yang baik dilakukan adalah dengan berinvestasi jaringan transportasi, sumber utama energi tak terbarukan dan jaringan saluran telekomunikasi. Dengan mendorong investasi pada perbaikan infrastruktur maka suatu negara dapat terus lompat menjadi negara maju.

Ketiga, melakukan inovasi teknologi dalam sektor keuangan. Zaman sekarang, inovasi penerapan teknologi dalam sektor keuangan seperti alat pembayaran sudah sering kita temui. Contohnya alat pembayaran yang bernama Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang memudahkan masyarakat Indonesia melakukan pembayaran dengan menggunakan satu QR code untuk semua alat pembayaran elektronik yang sah. Dengan memasukkan teknologi dalam keuangan proses transaksi menjadi lebih cepat, mudah dan terjaga keamanannya.

Keempat, memperkuat pemerintahan melalui kerja sama dengan sektor swasta. Salah satu contoh kecil bagaimana negara bertransformasi dalam bidang makro ekonomi yaitu ketika pemerintahan mengajak kolaborasi atau kerja sama  dalam pembangunan jalan tol. Pemerintahan masih membutuhkan vendor dari sektor swasta karena kurangnya sumber daya manusia serta dapat mengurangi penggunaan dana APBN.

Kelima, diversifikasi sektor swasta dan promosi ekspor. Diversifikasi ekonomi merujuk pada cara atau strategi yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi tertentu atau jenis produk tertentu. Disisi lain diversifikasi ekonomi memiliki peran penting karena jika terlalu bergantung pada sektor tertentu saja dapat membuat ekonomi sangat rentan terhadap perubahan pasar, fluktuasi harga komoditas atau gangguan lainnya. Resilience atau ketahanan merupakan salah satu alasan mengapa diversifikasi ekonomi penting karena suatu ekonomi negara atau wilayah dapat lebih tahan terhadap guncangan ekonomi jika sewaktu-waktu mengalami penurunan kinerja. Maka dari itu salah satu strategi agar dapat mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu adalah dengan promosi dibidang ekspor. Promosi ekspor akan menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kualitas dan standar produk dalam dan luar negeri.

Kesimpulan

Perekonomian suatu negara pasti akan mengalami fluktuasi. Ketika perekonomian negara mengalami perlambatan dan penurunan aktivitas dapat memicu terjadinya resesi. Resesi tidak hanya berdampak pada negara saja akan tetapi juga pada setiap individu masyarakat. Negara dapat melakukan upaya menanggulangi resesi dengan melakukan kebijakan transformasi ekonomi. Beberapa strategi yang dapat dilakukan negara di antaranya dengan menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, lebih bergantung pada produk dalam negeri, mengurang impor dan menambah ekspor yang dipadukan dengan pengetahuan dan teknologi agar dapat terus berkembang.  Meski membutuhkan waktu yang panjang dan kompleks akan tetapi manfaat dari transformasi ekonomi dapat menolong negara melalui resesi.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//