• Kolom
  • CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #52: Universitas Ma’soem Menjawab Tantangan Zaman di Era Gamangnya Mencari Pekerjaan

CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #52: Universitas Ma’soem Menjawab Tantangan Zaman di Era Gamangnya Mencari Pekerjaan

Ma’soem Business Festival merupakan program kerja BEM Universitas Ma’soem untuk menempa mahasiswa berpikir kreatif dan inovatif melahirkan entitas bisnis.

Andrian Maldini Yudha

Pegiat Literasi di RBM Kali Atas

Deretan panitia dan anggota BEM Universitas Ma’soem. (Foto: Andrian Maldini Yudha)

23 Desember 2023


BandungBergerak.id – Pekerjaan adalah sebuah kata yang koheren di masyarakat, khususnya bagi mereka yang telah menginjak usia belia. Pekerjaan seakan menjadi representasi identitas seseorang di dalam alam sosialnya. Antonim bagi kata “pekerjaan” adalah “pengangguran.” Berbeda dengan kata pekerjaan yang menyiratkan identitas dan martabat seseorang dalam alam sosialnya, pengangguran tampaknya memiliki makna yang cukup horor apabila disematkan pada seseorang. Seakan kata pengangguran itu adalah stigma jelek atau merupakan aib sosial apabila predikat itu melekat pada diri seseorang.

Karenanya, setiap orang akan berbondong-bondong untuk memperjuangkan identitas sosialnya guna menghindari stigma “pengangguran”. Setiap individu akan berupaya meraih posisi pekerjaan untuk menaikkan harkat dan martabat sosialnya.

Namun alih-alih seseorang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan, rupanya zaman memiliki tantangannya sendiri, yaitu mencari pekerjaan tak semudah menyibak telapak tangan. Di antara riuhnya orang saling berkontestasi dan mengadu nasib guna mendapatkan pekerjaan, praktik-praktik pahit selalu mudah kita jumpai saat mencari pekerjaan, yaitu menjamurnya sebuah praktik KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang pada kenyataannya selalu melanggar hukum, merugikan kepentingan umum, dan menguntungkan kepentingan pribadi.

Khususnya, praktik ini akan tampak kontras kita jumpai pada saat orang berupaya mencari kerja. Kekuatan orang dalam dan uang sogokkan adalah hal yang menjamur dan menjadi fenomena tak elok yang kerap kita jumpai di masyarakat, untuk hanya sekedar berupaya guna memperoleh pekerjaan.

Hal inilah yang menjadi suatu momok menakutkan bagi mahasiswa dan masyarakat umum, terkhusus untuk mahasiswa. Mahasiswa yang diandaikan memiliki kapabilitas intelektual atau sering juga disebut agent of change selalu memiliki beban berat untuk dipikul. Pandangan masyarakat selalu menilai mahasiswa dengan predikat gelarnya, selalu dicanangkan akan dengan serta merta menjamin kemudahan dalam mencari pekerjaan. Tetapi, paradigma yang menjamur di masyarakat semacam itu, mudah sekali dipatahkan oleh tantangan zaman sekarang.

Hal inilah yang menjadikan suatu simpati dan rasa keprihatinan Universitas Ma’soem atas kepelikan dalam menghadapi tantangan zaman sekarang. Universitas Ma’soem sebagai salah satu perguruan tinggi swasta mencoba untuk memberikan gertakan serta perubahan bagi peradaban untuk menghadapi tantangan zaman sekarang. 

Sebagai institusi intelektual yang memiliki aspek central dalam gugus masyarakat, Universitas Ma’soem hadir untuk memberikan sebuah formula dan edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat secara umum guna menghadapi situasi semacam ini.

Program Ma’soem Business Festival

Selain sebagai wahana intelektual, Universitas Ma’soem juga memiliki sebuah entitas menarik yang menjadi semboyan bagi institusinya, yaitu “Sambil Kuliah Jadi Pengusaha” hal ini menyiratkan sebuah pesan bahwa Universitas Ma’soem memang mendorong setiap mahasiswanya untuk menjadi seorang pengusaha.

Mahasiswa tak hanya sekedar memetik disiplin ilmu yang dipantiknya tetapi, di sini mereka juga didorong untuk berpikir kreatif dan inovatif untuk menjadi seorang pengusaha. Hal inilah yang dipadankan oleh BEM Universitas Ma’soem untuk merealisasikan moto tersebut lewat sebuah program kerja yang dikenal sebagai Ma’soem Business Festival (MBFEST).

“Tujuan utama diadakannya MBFEST ini teh, yaitu buat mendorong mahasiswa untuk membuat usaha sendiri, sareng kangge merealisasikan moto kampus ‘Sambil Kuliah Jadi Pengusaha’ kitu tah,” ungkap Dea Nissa selaku Biro Badan Usaha Milik Organisasi Kementerian Perekonomian BEM Universitas Ma’soem saat diwawancara oleh penulis.

Ma’soem Business Festival adalah sebuah program kerja yang diinisiasi oleh Kementerian Perekonomian BEM Universitas Ma’soem. Program ini bukan hanya melibatkan mahasiswa internal Universitas Ma’soem saja, melainkan program ini dapat diikuti oleh masyarakat secara luas. 

Pada Jum’at 15 Desember 2023, Kementerian BEM Universitas Ma’soem berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia dan menggulirkan acara akbar ini. Kolaborasi ciamik tersebut menghasilkan sebuah seminar nasional yang dipandu oleh Bapak Achmad Dirgantara, S.Tp., M.T sebagai delegasi dari Bursa Efek Indonesia memberikan sebuah arahan dan motivasi tentang pentingnya membangun sebuah usaha. Hal tentang sulitnya mencari kerja juga disinggung dalam seminar nasional tersebut, yaitu tentang tantangan zaman sulitnya mencari kerja. Maka, usaha adalah sebuah solusi atau opsi untuk menghadapi tantangan zaman itu.

Antusiasme dari seminar nasional ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa saja, melainkan partisipasi dari masyarakat umum juga membahana. Masyarakat umum juga turut hadir dalam acara ini, pedagang UMKM tampak begitu mendominasi dan bersemangat mengikuti acara ini.

Acara ini juga dimeriahkan pula oleh, bazar akbar di mana UMKM memasang stan dengan entitas-entitas bisnis unik yang mereka miliki. Mereka bisa berdagang dengan gamblang, orang-orang bergumul memenuhi acara ini yang menjadikan usaha-usaha yang di miliki pedagang UMKM atau mahasiswa laris manis.

Pameran pentas seni dari Teater Mahasiswa Universitas Ma’soem juga memberikan suasana estetik bagi keberlangsungan acara ini. 

“Acara ini sungguh meriah dan besar. Hanya saja, sayang acara ini acara tahunan yang dilaksanakan hanya satu tahun sekali, coba kalau sering-sering ada acara ini,” ungkap salah satu seorang pedagang UMKM saat diwawancara penulis yang berpartisipasi dalam acara ini.

Tentu, hal ini merupakan simbol ekspresi positif dari rasa antusiasme masyarakat dan penilaian yang besar bagi program kerja acara ini. Lewat peranan acara ini, para pedagang UMKM dan mahasiswa bisa menonjolkan entitas usaha mereka ke dalam arena publik.

Seakan lewat peranan acara ini, para peserta yang mengikutinya menjadi terpantik dalam membakar semangat untuk membangun sebuah usaha di tengah gamangnya tantangan zaman tentang peliknya mencari kerja.

“Harapan dengan adanya acara Ma’soem Business Festival ini adalah untuk membangkitkan jiwa entrepreneur bagi mahasiswa dan masyarakat umum di tengah zaman yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Tak hanya itu, acara ini juga menjadi wadah untuk menempa jiwa wirausaha baik untuk mahasiswa atau masyarakat secara luas,” ungkap Muhamad Ramdani selaku Menteri Perekonomian BEM Universitas Ma’soem.

Refleksi Program Ma’soem Business Festival

Lewat peranan program Ma’soem Business Festival yang diikuti oleh berbagai kalangan baik dari mahasiswa atau masyarakat secara umum menyisakan satu pertanyaan, yaitu berhasilkah acara ini memberikan torehan untuk menjawab tantangan zaman serba pelik ini dalam riuhnya mencari pekerjaan?

Zaman selalu memiliki tantangan kompleksnya tersendiri. Seperti yang tampak di zaman sekarang antara lulusan sarjana dan tamatan SMA nyatanya, ijazah tidak menjamin seseorang itu akan sukses. Begitu pilu, apabila kita melihat mereka yang bekerja di belakang deru mesin pabrik yang dialami oleh kaum buruh.

Buruh adalah profesi yang cukup mendominasi di masyarakat kita. Namun, disayangkan nasib pahit dan ketidakadilan selalu dirasakan oleh deretan buruh. Jam kerja yang memungkas stamina dan waktu, serta upah yang kadang tak dirasa sepadan oleh mereka, membuat mereka tidak nyaman dan meringkih dalam menyandang identitas sosial mereka sebagai buruh.

Begitu pula mahasiswa. Mahasiswa yang sering kali diandaikan mudah mencari pekerjaan karena keberadaan gelar, tidak serta merta membuat mereka mudah dalam mencari pekerjaan. Uang sogokkan dan kekuatan orang dalam sudah mengakar dalam zaman hidup kita sekarang, yang artinya gelar sarjana pun tidak menunjang mudahnya seorang dalam mencari pekerjaan.

Di antara kepelikan zaman itulah, Universitas Ma’soem mencoba untuk mendobrak tantangan zaman ini. Gerakan serta tindakannya sudah mulai dilakukan untuk menjawab tantangan ini lewat sebuah program Ma’soem Business Festival. 

Mahasiswa ditempa untuk berpikir kreatif dan inovatif untuk melahirkan sebuah entitas bisnis mereka sendiri, di era yang serba tak pasti ini. Hal ini sudah cukup mendasari setiap mahasiswa untuk memberikan sebuah solusi alternatif untuk menghadapi tantangan zaman.

Begitu pun bagi masyarakat secara luas. Lewat seminar nasional edukasi ini, mereka bisa terpantik untuk berdikari dan gegap gempita untuk menghadapi zaman, supaya mereka bisa membangun paradigma daripada jadi karyawan, lebih baik menjadi seorang wirausahawan. 

Sehingga, lewat peranan Ma’soem Busniness Festival yang diinisiasi BEM Universitas Ma’soem ini menjadi sebuah tindakan kongkret menjawab tantangan zaman yang bisa dirasakan oleh mahasiswa atau pun masyarakat secara luas.

*  Tulisan kolom CATATAN DARI BANDUNG TIMUR merupakan bagian dari kolaborasi BandungBergerak.id dan Lingkar Literasi Cicalengka

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//