• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Penguatan Mental Remaja untuk Mencegah Kasus Bunuh Diri

MAHASISWA BERSUARA: Penguatan Mental Remaja untuk Mencegah Kasus Bunuh Diri

Masalah kesehatan mental tidak memandang umur. Berpikir positif salah satu cara untuk berpikir lebih realistis dan jernih agar memiliki mental yang sehat dan kuat.

Putri Cantika Rahadian

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Tangan petugas kesehatan di klinik kesehatan jiwa di Bandung, beradu dengan tangan pasien dalam suatu proses pemeriksaan kesehatan mental, Jumat (4/3/2022). (Foto Ilustrasi: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

15 Januari 2024


BandungBergerak.id – Akhir-akhir ini, kasus bunuh diri di kalangan remaja meningkat. Peristiwa ini sangat disayangkan karena menimpa generasi muda yang tengah mengejar cita-cita mereka. Tingkat bunuh diri meningkat sekitar 36% antara tahun 2000–2021. Kasus ini menyebabkan 48.183 kematian pada tahun 2021, yaitu sekitar satu kematian setiap 11 menit. Jumlah orang yang berpikir atau mencoba bunuh diri bahkan lebih tinggi lagi. Di tahun 2021, diperkirakan ada 12,3 juta orang dewasa Amerika serius berpikir untuk bunuh diri; 3,5 juta merencanakan upaya bunuh diri; dan 1,7 juta upaya bunuh diri. 

Terdapat contoh kasus bunuh diri di Indonesia yang melibatkan usia muda, di antaranya adalah mahasiswi Unnes Semarang, NJW yang meninggal karena melompat dari lantai 4 mal. Di duga NJW ini mengakhiri hidupnya karena masalah asmara, tetapi hal itu masih menjadi pertanyaan, karena faktanya menurut sang mantan pacar NJW mereka telah putus 6 bulan yang lalu sebelum kejadian ini.

Penghilangan nyawa dengan sengaja mempunyai dampak jangka panjang terhadap orang-orang yang ditinggalkan. Penghilangan nyawa dengan sengaja bisa terjadi karena adanya suatu masalah yang sangat sulit diselesaikan, dan seseorang berpikir bahwa mengakhiri hidup dengan sengaja adalah satu-satunya jalan keluar untuk melewati masalah yang ia hadapi. Tapi, pada kenyataannya bunuh diri itu bukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.  

Dengan menghadapi dan membuka diri, kita bisa memulai mencari solusi bersama. Perilaku penghilangan nyawa dengan sengaja tidak luput dari masalah gangguan mental yang disebabkan asmara, ekonomi, dan masalah lainnya. Kesehatan mental sangat penting untuk kita jaga. Tapi sayangnya, masih banyak orang yang mengabaikan masalah kesehatan mental. Sehingga mereka mudah mengalami stres dan depresi. Oleh karena itu, memiliki mental yang kuat membuat kita terhindar dari risiko gangguan mental. Memiliki mental yang lemah bisa mengakibatkan seseorang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti percobaan bunuh diri. 

Dan juga kita sebagai teman terdekat atau orang di sekitarnya sangat dilarang untuk mendorong tindak bunuh diri itu. Menurut hukum pidana positif, tindakan bunuh diri dan percobaannya bukan merupakan tindak pidana karena tidak diancam pidana. Akan tetapi, keterlibatan seseorang pada perbuatan bunuh diri, diancam dengan hukum pidana. 

Pasal 345 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi, “Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, dipidana dengan pidana penjara lama 4 tahun kalau orang itu jadi bunuh diri.” Keterlibatan yang dimaksud dapat terjadi sebelum pelaksanaan bunuh diri (memengaruhi kehendak agar bunuh diri) atau pada saat bunuh diri (dengan menolong dan memberi saran).

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Gangguan Mental Nomophobia Akibat Penggunaan Smartphone pada Remaja
MAHASISWA BERSUARA: Fomo, Dampaknya pada Kesehatan Mental Remaja
MAHASISWA BERSUARA: Polusi Udara yang Mengganggu Kesehatan Mental Masyarakat

Mengapa Bunuh Diri?

Remaja yang sedang mengalami masalah biasanya selalu mencari jalan keluar yang lebih cepat dan salah. Salah satunya hal yang menurut mereka cepat menyelesaikan masalah adalah mengakhiri hidup mereka sendiri. Keadaan lingkungan sekitar, serta pergaulan yang tidak mendukung juga akan berpengaruh pada emosi remaja. Dengan kondisi emosi yang masih labil dan kerap kali terpengaruh mood, maka tidak bisa dipungkiri itu bisa menjadi penyebab depresi. 

Depresi yang mereka alami adalah puncak dari semua perasaan bersalah, marah, tidak berarti, tidak berharga. Mengalami depresi yang berat juga menjadi salah satu penyebab terjadinya tindak bunuh diri. Mereka yang melakukan tindak bunuh diri berpikir bahwa cara yang paling ampuh menyelesaikan masalah adalah dengan cara tindak bunuh diri.

Depresi sering kali di identikkan dengan kesedihan, padahal dua hal tersebut merupakan hal yang berbeda. Depresi merupakan penyakit salah satu gangguan mental, sedangkan kesedihan adalah hal yang pasti terjadi di setiap manusia. Secara umum remaja yang mengalami depresi sulit untuk dibedakan, tapi dengan perubahan pada pikiran, emosi, dan perilaku hingga fisik dapat menunjukkan gejala yang mengarah pada depresi. 

Selain depresi, banyak faktor yang memengaruhi terjadinya tindak bunuh diri. Masalah dalam kehidupan sosial pun dapat mendorong seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Pemicunya mulai dari dikucilkan, bullying, dan sebagainya. Hubungan dalam keluarga pun dapat menyangkut terjadinya tindakan ini. Biasanya perceraian orang tua dapat melukai hati anak dan membuat mereka merasa tidak dikasihi dan menyalahkan diri sendiri atas perceraian kedua orang tua mereka. 

Masalah kesehatan mental tidak memandang umur. Masalah mental menjadi gangguan yang lebih serius ketika seseorang mengalami gejala secara terus-menerus dan sering merasa stres hingga depresi.  Gangguan mental akan membuat si penderitanya merasa tidak bahagia dan berdampak pada kehidupan sehari-hari. 

Bagaiaman Penanganannya?

Tindakan bunuh diri ini dapat kita cegah. Langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk mencegah bunuh diri adalah mendengarkan. Jika kita tidak dapat memberikan solusi atas masalah seseorang, cukup mendengarkannya saja. Orang yang memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri sangat menderita secara emosional. Oleh karena itu, yakinkan padanya bahwa kita akan membantu dia sebisa mungkin. 

Karena tindakan bunuh diri sering kali dilakukan secara diam-diam, sebisa mungkin jangan biarkan seseorang sendirian dan temani agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak harus selalu berada di sisinya, cukup telepon, chatting, atau video call. Selain itu, singkirkan semua barang-barang yang berpotensi membahayakan.

Bila memang usaha kita belum juga berhasil mengubah niat atau sikapnya untuk berhenti melakukan percobaan bunuh diri, satu-satunya jalan terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengajaknya ke psikiater. Pada dasarnya, pencegahan tindak bunuh diri ini bisa teratasi dengan baik selama keluarga dan temannya ikut peduli untuk membantu serta mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.

Dukungan yang di dapat dari support system terbukti membawa pengaruh positif pada kesehatan mental seseorang, sehingga orang yang berisiko bunuh diri menjadi lebih bahagia dan kuat menjalani hari-harinya. Itulah mengapa support system dari orang-orang terdekat memainkan peran penting dalam pencegahan bunuh diri.

Apa Strategi Mutakhirnya?

Balik lagi kepada permasalahan bunuh diri sering terjadi akibat masalah kesehatan mental atau mental health. Bukan hanya orang dewasa, tetapi remaja juga dapat merasakan gangguan kesehatan mental. Memiliki gangguan mental (mental disorders) akan merujuk pada berbagai kondisi kesehatan mental yang akan memengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku seseorang. Gangguan mental juga akan membuat penderitanya merasa tidak bahagia dan berdampak pada kehidupan sehari-hari. 

Sama seperti kesehatan fisik kita, kesehatan mental perlu untuk terus dilatih dan dirawat agar selalu berada dalam kondisi terbaik. Merawat diri, atau self-care, adalah salah satu hal yang penting yang perlu dilakukan untuk terus menjaga kesehatan mental.

Memiliki mental yang kuat akan membuat kita terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan. Melatih mental untuk kuat menghadapi tekanan diperlukan menjaga kesehatan mental seseorang. Kesehatan mental merupakan aspek penting dari diri yang perlu dijaga. Dengan seseorang memiliki mental yang sehat, dia akan memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Sisihkan waktu kita sebentar saja, setiap harinya, untuk merawat diri dan mengalihkan perhatian dari kesibukan atau kepenatan sehari-hari. Menjaga kesehatan fisik juga tidak kalah penting dengan menjaga kesehatan jiwa. Dengan fisik yang hebat, kita menjadi merasa lebih baik, sekaligus membantu kamu untuk lebih dapat mengatur beragam hal dalam keseharian.

Ada beberapa cara agar memiliki mental yang sehat dan kuat, yaitu berpikir positif. Berpikir positif salah satu cara agar kita selalu berpikir lebih realistis dan jernih untuk memikirkan sebuah masalah yang ada. Selain itu, berani melawan rasa takut merupakan cara melatih mental agar lebih berani. 

Hal-hal yang kita hindari sebelumnya mungkin bisa menjadi tantangan untuk kita. Selain dua cara di atas, kita bisa sampaikan kekhawatiran kita kepada teman terdekat atau orang yang paling kita percaya, jangan ragu atau takut untuk menceritakan kekhawatiran kalian. Dengan berolahraga pun kita dapat terhindar dari pikiran yang tidak sehat, meningkatkan mood dan mengurangi stres berlebih. Mulailah berolahraga dengan langkah ringan tetapi tetap konsisten untuk kesejahteraan mental yang baik.

Kesimpulan 

Pada peristiwa yang sering terjadi ini, kita sebaiknya lebih aware dengan masalah kesehatan mental kita. Karena dengan menjaga kesehatan mental kita dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan jika terjadi sesuatu yang membuat kita merasa tidak nyaman, sebaiknya kita memberitahukan kekhawatiran kita kepada orang-orang terdekat dan terpercaya. 

Kita harus membuka diri untuk menghindar dari sesuatu yang buruk, dan tidak terlalu menutup diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Dengan beberapa strategi yang telah diberikan, seharusnya kita dapat terhindar dari tindakan bunuh diri ini.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//