MAHASISWA BERSUARA: Polusi Udara yang Mengganggu Kesehatan Mental Masyarakat
Polusi udara sepeti yang dihadapi Jakarta tidak hanya mengancam kesehatan manusia secara fisik saja, melainkan juga dalam kesehatan mental masyarakat.
Caroline Angelina
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung
12 Januari 2024
BandungBergerak.id – Kondisi lingkungan hidup saat ini membawa keprihatinan dari berbagai sisi. Terjadinya banyak sekali kerusakan alam hingga mencapai adanya bencana yang terjadi di berbagai belahan dunia. Polusi udara menjadi salah satu kondisi masalah lingkungan global yang kini kian meningkat dan menjadi perhatian dunia. Menurut survei yang dilakukan WHO, ada kisaran 91 negara di dunia ini menunjukkan adanya udara yang tidak sehat di perkotaan dan dihirup oleh manusia. WHO juga dengan tegas memberikan pernyataan bahwa sudah ada sekitar setengah lebih dari penduduk dunia yang terkena polusi udara yang lebih parah dari batasan yang ditetapkan (Mursinto & Kusumawardani, 2016).
Kondisi polusi udara yang parah juga terjadi di Jakarta sebagai pusat kota perkembangan di Indonesia. Kondisi yang tidak membaik dan memiliki banyak kerugian ini tentunya berdampak terhadap kesehatan. Masalah yang mengancam kesehatan ini begitu banyak seperti masalah kesehatan yang terjadi akibat partikel polutan udara masuk ke dalam tubuh, masalah jantung dengan kondisi udara yang buruk dan masuk dalam sistem kardiovaskular tubuh hingga gangguan alergi dan sistem kekebalan tubuh. Masalah kesehatan fisik ini sudah menjadi sebuah ancaman dari adanya polusi udara di Indonesia.
Namun, selain berdampak pada masalah kesehatan fisik saja, terjadi polusi udara juga mempengaruhi kesehatan mental bagi masyarakat yang terdampak. Polusi udara di Jakarta memiliki dampak besar terlebih bagi kesehatan mental masyarakat. Tingginya polusi udara ini akan berpengaruh langsung terhadap mental dan emosional jiwa masyarakat yang memiliki dampak berupa stres dan gangguan mental, menciptakan keterkaitan yang kompleks terhadap tingkat polusi dan juga kondisi psikologis yang harus segera dipahami dan diatasi.
Baca Juga: Menanti Terobosan untuk Segudang Masalah Kesehatan Mental di Indonesia
Tanda Bahaya Penanganan Gangguan Kesehatan Mental di Indonesia
Mengurangi Dampak Polusi Udara secara Mandiri
Polusi Menambah Tingkat Stres
Polusi udara menjadikan tingkat stres dari masyarakat semakin bertambah. Polusi udara menyebabkan stres terhadap hari esok dalam menjalankan aktivitas dengan kondisi yang tidak baik bagi kesehatan, stres karena melihat langit atau bahkan lingkungan yang tercemar hingga kesulitan untuk tidur dikarenakan ketakutan terhadap kondisi yang memburuk dan mengancam nyawa manusia. Kondisi polusi udara yang dijumpai terus-menerus akan menimbulkan frustrasi dalam diri dan jelas merusak kesehatan mental.
Contoh nyata yang dapat dirasakan dan terjadi pada masyarakat yakni masyarakat Jakarta yang mengalami tingkat polusi udara tinggi. Mereka selalu mengalami hari yang panjang mulai dari pagi sampai malam namun tetap harus dipertemukan dengan kondisi udara. Berdasarkan penuturan dan survei didapatkan bahwasanya sebanyak kurang lebih 17% masyarakat mengalami stress dengan kondisi ini dan mempengaruhi mental mereka terutama jika harus melakukan aktivitas di luar ruangan sehingga membuat tingkat stress masyarakat juga mengalami peningkatan akibat ketidakpastian kondisi udara yang akan ditemui dan dihirup setiap harinya (Ika et al., 2018).
Polusi Mempengaruhi Kestabilan Pikiran
Adanya keterkaitan yang kompleks terhadap tingkat polusi di Jakarta. Polusi udara menandakan bahwa lingkungan tidak dalam kondisi yang baik. Hal ini mempengaruhi kestabilan pikiran karena perubahan iklim akibat polusi udara yang terjadi di Jakarta. Polusi udara yang buruk akan mengubah kondisi kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Aktivitas yang semula akan dilakukan dengan baik dan leluasa tanpa terhalang kendala menjadi terhambat dan tidak bebas.
Seperti contohnya adalah penggunaan masker yang terus-menerus dikarenakan kondisi udara yang tidak bagus untuk kesehatan. Hal yang serupa juga ditekankan bagi masyarakat yang terdampak pada polusi udara di mana mereka diwajibkan dan dianjurkan dengan sangat selalu menggunakan masker dan banyak mengonsumsi air putih. Hal ini menimbulkan keterikatan terhadap peningkatan polusi udara dengan pencegahan yang harus dilakukan agar tubuh menjadi sehat dan mental tetap aman terjaga, terlebih Jakarta menempati urutan ke-33 menurut IQ Plus dari jumlah ibu kota dengan udara terkotor di dunia pada survei yang dilakukan tahun 2022 (Fajrini et al., 2023).
Polusi Mengganggu Emosi
Kesehatan mental adalah kondisi kesehatan yang berkaitan dengan psikologis, kejiwaan dan emosi dalam diri seseorang. Mental yang sehat dikatakan jika memiliki adanya ketenangan jiwa dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan aktivitas yang seharusnya dilakukan. Pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan baik di berbagai kondisi juga menggambarkan kondisi kesehatan yang baik. Namun, terjadinya polusi udara ini menekan adanya kondisi mental yang tidak baik dalam jangka waktu yang panjang akan berpotensi mengalami gangguan mental emosional (GME) (Fajrini et al., 2023).
Gangguan mental emosional kondisi di mana seseorang mengalami adanya gangguan psikologi di dalam diri dengan terjadi adanya kekacauan emosi yang dan ketidakstabilan pemikiran. Gangguan ini tercermin dengan beberapa gejala seperti murung, kecemasan berlebihan, mudah panik dan gampang marah. Bahkan disebutkan juga adanya kondisi kerusakan alam akibat perubahan iklim ini dapat mengganggu kesehatan mental yang bahkan mencapai angka sebesar 36% terjadi pada individu (Puspita, 2022).
Hal ini mengharuskan terjadi pemahaman kondisi polusi udara di Jakarta dengan psikologis masyarakat sehingga dapat diatasi dan menerapkan kebijakan dalam mengatasi polusi udara yang terjadi. Peran pemerintah dan masyarakat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan sehingga menekan terhadap polusi udara yang semakin tinggi, sehingga nantinya tercipta lingkungan bersih dan menekan terhadap gangguan kesehatan mental masyarakat.
Kesimpulan
Dengan demikian, dapat terlihat jelas bahwa polusi udara di Jakarta ini merupakan sebuah ancaman yang tidak hanya menyerang terhadap kesehatan manusia secara fisik saja, melainkan juga dalam mental masyarakat. Polusi udara menggambarkan bagaimana kondisi kerusakan alam akibat pencemaran yang terjadi dan ancaman terhadap tubuh masyarakat yang mengalaminya seperti peningkatan stres, keterikatan terhadap kondisi peningkatan polusi serta kondisi psikologis yang harus diperhatikan dan diatasi akibat terjadinya polusi udara di Jakarta.
Gangguan kesehatan mental ini merupakan respons dari tubuh yang terjadi karena belum mampu menyeimbangkan dari kondisi yang terjadi dengan pemikiran dan kestabilan adaptasi diri. Sehingga dengan demikian terbukti dengan nyata bahwasanya polusi udara di Jakarta berpengaruh terhadap kesehatan mental.