• Narasi
  • Konser Bandung Symphony Orchestra, dari Bach hingga Barbie

Konser Bandung Symphony Orchestra, dari Bach hingga Barbie

Konser perdana Bandung Symphony Orchestra menampilkan evolusi musik sejak sera Bach hingga “Barbie Girl”.

Arianna Eliasavitri

Penulis asal Bandung

Konser Bandung Symphony Orchestra pada Februari 2024 lalu di IFI Bandung. (Foto: Arianna Eliasavitri)

11 Maret 2024


BandungBergerak.id – BASO yang akan dibahas kali ini bukan soal nikmat aci dibalut daging cincang serta ditambah bihun/mi dan tahu, namun perihal Bandung Symphony Orchestra, grup musik baru yang fokus penampilannya pada alat musik berkaitan dengan senar dan simfoni. Kalau BASO memiliki dasar kuat aci, kalau BASO yang berikut ini dasar kuatnya untuk memberikan wadah berkreasi bagi anak muda, serta menjadi pembuktian bahwa anak muda dapat berkarya dengan standar yang sama. Ya, formasi BASO berjumlah kurang lebih 17 anggota, didominasi usia 17-23 tahun.

BASO terbentuk sejak tahun 2022. Berawal dari kwartet dengan anggota hanya 4 orang menyajikan penampilan musik dengan basis melayani gereja-gereja di Bandung. Mereka juga pernah tampil di Taman Hutan Raya Bandung dengan membawakan lagu-lagu tradisional. Seiring dengan waktu anggota yang bertambah tidak melulu 4 orang. Singkat cerita, dengan segala proses serta lika-likunya, akhirnya BASO “meluncurkan” konser pertama mereka dengan judulWhen Bach Meets Barbie, A Musical Evolution”. Dengan dasar musik klasik seperti judulnya, konser ini ingin menyampaikan perihal evolusi musik klasik dari zaman “Bach” sampai ke era modern “Barbie” dengan diselingi beberapa lagu lagi yang berhubungan dengan itu.

Baca Juga: Agar Musik Klasik Indonesia tak Terpinggirkan
Yang Muda yang Keroncong, Konser Tjong Night di UPI Bandung
Konser Parahyangan Orchestra, Mengukir Rasa Tak Kasat Mata Kizuna

When Bach Meets Barbie”

KonserWhen Bach Meets Barbie, A Musical Evolutionini diadakan pada Sabtu, 3 Februari 2024 lalu di Institut Français Indonesié (IFI) Jalan. Purnawarman No. 32, Bandung. Konser dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama pukul 16.00-18.00 WIB, sesi kedua pada pukul 19.00-21.00 WIB. Setiap sesi kurang lebih berdurasi 1.5-2 jam. Respons audience begitu positif, terutama penikmat musik klasik dengan ditunjukkan terisinya semua kuota kursi masing-masing sesi, dan hanya beberapa saja tiket tersisa di sesi dua.

Di konser tersebut BASO membawakan 13 lagu dengan diiringi narasi penghantar di tiap lagu.  Konser ini membawa 2 medley lagu .Konser ini, setelah dibagi ke 2 sesi waktu, maka dibagi kembali dalam 2 sesi kelompok masa lagu tersebut. Sesi pertama mengutamakan lagu-lagu dengan rentang abad ke-17, sedangkan sesi kedua berfokus pada rentang abad ke-21.

Pertama, mereka membawa lagu Simfony sebagai pembuka dari sesi 1, dengan asa dan harap mereka bawa untuk memberikan kesan serius untuk pendengar yang bahkan bukan penikmat musik klasik, agar dapat menangkap makna baik dari lagu tersebut. Canon in D, Concerto in D Minor yang dibawakan oleh 2 violinist, Divertimento, dan Sarabande menjadi pengisi dan memperlengkapi kesempurnaan penampilan mereka untuk sesi 1 tersebut.

Dengan selang waktu istirahat selama kurang lebih 15 menit, membuat audiens dapat merilekskan otot mereka dengan intensitas duduk yang cukup lama, dan bermanfaat bagi penampil untuk dapat berlatih di celah waktu yang minim. Dan tentu untuk merilekskan segala perasaan tegang, kaku, dan gugup.

Setelah istirahat selesai, beranjak ke masa musik di abad ke-21, diawali dengan permainan akan lagu “Barbie Girl”, lalu disambung dengan 2 medley lagu. Medley dari lagu "Merry-Go-Round" dari Howl's Moving Castle, "Princess Mononoke" dan "One Summer's Day" membentuk perjalanan yang memukau melalui seluruh rangkaian emosi, dilanjut medley lagu kedua, Path of The Wind, On a Clear Day, A Town with An Ocean View, Merry Go Round, membawa pendengar serta penonton untuk merasakan makna yang berbeda-beda yang ditampilkan tiap lagu tersebut, seperti contoh A Town With An Ocean View membawa pendengar untuk merasakan ketenangan kota pantai serta laut.

Dengan berakhirnya permainan lagu Merry Go Round, bukan berarti konser ini usai, namun ada penampilan tambahan atau disebut Encore, dengan kembali membawakan lagu Barbie Girl dengan dibawakan 4 orang pencetus BASO.

Dan dengan berakhirnya alunan Barbie Girl, demikian pula konser yang berbalut alunan dan keindahan tersebut berakhir, riuh dari tepukan positif para penonton, membawa pemain yang dan semua yang terlibat larut dalam kebanggaan dan haru. Hormat, puas, dan penuh dipancarkan dari para penonton secara langsung maupun tersirat. Persiapan yang matang, tentu membawa hasil yang matang pula hal tersebut telah dipancarkan oleh konser oleh Bandung Symphony Orchestra.

Karya-karya mereka kerap dibagikan melalui laman akun Instagram mereka dengan nama @baso.bdg.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//