Yang Muda yang Keroncong, Konser Tjong Night di UPI Bandung
Sedikitnya 20 lagu keroncong dibawakan anak-anak muda dalam konser Konser Tjong Night di Kampus UPI Bandung. Keroncong bukan sekadar lagu jadul.
Penulis Alysa Reyhan Maharani13 Juli 2023
BandungBergerak.id - “Musik keroncong harus lebih luas lagi, terutama bagi anak-anak muda. Selama ini aku dengerin keroncong lagunya tua-tua yang ngebosenin banget, ternyata setelah aku tau lagu-lagu pop itu bisa dijadikan Keroncong, ternyata enak banget,” ucap Ferinda Ramadhani, salah satu vokalis dari Orkes Keroncong Wacana.
Ferinda saya temui di sela-sela konser musik keroncong bertajuk Tjong Night kelima yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Selasa (11/7/2023).
Konser Tjong Night mengundang antusias penonton dari segala usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Para penonton menikmati genre musik kesukaan Presiden pertama RI Sukarno itu ditemani makanan tradisional seperti hui (ubi), cau (pisang), kacang rebus, serta ciu (aci cau). Kuliner tradisional ini semakin memperkuat suasana berlatar tempoe doeloe yang ingin dibangun dalam konser.
Keroncong merupakan musik khas Indonesia yang terbentuk dari hasil hibridisasi beberapa komponen budaya, khususnya budaya Eropa Utara, Afrika, dan Indonesia. Dalam perkembangannya, musik keroncong mengalami masa kepopulerannya di nusantara hingga pada tahun 1960-an.
Ketenaran musik keroncong juga melahirkan banyak kelompok keroncong terutama di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, dan Solo. Dalam proses penciptaan lagunya, musik ini banyak dipengaruhi oleh alat musik khas Indonesia khususnya gamelan.
Namun, reputasi musik keroncong di Indonesia semakin meredup bersamaan dengan masuknya gelombang musik populer pada saat itu, seperti rock dan pop. Hingga sekarang, musik keroncong asli dapat dikatakan jarang untuk menampakkan eksistensinya lagi di dunia hiburan. Keroncong masa kini lebih berkembang dengan menggabungkan lagu-lagu modern yang dibawakan dengan instrumen keroncong [Ririn Darini, “Keroncong: Dulu Dan Kini.” MOZAIK: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora 6, no. 1 (2015)]
Melalui konser Tjong Night, jejak sejarah keroncong di Kota Bandung ditegaskan kembali. Kegiatan ini telah dilaksanakan tiap tahun sejak tahun 2014. Konser dibuka oleh penampilan Orkes Keroncong Toean Gembira dengan lagu “Payung Biru”. Sementara Orkes Keroncong Adirama menutup konser dengan “Ini Rindu”, seakan mengingatkan penonton bahwa konser ini akan selalu dirindukan.
Total sebanyak 20 judul lagu yang ditaburkan delapan kelompok keroncong yang membuat konser Tjong Night sukses memukau penonton. Salah satu lagu berjudul Best Part yang aslinya dibawakan Daniel Caesar dan H.E.R berhasil disuguhkan kembali oleh Orkes Keroncong Toean Muda.
Penampilan apik Orkes Keroncong Toean Muda menarik perhatian banyak pasang mata dan telinga. Mereka berhasil memadukan instrumen-instrumen khas keroncong. Stereotip lagu keroncong yang dominan terkesan jadul pun sirna.
Lagu Keroncong sendiri sudah sangat melekat bagi sejumlah mahasiswa UPI, khususnya mahasiswa jurusan pendidikan seni musik.
“Keroncong memiliki keunikan dari segi latihannya, karena ga ribet, ga harus punya ruangan, sering latihan ngegembel, secara musikal asyik saja karena ga kaku,” ujar Muhammad Fauzi, salah satu penanggung jawab konser Tjong Night.
Baca Juga: SEREN TAUN SUNDA WIWITAN 2023: Belajar Menghargai Perbedaan dan Keberagamaan dari Pelestarian Manuskrip Kuno
Sejumlah SD Negeri di Bandung Sepi Peminat, Korban Pelabelan Sekolah Favorit?
Festival Kampung Kota 3: Dago Elos Melawan Klaim Investor dengan Solidaritas
Krontjong Lapis Legit
Praktik musik keroncong di UPI awalnya hanya sebagai output dari Ujian Akhir Semester mata kuliah sejarah analisis musik Indonesia. Mereka kemudian melakukan kolaborasi dengan Unit Minat Bakat Krontjong Lapis Legit sehingga aktivitasnya dapat terus berlanjut dan diharapkan hingga ke generasi selanjutnya.
Unit Minat Bakat Krontjong Lapis Legit sendiri telah memainkan peranan penting dalam memotivasi anak muda untuk meminati musik keroncong. Yang sebelumnya hanya sebuah tongkrongan di tahun 1998, Krontjong Lapis Legit hanya dianggap sebagai grup biasa. Sejak tahun 2011-an, Krontjong Lapis Legit semakin dibenahi hingga dijadikan sebagai Unit Minat Bakat dalam Himpunan Mahasiswa Pendidikan Seni Musik.
Dalam perkembangannya, mahasiswa UPI juga banyak menghasilkan beberapa grup musik ternama, salah satunya Keroncong Tujuh Putri yang beranggotakan tujuh perempuan. Konser keroncong tersebut diharapkan meningkatkan kepopuleran musik keroncong di kalangan generasi sekarang yang kian terpengaruh oleh genre-genre musik modern.
Saya kira, konser Tjong Night telah menginisiasi untuk meraih harapan tersebut. Melalui konser ini, para personel keroncong yang kebanyakan anak muda menunjukkan bahwa keroncong bukanlah musik tua semata.
“Semoga musik keroncong semakin eksis, semakin enak, dan semakin asyik,” ucap Fauzi.