TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Koloni Soeryasoemirat
Koloni Soeryasoemirat menjadi cikal bakal kawasan Lembang. Berawal dari sebelas kepala keluarga yang ditempatkan di kawasan yang belum terjamah di utara Lembang.
Malia Nur Alifa
Pegiat sejarah, penulis buku, aktif di Telusur Pedestrian
30 April 2024
BandungBergerak.id – Tidak Lengkap rasanya bila bertandang ke Lembang tidak berbelanja sayur mayurnya yang terkenal segar dan beragam dengan harga yang terjangkau. Namun tahukah kisah kawasan Lembang yang dijadikan koloni perkebunan sayuran oleh John Henrij Van Blommestein bermula dari sebuah koloni kecil di utara Lembang bernama Soeryasoemirat.
Tahun 1887 John Henrij Van Blommestein mendatangkan 11 kepala keluarga dari Semarang dan Cirebon guna untuk membangun sebuah perkebunan sayuran di sebuah kawasan yang belum terjamah di utara Lembang. Kepala dari koloni tersebut bernama Soeryasoemirat yang merupakan seorang yang berpengalaman dalam menanam beberapa sayuran lokal seperti daun ginseng jawa, lembayung ( daun kacang panjang), daun singkong, leunca, kubis mini, lompong dan daun beluntas.
Sebelas kepala keluarga ini ditempatkan disebuah kawasan yang sekarang menjadi kawasan Desa Cibogo ( Cibogo, Ciburial dan Cilumber). Kawasan ini awalnya berupa semak belukar dan banyak terdapat monyet ekor panjang.
Salah satu dari 11 keluarga tersebut bernama Nyampai, yang paling awal memisahkan diri dan membuka kawasan tersendiri. Hingga kini kampung tersebut bernama kampung Nyampai.
Baca Juga: TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Cinta Romantis Giuseppe Ursone dan Anna Carolina van Dijk
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Patung Melia di Grand Hotel Lembang
Ruwatan dengan Kepala Kerbau
Kawasan Soeryasoemirat ini dahulu sangatlah sepi, bahkan terkenal sebagai kawasan yang penuh misteri. Para warga koloni kala itu sering melakukan “ ruwatan” dan “selametan”. Bahkan pada saat-saat tertentu para warga menaruh kepala kerbau diberbagai tempat dikawasan koloni.
Kebetulan tempat tinggal saya sekarang ini berada di desa Cibogo RW 11 yang dahulunya dipakai sebagai tempat menaruh kepala-kepala kerbau tersebut. Kisah ini secara berturut-turut saya dapatkan dari para sesepuh desa, yang ketika saya tanyakan memang meraka asli keturunan dari 11 kepala keluarga awal yang mendiami koloni.
Hingga akhirnya koloni Soeryasoemirat ini menjelma menjadi kawasan pertanian yang maju. Bahkan di dalam kawasan ini kini berdiri sebuah balai pertanian yaitu Balai Penelitan Tanaman dan Sayuran (Balitsa) hingga Sekolah Pertanian Menengah Atas ( SPMA).
*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain tentang Sejarah Lembang