• Berita
  • Menilik Peristiwa Sejarah Konferensi Asia Afrika 1955 Melalui Bandung Historical Study Games

Menilik Peristiwa Sejarah Konferensi Asia Afrika 1955 Melalui Bandung Historical Study Games

Bandung Historical Study Games 2024 menjelajah 10 titik terkait gelaran bersejarah Konperensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Kota Bandung.

Pembukaan Kegiatan Bandung Historical Study Games (BHSG) 2024, di Gedung Dwiwarna, Sabtu, 10 Agustus 2025. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Penulis Nabila Eva Hilfani 12 Agustus 2024


BandungBergerak.id - Bandung memiliki jejak-jejak masa lalu yang kaya akan nilai sejarah. Berbagai peristiwa terhampar di Parijs van Java, mulai dari Konferensi Asia Afrika (KAA, dalam ejaan lama ditulis Konperensi Asia Afrika), peristiwa perobekan bendera Belanda, penyiaran proklamasi kemerdekaan, cerita tokoh berjasa di Kota Bandung Pieter Sijthoff, Asisten Residen Priangan, hingga rencana pembangunan Ibu Kota Hindia Belanda.

Menilik kembali peristiwa-peristiwa dan tokoh bersejarah di Kota Bandung, terutama terkait Konferensi Asia Afrika 1955, Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) dan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) menggelar Bandung Historical Study Games (BHSG) 2024 dengan mengunjungi pelbagai tempat yang menjadi saksi bisu perhelatan penting di masa lalu, Sabtu, 10 Agustus 2024. Bertajuk “Time Travel Trivia: Exploring Asian-African Solidarity in Bandung”, BHSG tahun ini memiliki format sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya 

Ada 10 titik tempat bersejarah di Kota Bandung yang dijadikan pos untuk dijelajahi oleh para peserta. Gedung Dwiwarna dipilih sebagai pos pertama yang dilanjutkan ke Museum Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT), Gedung Sate, Gedung Tiga Warna, Pieter Sijthoff Park, NV. Denis Bandung, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Hotel Preanger, Kantor Pos, dan berakhir di Gedung Merdeka. Jumlah peserta yang terlibat mencapai 323 orang. 

Sindi Puspita, wakil ketua pelaksana BHSG 2024 menyebut, konsep bermain sambil menjelajah sekaligus mempelajari sejarah bangsa merupakan sesuatu yang baru. 

"Jadi harapannya, teman-teman yang ikut bisa merasakan menjadi bagian dari sesuatu yang tidak biasa dan (lalu) mengingatnya,” ucapnya. 

Aneu Meylina Kusmayanti (32 tahun) adalah seorang guru sejarah tingkat sekolah menengah atas (SMA) di Garut yang menjadi peserta BHSG 2024. Dia mengaku menikmati format kegiatan yang memadukan konten sarat sejarah dengan aktivitas sarat permainan. 

“Efektif kalau menurut saya, karena penyampaian pengetahuannya dikombinasi dengan permainan," ujarnnya. "Jadi lebih menyenangkan.”

Peserta mengabadikan momen mereka dalam kegiatan Bandung Historical Study Games (BHSG) 2024, Bandung, Sabtu 10 Agustus 2024. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Peserta mengabadikan momen mereka dalam kegiatan Bandung Historical Study Games (BHSG) 2024, Bandung, Sabtu 10 Agustus 2024. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Dapat Konteks 

Kesaksian lain datang dari Fransiska, 32 tahun, perempuan kelahiran Yogyakarta yang pertama kali menjadi peserta BHSG. Dia menemukan banyak pengetahuan baru yang mulanya terlihat "sederhana banget", tapi begitu bermakna. Misalnya, adegan jalan kaki para delegasi negara peserta KAA dari hotel ke Gedung Merdeka. 

"Di mana sekarang beritanya tuh pejabat tuh sewa Alphard ya,” ucapnya. 

BHSG 2024 mengupas banyak fakta sejarah terkait KAA 1955. Mulai dari yang besar hingga yang kecil tapi unik. Contohnya, di masa KAA 1955 banyak negara-negara anggota Konferensi Asia Afrika yang belum merdeka atau baru merdeka. Contoh yang lain, para delegasi KAA mendapatkan sajian kuliner khas Indonesia, seperti, colenak, rengginang, sate, dan soto. 

“Selain nge-recall lagi tentang Konferensi Asia Afrika di pos-pos (BHSG)-nya, aku jadi dapet konteks ‘Oh ini tuh adalah negara-negara yang bahkan ada yang belum merdeka, ada yang baru merdeka, ada yang udah merdeka, dan ada yang lagi mau merdeka nih’,” kata Fransiska.

Baca Juga: BANDUNG HARI INI: Suaka Perekam Ingatan Kolektif Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika 1955, Kisah Genteng Bocor Gedung Merdeka dan Mobil Pinjaman
Bandung Hari Ini: Pidato Tengah Malam Ruslan Abdulgani di Konferensi Wartawan Asia Afrika

Sebanyak 300 peserta Bandung Historical Study Games (BHSG) 2024, Bandung, Sabtu 10 Agustus 2024. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)
Sebanyak 300 peserta Bandung Historical Study Games (BHSG) 2024, Bandung, Sabtu 10 Agustus 2024. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak)

Capaian Diplomasi dan Dampak BHSG

Kepala Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) Noviasari Rustam mengingatkan bahwa Konferensi Asia Afrika 1955 merupakan capaian diplomasi bagi bangsa Indonesia. Di usia negara yang baru menginjak 10 tahun, Indonesia berhasil mengumpulkan negara-negara dari benua Asia dan Afrika untuk membahas persoalan-persoalan penting pada saat itu. Menjelang perayaan 70 tahun Konferensi Asia Afrika tahun depan, diplomasi menjadi kata kunci. 

“Mungkin yang kadang terlupa dari publik (adalah) bahwa Konferensi Asia Afrika itu capaian diplomasi Indonesia,” tuturnya. 

BHSG 2024, meski disajikan dalam permainan petualangan yang menyenangkan, tetap bertujuan menyebarkan nilai-nilai KAA. Kegiatan yang dibanjiri orang muda ini diharapkan bisa menjadi pemantik pengimplementasian dari nilai-nilai KAA serta sumbangan terhadap bangsa dan negara yang lebih luas.

“Kontribusi BHSG terhadap perdamaian internasional katakanlah, tidak langsung, tapi kita berharap ada indirect impact. Misalnya, teman-teman yang hari ini terekspos sama nilai-nilai KAA, bisa mengingat semangat yang sama, semangat Bandung itu, sehingga di masa depan dia bisa hidup dengan menjalankan nilai-nilai itu, berkontribusi untuk bangsa dan negara,” ucap Noviasari.

Noviasari menyampaikan bahwa mungkin saja di tahun-tahun mendatang BHSG akan memiliki format baru atau pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar BHSG dapat selaras dengan tantangan hari ini dan preferensi anak muda saat ini.

“Kita merasa bahwa, tampaknya sudah waktunya pendekatannya dimodifikasi menyesuaikan dengan tantangan saat ini, preferensi generasi muda saat ini," ucapnya. "Bentuknya seperti apa, belum jadi konsepnya, tapi kita sudah mengidentifikasi kita harus berubah.”

 

*Kawan-kawan yang baik bisa membaca artikel-artikel lain dari Nabila Eva Hilfani, atau tulisan-tulisan menarik lain tentang Konferensi Asia Afrika

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//