FSRD dan SBM ITB Mengasah Kreativitas Guru di Sorong Melalui Pelatihan Seni Rupa dan Pemasaran untuk Pendidikan yang Lebih Bermakna
Pelatihan yang diselenggarakan FSRD dan SBM ITB di Sorong untuk memberdayakan para guru di daerah terpencil.
Penulis Tim Bergerak Project30 Agustus 2024
BandungBergerak.id, Sorong, TP — Dalam upaya memperkaya kreativitas dan kapasitas para guru di Kabupaten Sorong, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan pelatihan seni rupa yang bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan aplikatif.
Pelatihan ini merupakan rangkaian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada periode 20-28 Agustus 2024. Kegiatan pelatihan digelar di Gedung UNIMUDA Convention Center (UCC) Sorong dengan fokus utama pada pembuatan dan pemasaran karya seni rupa.
Dr. Muksin, S.Sn, salah satu perwakilan dari FSRD ITB, menjelaskan bahwa pelatihan ini diadakan untuk memberdayakan para guru dengan keterampilan seni rupa yang seringkali dianggap mahal dan sulit diakses di daerah terpencil.
“Kami ingin menepis anggapan bahwa seni rupa adalah sesuatu yang mahal dan sulit diajarkan, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Dengan pelatihan ini, kami berharap para guru dapat mengajarkan seni rupa kepada siswa-siswi mereka, sehingga kreativitas tersebut dapat berkembang di generasi berikutnya,” ujar Dr. Muksin.
Pelatihan ini mencakup tiga keterampilan seni rupa: menggambar, membuat karya tie-dye menggunakan teknik celup, dan menciptakan karya seni dengan teknik cap daun. Semua teknik tersebut menggunakan material sederhana yang mudah ditemukan, seperti tisu, pewarna makanan, dan dedaunan dari lingkungan sekitar. Dr. Muksin menegaskan bahwa seni rupa tidak harus mahal atau rumit untuk dapat diajarkan dan dinikmati.
Baca Juga: ITB Menggiatkan Kreativitas dan Kemandirian Ekonomi Warga Kampung Kuadas Melalui Pengabdian Masyarakat
Mengenal ITB Melalui Program ITB Day
Seleksi Mandiri ITB Sediakan Opsi Bebas Biaya Kuliah
Selain mengajarkan keterampilan teknis, pelatihan ini juga menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kesabaran dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan menggambar, para guru diajak untuk mengajarkan siswa bagaimana menyampaikan pesan atau cerita melalui visual, yang bisa menjadi alat komunikasi yang kuat selain kata-kata.
Tak hanya fokus pada seni rupa, Tim SBM ITB juga memberikan pelatihan dasar mengenai pemasaran produk seni. Dr. Eng. Nur Budi Mulyono dari SBM ITB menekankan pentingnya pendekatan bisnis yang berbasis pada kearifan lokal, dengan harapan produk seni rupa yang dihasilkan para guru dapat bernilai ekonomis dan mampu bersaing di pasar.
“Kolaborasi ini adalah perpaduan antara kreativitas seni rupa dari FSRD dan strategi pemasaran dari SBM. Kami mengajarkan konsep-konsep dasar bisnis seperti segmentasi, targeting, dan positioning (STP) agar para peserta mampu memasarkan produk seni mereka dengan lebih efektif,” jelas Dr. Eng. Nur Budi Mulyono.
Dengan pelatihan ini, ITB berharap seni rupa tidak hanya tetap eksis di Kabupaten Sorong, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan dan mendorong lahirnya para entrepreneur kreatif di masa depan. Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi langkah nyata untuk membangun ekonomi kreatif yang berbasis pada seni dan budaya lokal.
Program pengabdian ini didukung oleh kolaborasi dengan Fakultas Teknik Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong, yang diwakili oleh akademisi Prodi Teknik Kimia, Nita Indriyani, MT., dan Yusnita La Goa, MT., serta mendapatkan dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB dan NORHED project dari Norwegian Agency for Development Cooperation.
*Kawan-kawan yang baik bisa membaca lebih lanjut artikel-artikel lain tentang Institut Teknologi Bandung