Poster-poster Kritis Mengepung Kota, Suara Rakyat Dago Elos Menuntut Vonis Adil dari PN Bandung
Puluhan poster ditebar ke berbagai penjuru Kota Bandung, menyambut sidang vonis perkara pemalsuan dokumen tanah Dago Elos.
Penulis Yopi Muharam12 Oktober 2024
BandungBergerak.id - Jumat siang, 11 Oktober 2024, di Jalan Layang Prof. Mochtar Kusumaatmadja (Pasupati), Bandung lalu lintas cukup lenggang. Di kolongnya, persimpangan Dago, kendaraan bermotor cukup padat merayap mengantre giliran untuk melaju ketika traffic light berubah ke warna hijau. Suara klakson sesekali berbunyi menambah riuh jalanan.
Dari arah jalan Dago atas, di pagar jembatan berwarna merah, terlihat spanduk berukuran kurang lebih 2x2 meter persegi bergantung tertiup angin bertuliskan ‘14-10-24 Keadilan Berpihak pada Siapa?! Dago Melawan’. Banner tersebut ditempelkan pada dini hari oleh solidaritas antipenggusuran untuk warga Dago Elos.
Tidak hanya banner saja, di 15 titik jalanan Kota Bandung bertebaran poster-poster kritis, sarkas, dan dukungan untuk warga Dago Elos yang ditempelkan di dinding-dinding tak bertuan. Pos polisi, tembok pengadilan negeri, hingga kantor kejaksaan tak luput dijadikan sasaran penempelan poster.
Bukan tanpa alasan poster tersebut disebar. Sesuai isi banner putih yang tertera, Senin, 14 Oktober 2024 merupakan jadwal vonis persidangan perkara penipuan dokumen tanah Dago Elos dengan terdakwa Heri Hermawan dan Dodi Rustandi Muller.
Poster-poster tersebut disebar untuk memberitahu masyarakat Kota Bandung bahwa kasus sengketa tanah yang dimainkan oleh mafia tanah sudah berada di ujung pengadilan. Muller CS akan diadili.
Di sisi lain, balai RW Dago Elos cukup lenggang. Mobil ambulans berwarna silver terparkir di sudut balai RW. Di teras balai, hanya ada sejumlah pemuda dan orang tua yang tengah mengobrol. Isi obrolan mereka tidak jauh dari putusan pengadilan.
Isal, 19 tahun (bukan nama sebenarnya), menuturkan dini hari tadi warga solidaritas sudah menempelkan sedikitnya 50 poster ke sejumlah titik di Kota Bandung. “Poster itu (disebar) untuk mengingatkan kepada publik biar tar pas tanggal 14 massa lebih banyak lagi (datang ke pengadilan negeri),” ujarnya.
Isal rela begadang untuk menempelkan poster itu hingga jam 05.00 WIB subuh. Tidak ada rasa kantuk demi menyuarakan kebenaran. Di sisi lain, Ojan, 24 tahun, yang sudah mendampingi warga Dago Elos sejak lama, juga ikut turun ke jalan untuk menempelkan poster.
Ojan menjelaskan alasan menempel poster di dinding gedung pemerintahan, seperti balai kota, agar pemangku kepentingan lebih peka terhadap warganya yang ruang hidupnya terancam. Ojan berharap pemerintah setempat tidak abai terhadap nasib warga Dago Elos.
“Selain ke situ juga, kan banyak titik juga (poster ditempel), kaya ke instansi pemerintahan, Pengadilan Negeri tentunya, terus ke Kejaksaan Tinggi, ke sekitar balai kota sebagai representasi pemerintah. Intinya supaya enggak abai juga,” jelas Ojan.
Baca Juga: Musik dari Orang-orang Muda Bandung Membela Dago Elos
Sidang Perkara Pemalsuan Dokumen Tanah Dago Elos Membeberkan Asal-usul Penambahan Nama Muller oleh Terdakwa
Sidang Pemalsuan Dokumen Tanah Dago Elos, Jaksa Berharap Majelis Hakim Menolak Nota Keberatan Terdakwa Duo Muller
Menanti Keadilan
Di sela-sela obrolan warga Dago Elos, Novi Mulyani (44 tahun) datang nimbrung. Novi sangat mendukung dengan penyebaran poster ke sejumlah titik di Kota Bandung. Intinya agar masyarakat Kota Bandung tahu apa yang dialaminya bersama ratusan warga Dago Elos lainnya.
“Ya mendukunglah saya,” tutur Novi. “Karena ini penting untuk menyuarakan keadaan di Dago Elos.”
Novi berharap agar masyarakat Kota Bandung yang sering hilir-mudik di perkotaan dapat melihat poster tersebut. Sehingga publik tahu bahwa permainan mafia tanah bisa menimpa siapa saja.
Lebih dari itu, Novi mengingatkan kepada masyarakat bahwa penggusuran di Kota Bandung sedang marak terjadi. Masyarakat diharapkan tak acuh melihat kondisi tersebut. Dago Elos adalah contohnya.
“Dago elos ini salah satu contoh dan korban yang ruang hidupnya terancam. Tapi kami melawan,” tegasnya. Dia berharap agar masyarakat berani untuk menyuarakan keadilan, terkhusus bila menyangkut tentang ruang hidup.
Sengketa tanah antara warga vs. Muller CS membawanya ke titik mendidih. Terkadang Novi heran, karena ada orang yang tega memalsukan akta tanah untuk kepentingannya. Tidak memikirkan dampak warga yang mendiami tanah tersebut. Kini, Novi dan ratusan warga tengah menunggu putusan pengadilan. Ia berharap agar para mafia tanah dijebloskan ke jeruji besi.
“Supaya tahu, bahwa yang seperti itu tidak benar. Dan keadilan harus ditegakkan,” ungkapnya.
Novi juga yakin, warga Dago Elos akan memenangkan pengadilan. Sebab, kata Novi, warga sudah mengumpulkan data yang akurat saat persidangan. Terlebih, banyak saksi yang didatangkan Muller CS dengan keterangan tidak akurat.
Maka dari itu, untuk menyambut putusan pengadilan pada Senin mendatang, Isal, Ojan, dan warga Dago Elos menyebarkan poster tersebut. Setidaknya untuk menunjukkan bahwa kebenaran berada di tangan warga.
“Kalau memang Dago Elos tuh bisa dikalahkan, bisa tergusur itu akan membuka celah-celah daerah lain untuk tergusur,” jelas Ojan.
*Kawan-kawan yang baik bisa membaca tulisan-tulisan lain dari Yopi Muharam, atau artikel-artikel lain tentang Dago Elos