• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Indonesia (Cemas) 2045, Menghadapi Tantangan Lingkungan Demi Keberlanjutan Bangsa

MAHASISWA BERSUARA: Indonesia (Cemas) 2045, Menghadapi Tantangan Lingkungan Demi Keberlanjutan Bangsa

Diskusi publik yang aktif dapat menjadi langkah awal untuk membentuk kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan Indonesia.

Nur Lisda Drajat

Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Peminatan Jurnalistik Universitas Pasundan (Unpas0 Bandung

Ilustrasi. Perubahan iklim terjadi karena aktivitas tidak ramah lingkungan yang dilakukan manusia. (Ilustrator: Alfonsus Ontrano/BandungBergerak).

22 November 2024


BandungBergerak.id – Menyambut tahun 2045, Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya dengan visi memasuki era “Indonesia Emas”. Visi ini menggabungkan kesejahteraan ekonomi, keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Namun, tantangan lingkungan yang kita hadapi saat ini dapat menghambat tercapainya visi ini. Jika tidak segera diatasi, Indonesia mungkin akan menghadapi "Indonesia Cemas 2045", sebuah kondisi di mana krisis lingkungan mengancam kesejahteraan bangsa. Pertanyaannya, apakah kita siap menyaksikan semua ini tanpa usaha konkret untuk mengubah keadaan?

Laporan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dalam Tinjauan Lingkungan Hidup 2024 menyoroti banyak masalah lingkungan. Deforestasi, polusi, dan eksploitasi sumber daya alam tak terkendali menjadi ancaman besar bagi ekosistem. Ribuan hektar hutan hilang setiap tahun karena alih fungsi lahan untuk perkebunan dan industri ekstraktif. Deforestasi ini tidak hanya membahayakan keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan longsor. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta organisasi seperti Global Forest Watch menunjukkan perlunya perlindungan hutan yang lebih kuat, mengingat dampak signifikan terhadap ekosistem dan manusia.

Kualitas udara di kota-kota besar menjadi perhatian utama lainnya. Laporan dari Air Quality Index (AQI) menunjukkan peningkatan polutan PM2.5 dan PM10 di kota-kota seperti Jakarta dan Surabaya akibat emisi kendaraan, industri, dan pembakaran sampah. Polusi ini membahayakan kesehatan dengan meningkatkan kasus penyakit pernapasan dan menurunkan kualitas hidup warga perkotaan. Pemantauan AQI mengungkap bahwa kualitas udara di kota-kota besar Indonesia sering kali berada pada level tidak sehat. Ini menunjukkan kebutuhan mendesak akan strategi pengurangan polusi yang menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan. Apakah kita ingin mengorbankan kesehatan masyarakat demi pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan?

Indonesia berada di peringkat 164 dari 180 negara dalam Environmental Performance Index (EPI) 2022 dalam hal pengelolaan lingkungan dan perubahan iklim. Peringkat ini menandakan bahwa kebijakan lingkungan Indonesia masih jauh dari cukup dalam menghadapi tantangan seperti perlindungan keanekaragaman hayati, kualitas udara, dan pengelolaan sumber daya alam. Dengan posisi yang rendah ini, sulit membayangkan Indonesia dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045 jika tidak segera memperbaiki tata kelola lingkungan. Indeks ini adalah peringatan bahwa langkah-langkah perbaikan harus segera diambil untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan yang sesungguhnya.

Di tengah perubahan iklim global, tantangan lingkungan ini semakin mengemuka. Cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan yang semakin sering terjadi merupakan dampak perubahan iklim yang harus dihadapi. Kenaikan suhu global memperburuk risiko bencana, mengancam ketahanan pangan dan sumber daya air. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut, yang dapat memengaruhi wilayah pesisir dan masyarakat yang bergantung padanya. Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa aksi iklim yang lebih ambisius harus dilakukan untuk mengendalikan perubahan iklim, termasuk melalui pengurangan emisi karbon, mitigasi dampak cuaca ekstrem, dan perlindungan ekosistem pesisir. Jika kita tidak segera bertindak, apakah kita siap melihat banyak wilayah pesisir hilang dan masyarakat kehilangan tempat tinggal?

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Meretas Sistem Kapitalis dengan Bersolidaritas di Pasar GratisMAHASISWA BERSUARA: Pendekatan Model Inkola Terhadap Anak Diabetes Melitus Tipe 1

Komitmen pada Perbaikan Lingkungan

Pembahasan mengenai tantangan ini di ruang publik dapat meningkatkan kesadaran tentang urgensi perbaikan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Dengan pemahaman lebih baik mengenai dampak jangka panjang kerusakan lingkungan, masyarakat dapat lebih terlibat dalam mendorong kebijakan yang lebih baik dan meminta tanggung jawab dari pemerintah dan perusahaan. Kesadaran yang meningkat ini juga bisa mendorong perubahan gaya hidup masyarakat menuju yang lebih ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik, menggunakan transportasi umum, dan mendukung produk berkelanjutan. Diskusi publik yang aktif dapat menjadi langkah awal untuk membentuk kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan Indonesia.

Dalam jangka panjang, pemerintah perlu memperkuat regulasi lingkungan dan memastikan penerapannya. Ini termasuk memperketat pengawasan terhadap perusahaan yang melakukan alih fungsi lahan tanpa izin dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar. Selain itu, pemerintah perlu memasukkan pendidikan lingkungan sejak dini agar generasi muda memiliki nilai pelestarian alam dalam kehidupannya. Sektor swasta juga perlu terlibat aktif dalam upaya keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan prinsip bisnis ramah lingkungan, seperti pengurangan limbah, penggunaan energi terbarukan, dan dukungan terhadap konservasi hutan. Langkah ini penting agar pembangunan ekonomi tidak mengorbankan ekosistem.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Kita bisa mendukung inisiatif lokal, ikut kegiatan penanaman pohon, atau mengurangi penggunaan barang sekali pakai. Partisipasi dalam kampanye dan petisi yang mendukung kebijakan lingkungan yang lebih baik adalah langkah nyata yang bisa dilakukan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, perubahan nyata dalam pengelolaan lingkungan bisa tercapai.

Semoga kesadaran dan komitmen dari seluruh pihak meningkat sehingga kita bisa mewujudkan Indonesia yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan lingkungan. Setiap tindakan, baik perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari hingga kebijakan besar yang mendukung keberlanjutan, berperan penting dalam menjaga alam kita tetap lestari. Di tahun 2045, kita berharap Indonesia menjadi contoh negara yang berhasil dalam pembangunan berkelanjutan, dengan keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Mari kita bersama menuju visi “Indonesia Emas” yang tidak hanya sukses secara ekonomi, tetapi juga sehat dan lestari, demi masa depan untuk generasi mendatang.

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lain Mahasiswa Bersuara

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//