• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Pendekatan Model Inkola Terhadap Anak Diabetes Melitus Tipe 1

MAHASISWA BERSUARA: Pendekatan Model Inkola Terhadap Anak Diabetes Melitus Tipe 1

Anak-anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 adalah pejuang dengan ketangguhan luar biasa dalam menghadapi tantangan setiap hari.

Putri Salsabila

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bandung

Ilustrasi kesehatan. Alat ukur dan obat-obatan. (Sumber: Kemenkes RI)

19 November 2024


BandungBergerak.id – Kasus Diabetes Melitus Tipe 1 terus meningkat di Indonesia terutama pada anak-anak. Hasil penelitian dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada bulan Januari 2023 mendapati kasus diabetes pada anak meningkat 70%. Kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. Pada anak, kasus diabetes yang banyak ditemukan adalah Tipe 1.

Diabetes Melitus (DM) Tipe 1 disebabkan oleh interaksi dari berbagai faktor, seperti kecenderungan genetik, sistem imun, faktor lingkungan, dan sel β pankreas akibat auto imun. Penanganan DM Tipe 1 pada anak tergantung pada orang tua. Anak DM Tipe 1 membutuhkan insulin dari luar tubuh sepanjang hidupnya. Sehingga anak yang sudah terdiagnosis harus dikelola dengan baik oleh orang tua dan tenaga kesehatan.

Sampai saat ini belum ada kebijakan yang spesifik dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan Diabetes Melitus Tipe 1 pada anak. Program dan kebijakan yang ada berfokus pada pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 dan penyakit kronis tidak menular lainnya. Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 membutuhkan pemeriksaan gula darah rutin sehingga perlu alat untuk mengetahui  glukosa harian.

Program Diabetes Melitus di Puskesmas seperti Polanis tidak tepat untuk anak-anak. Pemeriksaan rutin gula darah diperuntukkan anak usia di atas 15 tahun tidak bisa untuk usia di bawahnya. Orang tua harus mengeluarkan dana untuk pemeriksaan gula anaknya.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Perjuangan untuk Rakyat atau Sekadar Eksistensi?
MAHASISWA BERSUARA: Kaesang, Si Politically Exposed Person yang Disayangi KPK
MAHASISWA BERSUARA: Meretas Sistem Kapitalis dengan Bersolidaritas di Pasar Gratis

Model Inkola

Untuk membantu permasalahan ini, Prof. Dr. Hotma Rumahorbo, M. Epid., mengembangkan suatu model pendekatan dalam penganan diabetes di masyarakat supaya kualitas hidup optimal dengan memberdayakan orang tua, guru, dan tim kesehatan. Model Inkola (Informasi, Komunikasi dan Tata Kelola) telah di uji secara empiris pada 2019 dan efektif digunakan dalam penganan Diabetes Melitus (DM) berbasis masyarakat dan sudah terbukti . “Model ini dapat membangun self care orang tua agar dapat meningkatkan kualitas hidup anak DM Tipe 1 oleh karena itu, adanya kegiatan ini di harapkan dapat menjadi inovasi antara tenaga kesehatan, guru, orang tua” ujar Prof. Dr. Hotma Rumahorbo, M. Epid.

Program ini mensinergikan tiga komponen yaitu orang sebagai pendamping membantu anak dengan memperlakukannya sebagai anak normal-anak sehat, dengan manajemen diabetes dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, Sekolah yang menjadi rumah ke-2 anak sehingga diperlukan pemberdayaan guru untuk melakukan penanganan pada anak DM Tipe 1 ditakutkan suatu waktu anak mengalami Hiperglikemi atau Hipoglikemi. Terakhir, tenaga kesehatan yang ada di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (Puskesmas) menjadi pendukung  supaya kualitas hidup optimal.

Melalui kompetensi hibah PPDS Pengmas melalui PPDS Dirjen Nakes memberikan kesempatan kepada para dosen yang memiliki inovasi dalam penyelesaian masalah diabetes di masyarakat Pengembangan Desa Sehat (PPDS) dari Poltekkes Kemenkes Bandung dan Poltekkes Kemenkes Jakarta II melakukan upaya peningkatan kualitas hidup anak DM Tipe I dengan penerapan Model INKOLA. Kegiatan ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan secara Inter Professional Collaboration  (IPC) dari dosen dan mahasiswa dari berbagai profesi, antara lain:  profesi keperawatan, kebidanan, teknik laboratorium medis, promosi kesehatan dan gizi,

PPDS dilaksanakan di tiga kota dan kabupaten. Di Kabupaten Bandung Barat di Puskesmas Baleendah, Kota Cimahi di Puskesmas Citeureup, serta Kabupaten Bandung bertempat di Puskesmas Cibaruga. Monitoring oleh Dirjen Nakes Kemenkes selama dua hari pada 17-18 Oktober 2024 untuk monitoring orang tua, guru dan perawat setelah Inkola dilaksanakan  dan memberikan evaluasi juga masukan.

Di akhir kegiatan PPDS, tim menyelenggarakan webinar untuk menyebar luaskan pada masyarakat tentang penanganan anak DM Tipe 1 dan bagaimana Model Inkola dilaksanakan pada Sabtu 2 November 2024. Webinar ini dibuka oleh PLT Dirjen Nakes diwakili oleh Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Dra. Oos Fatimah M. Kes., para pembicara dari Kemenkes dan Direktur Penyakit Tidak Menular, BPJS, dan para pembicara dari Kemenkes. Prof. Dr. Hotma Rumahorbo, S. Kp., M. Epid., Guru Besar Bidang Keperawatan, yang menjadi narasumber dalam “Model INKOLA dan Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Anak Diabetes Melitus Tipe 1". Webinar yang dihadiri oleh Keluarga yang memiliki anak DM Tipe 1, tenaga pendidik atau guru pengelola anak DM di sekolah, tenaga kesehatan secara umum, serta mahasiswa kesehatan secara umum.

Anak-anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 adalah pejuang dengan ketangguhan luar biasa dalam menghadapi tantangan setiap hari. Meskipun perjalanan mereka tidak mudah jangan pernah ragu bahwa setiap langkah kecil menuju pengendalian diabetes adalah langkah besar menuju kualitas hidup yang lebih baik. Dengan dukungan keluarga, teman, guru, saudara dan tenaga medis yang peduli, serta ketekunan dan semangat yang tak pernah pudar, mereka mampu tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Teruslah berjuang, karena setiap hari adalah kesempatan untuk hari yang indah.

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lain Mahasiswa Bersuara

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//