• Berita
  • Banjir Bandung Selatan Merendam Permukiman dan Memutus Akses Jalan-jalan Desa

Banjir Bandung Selatan Merendam Permukiman dan Memutus Akses Jalan-jalan Desa

Bencana banjir disebabkan hujan deras dan meluapnya Sungai Citarum. Sekolah ditutup, beberapa warga di Solokan Jeruk terluka.

Warga naik perahu melewati jalan desa banjir di Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Tim Redaksi22 November 2024


BandungBergerak.idSungai Citarum dan anak-anak sungainya kembali meluap setelah Bandung Raya diguyur hujan sehari semalam, Rabu, 20 November 2024. Luapan sungai merendam permukiman dan ruas-ruas jalan desa termasuk jalan provinsi di Dayeuhkolot dan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Kamis pagi, 21 November 2024. Di Solokan Jeruk, BPBD Jabar mencatat empat orang warga mengalami luka karena bencana ini.

Pantauan BandungBergerak, warga di Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, tetap beraktivitas kendati sebagian perkampungan tergenang banjir dengan ketinggian sekitar 40 cm-100 centimeter. Di Kampung Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, tergenang banjir sampai 150 centimeter. Warga yang bekerja atau berkegiatan keluar kampung harus naik perahu.

Warga berjalan menembus banjir di Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga berjalan menembus banjir di Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Hujan sejak siang hari sampai malam pada hari Rabu, 20 November 2024, membuat air mulai naik di Kampung Bojongasih sejak pukul 11 malam. Air semakin tinggi saat masuk dini hari. Di Kampung Cigebar air mulai naik sejak waktu magrib tanggal 20 November 2024.

Di Jalan Raya Dayeuhkolot arus lalu lintas kendaraan tersendat akibat genangan banjir dengan ketinggian sekitar 50 centimeter antara Masjid Besar Ash Shofia sampai jembatan Sungai Citarum.  Kemcatena diwarnai aksi warga sekitar atau anak-anak yang bersiaga membantu mendorong sepeda motor atau mobil yang mogok.

Anak-anak murid SDN Bojongasih menyalami guru mereka saat sekolah diliburkan akibat banjir di Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Anak-anak murid SDN Bojongasih menyalami guru mereka saat sekolah diliburkan akibat banjir di Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Sebagian toko-toko dan jongko-jongko di pasar samping masjid besar tutup. Kantor pos dan Puskesmas Dayeuhkolot juga ikut terdampak. Beberapa orang pegawai sebuah toko busana tampak sibuk menutup akses masuk toko dengan papan-papan agar air banjir tidak masuk ke ruang dalam toko.

"Banjir dari jam 11 malam, naiknya sedikit-sedikit. Pas jelang subuh sudah masuk ke warung saya," Eneng (42 tahun), warga Bojongasih. Banjir di kampung yang ada di pinggir Sungai Citarum tersebut memaksa SDN Bojongasih meliburkan kegiatan belajar.

Anak-anak bermain air banjir di lorong gang Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024.  (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Anak-anak bermain air banjir di lorong gang Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Di Cigebar, Bojongsoang, Abah (70 tahun) dengan sigap membelokan perahunya ke dalam halaman rumah yang tergenang air dengan ketinggian diatas satu meter. Ia habis menjemput anak-anak yang pulang sekolah dan warga yang berkegiatan di luar kampung dengan perahu kayunya.

Jalan masuk kampung berubah jadi dermaga dadakan. Saat mengantar warga ke rumah-rumah mereka, perahu Abah meliuk di antara jaring-jaring ikan jenis sirib milik warga. Rupanya mereka memasang jaring ikan di teras-teras rumah, lalu menurunkan jaring sirib ke jalanan depan rumah yang tenggelam oleh banjir. Sebagian warga berjalan kaki menyusuri jalanan banjir sambil melempar jaring ikan.

Banjir menggenangi Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Banjir menggenangi Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

"Harus pakai perahu karena rumah saya ada di kawasan yang tergenang air, sepeda motor tidak bisa keluar. Kalau jalan kaki terlalu dalam airnya," kata Nur (26 tahun). Ia naik perahu bersama anaknya yang masih berusia balita. Warga membayar 5.000 rupiah per orang setiap naik perahu.

Di lokasi-lokasi terdampak banjir tidak terlihat petugas BPBD Kabupaten Bandung sampai pukul 11 siang. Hanya terlihat beberapa polisi dan TNI meninjau lokasi banjir, membuat dokumentasi, lalu meninggalkan lokasi. Setidanya lebih dari 400 rumah yang dihuni lebih dari 1.000 jiwa di Bojongsoang dan Dayeuhkolot terdampak banjir termasuk satu sekolah dasar di Bojongasih.

Anak-anak bermain air banjir di Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024.  (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Anak-anak bermain air banjir di Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Dari laporan-laporan warga di media sosial banjir meluas ke Solokan Jeruk dan Majalaya. Tanggul Sungai Cisunggalah di Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk dikabarkan jebol. Permukiman dihantam banjir bandang dan sejumlah rumah rusak. Banjir juga menggenangi Jalan Raya Laswi Majalaya Ciparay hingga tak bisa dilalui.

Tanggul Sungai Jebol

Hujan deras juga menyebabkan tanggul Sungai Cisunggalah, anak Sungai Citarum di Kecamatan Solokan Jeruk jebol dan meluapkan air ke permukiman warga, Kamis, 21 November 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan, tiga rumah rusak dan empat warga mengalami luka-luka akibat jebolnya Sungai Cisunggala.

Plh Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Anne Hermadianne Adnan menuturkan, penyebab banjir di Kampung Puja Desa Penyadap Kecamatan Solokan Jeruk akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi.

Anak-anak mendorong sepeda motor mogok di Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024.  (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Anak-anak mendorong sepeda motor mogok di Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

"Data sementara, kejadian itu mengakibatkan tiga rumah rusak dan empat warga mengalami luka-luka,” kata Anne dalam keterangan resmi.

Tiga rumah itu masing-masing milik Idah dihuni tujuh orang jiwa, rumah milik Rini dihuni empat orang jiwa, dan rumah Dedi dihuni tiga jiwa. Adapun jumlah korban luka-luka empat orang, yaitu Opal, Dani (37 tahun), Andi (21 tahun), dan Ida (65 tahun).

BPBD Jabar saat ini terus melakukan pendataan terhadap warga dan rumah terdampak banjir dan melakukan koordinasi dan  pendampingan ke BPBD Kabupaten Bandung.

Warga naik perahu melewati toko-toko tutup di Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga naik perahu melewati toko-toko tutup di Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

BMKG Jawa Barat Mengimbau Waspada

Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat memperingatkan tentang potensi hujan deras antara 21-22 November 2024 di wilayat Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Dalam situasi ini, BMKG mengingatkan pentingnya kewaspadaan di jalan raya, jembatan sungai, dan tanggul-tanggul sungai.

Kepala BMKG Kelas 1 Bandung Teguh Rahayu menjelaskan, hujan deras ini dipengaruhi fenomena Dipole Mode negatif dan gelombang Rossby serta Kelvin yang dapat memicu cuaca ekstrem di Indonesia.

Toko tutup terdampak banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Toko tutup terdampak banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 21 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

“Kondisi ini semakin diperkuat oleh adanya lapisan udara lokal yang tidak stabil,” kata Teguh dalam keterangannya.

Teguh mengimbau, masyarakat selalu untuk membersihkan lingkungan, memperkuat bangunan infrastruktur, dan menghindari daerah-daerah yang rentan terdampak. Tak hanya itu, masyarakat juga diminta mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor atau pergerakan tanah, angin kencang, dan hujan lebat ekstrem.

“Masyarakat diharapkan mengenali potensi bencana di lingkungan sekitar, selalu memperbarui informasi cuaca, dan memahami protokol evakuasi jika terjadi situasi darurat, berhati-hati ketika beraktivitas di luar rumah dan mengurangi kegiatan di luar apabila tidak penting,” beber Teguh.

*Reportase ini dikerjakan Prima Mulia dan Muhammad Akmal Firmansyah 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//