Kecurigaan Warga Saat Melihat Api Begitu Cepat Melahap Kios Kayu dan Rumah di Sukahaji
Pengacara warga Sukahaji menyarankan peristiwa kebakaran ini dilaporkan ke polisi. Kebakaran di Sukahaji terjadi berkali-kali.
Penulis Yopi Muharam11 April 2025
BandungBergerak.id - Kebakaran yang menghanguskan 45 jongko penjual kayu palet dan tiga rumah di Sukahaji meninggalkan tanda tanya apa penyebabnya. Peristiwa ini terjadi sehari menjelang sidang gugatan terkait pemagaran lahan di sekitar rumah warga yang berkonflik soal kepemilikan tanah di PN Bandung.
Tidak sedikit warga yang menaruh kecurigaan terhadap penyebab kebakaran di kawasan Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Terlebih kebakaran ini bukan yang pertama. Aksi Kamisan Bandung, komunitas yang fokus pada hak asasi manusia merilis, tahun 2018 kebakaran besar menghabisi 40 kios dan 30 rumah; lalu 2022 kebakaran lagi, 6 rumah terbakar.
Kali ini, kawasan Sukahaji sedang diliputi ketegangan yang diwarnai intimidasi dan konflik terkait upaya pengosongan rumah-rumah warga. Pemagaran dengan seng di tanah yang disengketakan, yang kemudian digugat warga di PN Bandung, merupakan salah satu sumber kegelihasan warga yang menolak penggusuran.
“Saya yakin sengaja dibakar. Yakin 100 persen,” ujar pria berinisial R, warga Sukahaji yang menjadi saksi peristiwa nahas ini, Rabu tengah malam, 9 April 2025.
Saat itu, R dan sejumlah warga tengah melakukan ronda rutin tiap malam. Sekitar pukul 23.30 WIB, ia tengah mengobrol di depan posko ketika seorang warga bernama Dope berlari mengabarkan bahwa jongko kayu yang sudah kosong dilahap si jago merah. Tak membutuhkan waktu lama, api langsung merembet ke sejumlah toko dalam hitungan menit. Ia menduga kebakaran dipicu karena zat mudah terbakar seperti bensin.
“Minimal bensinlah soalnya api begitu cepat,” terangnya.
R langsung mengamankan keluarganya yang tengah tertidur pulas. Sebagian barang ia tinggalkan begitu saja di dalam rumah. Ia bersama warga kemudian mengumpulkan ember. Mereka secara bergantian mengestafetkan ember air untuk memadamkan api sebisa mungkin. Akan tetapi api merembet terlalu cepat.
Sebagian besar warga yang tinggal di sekitaran jongko langsung mengamankan barangnya ke lapangan unyil. Dulunya lapang tersebut sempat dipagar oleh orang luar Sukahaji yang mengklaim sebagai pemilik tanah.
Banyak warga yang mengamankan harta berharga seperti prabotan dan barang dagangan. Listrik seketika padam. Kampung Sukahaji gelap gulita selama beberapa jam. Warga memanfaatkan gawai untuk menerangi jalan. Sejumlah sumur warga dijadikan tempat untuk mengambil air.
Pemadam kebakaran (damkar) baru tiba di lokasi pukul 23.50 WIB saat api melahap seluruh jongko. Di sisi lain, banyak warga yang mengalami sesak napas hingga luka sobek akibat goretan seng dan pecahan kayu.
Tim paramedis yang bersiaga di lokasi mengevakuasi puluhan lansia ke titik aman. Banyak warga menderita sesak napas karena kekurangan oksigen.
Untuk sementara waktu, R dan keluarga akan tinggal di rumah saudaranya yang masih di sekitaran Sukahaji. Dia khawatir kejadian kebakaran kembali terulang.
Sebab, beberapa hari sebelum lebaran, rumah Riki yang berdekatan dengan posko warga Sukahaji acap kali menjadi sasaran pelemparan batu. “Yang ngelempar enggak ketahuan,” terangnya.
Di hari lebaran juga, pada Senin 31 Maret 2025, warga menemukan jerigen kompan lima liter berisi bekas bensin yang diduga untuk membakar. “Tapi itu keburu ketahuan,” ungkapnya, seraya menambahkan bahwa warga akan mengetatkan jadwal ronda sebagai antisipasi kebarakan.
Baca Juga: Warga Sukahaji Membawa Kasus Pemagaran Tanah yang Mereka Tempati ke Pengadilan
Di Tengah Konflik Lahan, Sejumlah Kios Kayu di Sukahaji Ludes Terbakar
Kecurigaan Warga
Laporan dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mengungkapkan data objek yang terbakar kurang lebih 45 jongko penjual kayu palet seluas 800 meter per segi dan tiga rumah warga jika ditotalkan seluas 180 meter per segi.
Setidaknya Diskar PB menurunkan 10 unit pancar, 3 unit tangki, dan 1 unit mobil rescue, totalnya menjadi 14 unit. Mereka memadamkan api kurang lebih enam jam hingga api benar-benar padam pada pukul 05.59 WIB.
Terkait penyebab kebakaran saat ini tengah dalam penyelidikan polisi. Akan tetapi seorang ibu warga Sukahaji mengaku melihat ceceran bensin dan minyak tanah di jalan dekat rumahnya. Namun ia tidak bisa memastikan asal muasal atau dari mana minyak tersebut.
“Saat saya colek dan cium, itu mah udah bau minyak tanah,” ujar ibu tersebut, kepada BandungBergerak.
Di sisi lain, Warsidi, warga Sukahaji yang sudah mengalami kebakaran sebanyak dua kali dai tahun 2018 dan sekarang, meyakini kejadian itu disengaja. Dia mencurigai dua orang yang memakai pakaian hitam yang sering mondar-mandir di jalan utama menuju jongko kayu.
“Ada yang lihat dua orang pakai hitam-hitam gitu,” ungkapnya, saat Warsidi mengungsi di tanah kosong.
Selama berkonflik rumah Warsidi menjadi posko warga yang menolak penggusuran. Dia masih ingat kejadian kebakaran hebat tahun 2018 yang meratakan rumah warga Sukahaji. Rumah Warsidi saat itu ikut serta rata dengan tamah.
Warsidi menyesalkan kejadian kebakaran 2018 tidak diketahui penyebabnya. Untuk kebakaran saat ini ia meminta pengusutan secara tuntas.
“Ya, kalau gini saya nuntut supaya ketangkap yang bakar,” tegasnya. “Jangan ada indikasi. Sudah jelas ini sengaja dibakar,” lanjutnya.
Di peristiwa kebakaran Sukahaji 2018, api menghanguskan sekitar 40 jongko penjual kayu, 30 unit rumah nonpermanen, 1 unit mobil ambulans warga, 3 unit mobil, dan 2 unit motor. Luas lahan terdampak mencapai 600 meter per sergi, terdiri dari hunian padat penduduk serta lahan kosong yang digunakan untuk penyimpanan kayu. Jumlah warga terdampak 58 KK atau 230 jiwa. Sebanyak 25 KK memilih berada di tenda pengungsian, sementara sisanya mengungsi ke rumah sanak saudaranya.
Terpisah, pengacara warga Fredy Pangabean merasa miris dengan kejadian kebakaran yang menimpa warga Sukahaji. Menurutnya banyak warga yang tinggal di sana terancam jiwanya jika kebakaran merembet sampai rumah warga.
“Memang di sana kan padat penduduk kurang lebih sekitar 2.000 KK. Bayangkan 6.000 jiwa. Ketika ada kobaran api yang begitu besar di depan, itu membuat semuanya panik, terutama klien kita ya warga,” tuturnya saat ditemui BandungBergerak di PN Bandung, Kamis, 10 April 2025.
Fredy menyarankan warga untuk melaporkan peristiwa kebakaran ke pihak polisi. “Kepada warga untuk membuat laporan polisi ya, terkait diduga terjadinya kebakaran ini,” ujarnya.
*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel lain dari Yopi Muharam, atau tulisan-tulisan menarik lain tentang PENGGUSURAN