Bernostalgia di Pasar Kenangan
Pasar Kenangan menjadi saksi bagaimana benda-benda seperti kaset bisa menjadi medium nostalgia sekaligus warisan kenangan keluarga.
Penulis Wilda Nabila Yoga 15 Mei 2025
BandungBergerak.id – Tren mengoleksi barang antik dan vintage kembali digemari oleh kalangan muda di Kota Bandung. Salah satu event yang mewadahi antusiasme ini adalah Pasar Kenangan, sebuah bazar tematik yang menjadi ruang bertemu bagi para kolektor, penjual, dan penikmat barang-barang lawas.
Digelar pada Sabtu, 10 Mei 2025, di The Park Jabar, Bandung, Pasar Kenangan menghadirkan 15 pelapak yang menawarkan berbagai barang unik –mulai dari buku dan majalah lawas, kaset, mainan, hingga pernak-pernik nostalgia lainnya. Tidak hanya bazar, event ini juga menyuguhkan Workshop Kreasi Sabun Alami dan Workshop Kreasi Zine.
Lebih dari sekadar ajang jual-beli, Pasar Kenangan menjadi jembatan nostalgia. Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk belanja, tetapi juga untuk mengenang masa lalu melalui benda-benda bersejarah ini. Menariknya, pengunjung tidak hanya dari kalangan dewasa, tetapi juga banyak anak muda yang hadir dan antusias menjelajahi setiap lapak.
Salah satunya adalah Rangga (23 tahun), pengunjung yang mengaku tertarik karena kecintaannya pada seni dan barang-barang antik.
“Barang antik itu unik dan langka juga, kan? Ada sensasi kerennya tersendiri. Selera orang memang beda-beda, tapi buat pecinta vintage sih ini keren banget,” ujarnya.
Menurut Rangga, nilai dari sebuah barang antik tidak terletak pada harganya, melainkan pada sejarah dan kenangan yang dikandungnya.
Senada dengan Rangga, Arti (28 tahun) datang ke Pasar Kenangan awalnya untuk mendukung temannya yang menjadi pelapak. Namun sebagai kolektor, ia juga tertarik menjelajahi bazar ini.
“Aku juga koleksi beberapa barang, mulai dari zippo, cangkong, pemutar kaset, sampai pemutar vinyl. Aku juga koleksi kaset-kaset lama seperti The Beatles, Queen, Ruth Sahanaya,” ungkapnya.
Bagi Arti, waktu adalah sesuatu yang tak tergantikan. “Menurut aku, waktu itu sangat berharga banget, gak bisa diulang. Waktu itu segalanya.”
Baca Juga: Bridging Cultures, Kolaborasi Seniman Bandung dan Jepang di Pojok Pasar Kosambi
Arti Penting Ekonomi Kerakyatan di Tengah Pro dan Kontra Revitalisasi Pasar Ciparay
Kaset Menjadi Sarana Bernostalgia
Pasar Kenangan menjadi saksi bagaimana benda-benda seperti kaset bisa menjadi medium nostalgia sekaligus warisan kenangan keluarga. Hal ini dirasakan oleh Ade (32 tahun), salah satu pelapak yang menjual kaset, walkman, mainan lawas, dan barang antik lainnya.
Kecintaan Ade terhadap kaset bermula dari ayahnya, yang lebih dulu mengoleksi dan menjual piringan hitam. Sejak SD, Ade mulai mengumpulkan kaset hingga akhirnya memutuskan untuk menjual sebagian koleksinya.
“Semenjak 2020, setelah Almarhum Bapak meninggal, saya yang ngelanjutin. Karena mungkin kalau Bapak mah lebih ke piringan hitam, aku lebih ke kaset karena saat ini mah lagi naiknya kaset kalau di Bandung itu,” ujarnya.
Baginya, menjual dan mendengarkan kaset adalah cara untuk mengenang ayahnya. “Kenangan sama orang tua sih, apalagi orang tua sama-sama penyuka rilisan fisik gini. Jadi, saya suka ngedengerin lagu tuh kadang suka nginget kenangannya. Apalagi kaset yang baru pertama beli dan masih disimpen tuh kayak itu sampai harus nyimpen uang jajan, sampe harus gak jajan berapa hari, harus berjuang belinya jauh. Apalagi ke toko-toko (dulu) yang masih ada itu rasa kenangan waktu SD tuh masih ada.”
Tak hanya sebagai pengingat masa lalu, barang-barang seperti kaset juga dinilai memiliki nilai investasi –baik secara emosional maupun finansial.
“Harapan aku, orang-orang beli barang ini tuh untuk melestarikan juga ya, apalagi musik gitu. Harapan aku juga, barang-barang ini tuh ada terus sampe kita tua dan menjadi hobi yang menurut aku ini sangat asyik. Apalagi kalau kalian suka bandnya, kan beda ya dengerin digitalnya dengan ini.” tutup Ade.
*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lainnya tentang pasar