• Berita
  • Srikandi Pasundan Membuka Layanan Point of Care, Program Deteksi Dini HIV bagi Minoritas Gender

Srikandi Pasundan Membuka Layanan Point of Care, Program Deteksi Dini HIV bagi Minoritas Gender

Layanan layanan Point of Care (POC) bertujuan mendeteksi dini HIV terutama bagi kelompok minoritas gender. Srikandi Pasundan membuka layanan ini dua kali seminggu.

Layanan Point of Care (POC) untuk mendeteksi dini HIV sekaligus memberikan obat pencegahan kepada kelompok rentan di Bandung, 21 Mei 2025. (Foto: Wilda Nabila Yoga/BandungBergerak)

Penulis Wilda Nabila Yoga 28 Mei 2025


BandungBergerak.idHIV bisa menjangkit semua orang yang melakukan aktivitas seksual berisiko. Maka, mereka berhak mengakses pelayanan tes Human Immunodeficiency Virus atau HIV dan pencegahannya. Layanan ini juga diperlukan oleh kelompok minoritas gender. Untuk menjawab kebutuhan ini, Dinas Kesehatan Kota Bandung bekerja sama dengan Srikandi Pasundan (SP), komunitas transpuan di Jawa Barat, membuka layanan Point of Care (POC) yang bertujuan mendeteksi dini HIV sekaligus memberikan obat pencegahan kepada kelompok rentan.

Srikandi Pasundan berperan sebagai jembatan antara program dan komunitas sasaran agar layanan Point of Care bisa berjalan. Program POC juga melibatkan puskesmas-puskesmas di Kota Bandung. Luvhi (53 tahun), Ketua Srikandi Pasundan, menjelaskan saat ini terdapat 12 puskesmas serta 3 puskesmas baru yang terlibat secara bergiliran dalam melayani program POC. Orang yang mengakses layanan ini akan mendapatkan rekomendasi medis yang tepat.

“Jadi, di sini ada pemeriksaan tes HIV-nya untuk temen-temen LSL (laki seks laki) atau transpuan. Jadi, kalo dia hasilnya negatif, dia diarahkan untuk ambil PrEP, obat pencegahan. Kalau positif, dia diarahkan untuk pake obat ARV-nya,” jelas Luvhi, kepada BandungBergerak, 21 Mei 2025.

Berdasarkan data Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA) periode Januari–Juni 2024, dari 3.182.913 orang yang menjalani tes HIV, ditemukan 31.564 kasus positif (1 persen), dan sebanyak 23.375 orang (74,1 persen) di antaranya telah mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV).

Baca Juga: Target Nol HIV AIDS di Bandung Masih Melupakan Pentingnya Edukasi
Dua Dekade Rumah Cemara: Menggapai Kemandirian dalam Kerja Panjang Menghapus Stigma

Layanan Point of Care sudah berlangsung sejak awal 2025 dan dilakukan setiap minggu sekali di dua tempat, yaitu di Leuwisari dan di kantor Srikandi Pasundan yang terletak di Jalan Gumuruh No. 111, Bandung, dari pukul 13.00 hingga 17.00. Jadwal pasti ditentukan oleh Dinas Kesehatan dan diumumkan melalui media sosial Srikandi Pasundan.

Layanan Point of Care diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV, terutama bagi mereka yang aktif secara seksual. Layanan ini mendapatkan respons positif dari masyarakat, terutama karena tidak dipungut biaya dan obat yang diberikan pun gratis.

“Antusiasmenya cukup bagus kalau menurut aku ya. Karena setiap kali ada layanan POC, lumayan cukup banyak, bisa sampe 20–25 sekali layanan,” ujar Luvhi.

Selain tes HIV, layanan POC juga menyediakan tes sifilis. Dengan adanya program Point of Care, kasus-kasus baru dapat terdeteksi. Sementara kelompok rentan yang hasil tesnya negatif bisa segera mendapat obat pencegahan PrEP. 

Obat PrEP tersedia dalam dua jenis: yang dikonsumsi setiap hari (daily) dan yang dikonsumsi pada waktu tertentu, tergantung pada aktivitas seksual masing-masing. Untuk mereka yang memiliki aktivitas seksual tinggi, seperti pekerja seks, dianjurkan mengonsumsi obat secara harian. Sedangkan mereka yang aktivitas seksualnya lebih rendah cukup mengonsumsinya sesuai kebutuhan.

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Wilda Nabila Yogaatau artikel-artikel lain tentang Minoritas Gender

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//